Mokh. Kurdi: Hasil Tekun Berwirausaha

Nama                                : Mokh. Kurdi
Tempat, tanggal lahir       : Malang, 9 Agustus 1965
Nama istri                        : Siswati
Nama anak                       : Syah Reza Pahlevi dan Aufa Rakhmawati K. P
Tahun masuk UM             : 1984,     Tahun lulus: 1989
Program studi                  : Pendidikan Tata Niaga
e-mail                              : kurdingalam@yahoo.com
Pengalaman organisasi    : ketua pondok, wakil ketua HMJ Tata Niaga
Riwayat pendidikan          : SDN Majang Tengah Dampit
SMP Negeri Turen
SMA Negeri 2 Malang
IKIP Malang
Pengalaman kerja        : Guru, wirausaha dari kecil
Motto             : Hidup senang sambil ber-apa saja

Universitas Negeri Malang yang telah berdiri sejak tahun 1954 telah meluluskan banyak wisudawan. Mereka tersebar di berbagai daerah baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu wisudawan UM yang sukses adalah Mokh. Kurdi, alumni UM ini menjadi direktur sebuah PT dan CV. Bagaimana kisah sukses ini diukirnya? Simak hasil wawancara reporter Komunikasi berikut.

Apa saja kegiatan dan aktivitas usaha yang Bapak lakukan sekarang ini?
Kegiatan sehari-hari saya pergi ke kantor. Selain itu saya menjabat sebagai Direktur utama PT. Tritama Bina Karya (bidang usaha ketenagakerjaan) dan Direktur utama CV. Refa Mandiri (bidang usaha Laboratorium Klinik, Apotek, dan Rumah Sakit).
Seperti apa kehidupan Bapak  selama masih menjadi mahasiswa UM?
Sejak SMA hingga menjadi mahasiswa di UM, saya tinggal di Pondok Pesantren Al Islam, Kidul Pasar, Malang. Saya bertugas pula sebagai ketua pondok mahasiswa PP Al Islam. Karena kehidupan yang serba terbatas, sejak semester pertama kuliah, saya sudah memulai berwirausaha.
Apa saja bentuk kegiatan wirausaha yang Bapak lakukan?
Saya menjual kalender sablon, sampul ijazah, kaos olahraga ke SMP dan SMA di wilayah Malang. Tak hanya itu, setiap Idul Adha, saya juga bekerja sebagai pemasok atau penyalur hewan kurban ke perguruan tinggi, SMP dan SMA di kota Malang. Selain itu, tiga kali dalam seminggu saya juga memberikan pelajaran tambahan untuk siswa SMP sambil mengajar mereka membaca Al-Quran. Semua itu saya lakukan karena keterbatasan ekonomi.
Bagaimana perjalanan karir Bapak sehingga bisa menjadi pengusaha sukses?
Belajar saat berada di bangku kuliah, saya coba aplikasikan dalam kehidupan nyata dan akhirnya membuahkan keuletan. Tahun 1989 saya lulus dari UM (dahulu IKIP Malang), saat lulus itulah saya langsung mengajar di SMA swasta selama tiga hari dalam seminggu. Tiga hari yang lain, saya gunakan untuk memulai usaha sebagai pengepul telur bebek di daerah Turen dan Dampit, selanjutnya telur tersebut dikirim ke pabrik krupuk Finna Sidoarjo. Uang hasil usaha tersebut kemudian diputar lagi ke perdagangan beras dan mebel yang dijual kredit tanpa bunga. Tahun 1992 saya membuka toko emas kecil di pasar Wajak Kabupaten Malang. Namun, sayangnya pada tahun 1998 terjadi krisis di Indonesia yang menyebabkan perdagangan emas terpuruk, sehingga saya harus menjual toko emas saya. Saat itu, saya pikir bisnis di bidang ketenagakerjaan adalah bisnis yang cocok di masa itu. Dari tahun 1998 inilah bisnis yang sebenarnya dimulai.
Bagaimana perjalanan bisnis Bapak selanjutnya?
Tahun 1998 saya memulai bisnis pengiriman TKI, berkembang sangat pesat dengan bendera PT. Tritama Bina Karya. Tahun 2002 toko emas kembali saya buka. Tahun berikutnya saya memulai usaha apotek di Jalan Gajayana Malang. Saya juga membuka Laboratorium Medis Karya Nusantara Medical pada tahun 2005. Dua tahun kemudian, yakni pada 2007 saya membuka Rumah Sakit Refa Husada. Dan pada tahun 2009 PT. Tritama Jaya Abadi. Tahun 2004-2007 saya menjadi wakil ketua APJATI Jawa Timur. Pada 2009 saya diangkat sebagai wakil ketua komite tetap Pengembangan Usaha Ketenagakerjaan Bidang Ketenagakerjaan dari Kadin Jawa Timur.
Menurut Bapak potensi apa yang harus dimiliki oleh wisudawa UM agar dapat mengembangkan diri terutama dalam menghadapi tantangan zaman?
Menurut saya, potensi yang harus dimiliki oleh wisudawan UM dalam menghadapi tantangan zaman adalah jiwa pantang menyerah dan harus mengikuti perkembangan teknologi dan budaya.
Bagi Bapak, apa kunci kesuksesan itu?
Mencoba dan mencoba lagi. Apabila menemui kegagalan, anggaplah bahwa gagal adalah bagian dari ilmu nyata untuk sukses. Mulailah sambl berhitung, bukan berhitung tanpa memulai. Sukses pasti butuh banyak tangan, maka mengertilah dengan orang lain. Lebih baik menjadi tuan kecil daripada menjadi pelayan besar. Dan jangan lupa, berdo’a, sabar, dan tawakal.
Pesan untuk wisudawan UM?
Hari ini Anda selesai dari peperangan di Perguruan Tinggi. Anda harus bersyukur tapi jangan berbangga diri, karena hari esok belum pasti. Oleh Karena itu, wisudawan UM mulailah dari hari ini untuk mengubah pola pikir diri yang jauh lebih mandiri tanpa harus menunggu mencari pekerjaan setiap hari. Berpikirlah untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Salam sukses dari kakakmu.