Judul Film    : 3 idiots
Aktor/aktris    : Aamir Khan, R. Madhavan, Sharman Joshi, Boman Irani,  Omi Vaidya, Kareena Kapoor
Tanggal Rilis    : 23 Desember 2009 (US &
UK), 25 Desember 2009               (India)
Distributor    : Vinod Chopra Production
Sutradara    : Rajkumar Hirani
Peresensi    : Tria Wulandari

“Hidup adalah sebuah perlombaan, jika Anda tidak cepat, maka Anda akan diinjak-injak.” Itulah pesan dari Viru Sahastrabdhhe, rektor  Institute College Engineering (ICE) saat menyambut mahasiswa barunya. Di India, ada sebuah tradisi ketika seorang anak baru dilahirkan, maka ia akan mendapatkan status. Jika anak laki-laki, nantinya ia harus menjadi insinyur, sedangkan jika perempuan, maka kelak ia harus menjadi dokter. Bagi kebanyakan orang tua yang telah mendedikasikan segalanya untuk pendidikan, maka taruhannya sangat tinggi. Namun, doktrin ini tidak selalu berlaku untuk tiga orang mahasiswa ICE,  Raju, Rancho, dan Farhan. Mereka menyadari bahwa tidak selamanya masa depan mereka akan tercatat di buku teknik.


Film ini berawal dari dua orang sahabat, Farhan (R. Madhavan) dan Raju (Sharman Joshi) yang sedang mencari sahabat mereka, Rancho (Aamir Khan). Dalam pencarian Rancho, Farhan dan Raju harus rela bersama  Chatur Ramalingam teman mereka saat di universitas dulu. Ia adalah seorang yang suka  pamer dan menyebalkan.  Farhan mengingat masa-masa kuliah di ICE, sebuah kampus paling bergengsi di India. Ia dahulu kuliah hanya menuruti keinginan orangtuanya saja, karena di hati kecilnya Ia ingin menjadi fotografer. Selama kuliah di ICE, ia tinggal di asrama dan di sanalah ia dipertemukan dengan sahabatnya, Raju dan Rancho. Raju berasal dari keluarga yang memprihatinkan. Ayah Raju berprofesi sebagai tukang pos, tapi akhirnya ayahnya harus berhenti lantaran penyakit stroke. Apalagi tidak adanya biaya mengharuskan ayah Raju tetap dirawat di rumah tanpa pengobatan dokter. Selain itu, Raju juga tinggal dengan seorang kakak yang belum bisa menikah karena tidak mempunyai emas seharga 800 rupe. Sedangkan ibu Raju adalah pensiunan guru. Pada akhirnya, Rajulah harapan satu-satunya untuk mengentaskan kemiskinan keluarganya. Hal ini berdampak pada mental Raju sehingga mengakibat ia kurang percaya diri. Berbeda dengan Raju, Rancho adalah mahasiswa yang jenius, kritis, dan memiliki keunikan pola berpikir. Ia memiliki sebuah mantera ajaib, all is well.
Dari sinilah kehidupan mereka bertiga dimulai. Suka duka mereka lalui bersama. Mereka harus berhadapan dengan rektor mereka, Viru Sahastrabdhhe yang seringkali dijuluki Virus. Hal ini karena sifatnya yang tidak manusiawi dan selalu menganggap dirinya paling benar. Kekritisan Rancho terhadap sistem pendidikan yang diterapkan di kampus mereka selalu menuai masalah. Para dosen seringkali dibuat kehabisan kata-kata oleh Rancho saat berdiskusi dalam kuliah.
Selain itu, mereka juga bermasalah dengan Chatur yang selalu terobsesi menjadi juara pertama tapi selalu dikalahkan Rancho. Chatur menganggap dirinya mahasiswa paling pandai. Ia hafal dengan teori-teori dalam buku. Berbeda dengan Rancho, ia selalu memahami ilmu yang telah diperoleh dan mengaplikasikannya. Suatu ketika Chatur menantang Rancho untuk bertaruh, siapakah di antara mereka berdua yang paling sukses.
Dalam perjalanan kuliah mereka, Rancho  pernah berkata kepada Farhan, ”Kau tahu kenapa aku bisa menjadi nomor satu? Itu karena aku mencintai mesin. Sedangkan kau, duniamu bukanlah di sini. Kau mencintai hewan tetapi kau menikah dengan mesin. Seharusnya kau mengirimkan surat lamaran ini dan jadilah fotografer alam liar sesuai impianmu.” Rancho juga berusaha menyadarkan Raju. Namun Raju dan Farhan tidak dengan mudah mengikuti nasihat Rancho hingga akhirnya ia membuat taruhan dengan kedua sahabatnya itu. Rancho akan menyatakan rasa cintanya pada Phia, putri Virus jika Farhan berani mengatakan pada ayahnya jika ia ingin menjadi fotografer, bukan menjadi insinyur. Sedangkan Raju harus melepas cincin di jarinya yang ia percaya menjadi jimat keberuntungan. Pada akhirnya, Rancho mengatakan rasa cintanya pada Phia dan taruhan ini mengubah kehidupan Farhan dan Raju.
Farhan pun mampu mengatasi ketakutan dirinya dan Ia berani mengatakan pada ayahnya bahwa ia ingin menjadi fotografer. Tak jauh beda dengan Farhan, setelah Raju sembuh dan keluar dari rumah sakit karena aksinya melompat dari gedung lantai tiga, dengan penuh keberanian ia mengikuti wawancara kerja dan akhirnya diterima.
Pada saat kelulusan, Rancho tetap menjadi juara pertama sebagai predikat terbaik. Namun sayang, setelah ia lulus, ia memilih untuk pergi tanpa berpamitan pada siapa pun. Hal ini membuat Raju dan Farhan sangat kehilangan. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Rancho.
Secara keseluruhan, sebenarnya daya tarik dalam film ini adalah penampilan Aamir Khan. Diusianya yang telah menginjak kepala empat, ia benar-benar bisa memerankan karakter seorang mahasiswa pemberontak tapi cerdas, kritis, dan berani. Film yang disutadarai oleh Rajkumar Hirani ini tidak seperti pemikiran kebanyakan orang bahwa film India cenderung dengan cinta-cintaan saja. Rajkumar dengan apik menata alur cerita, mulai dari persahabatan, keceriaan, bumbu cinta, drama kekeluargaan yang menyeka air, mata serta bumbu komedi yang amat kental. Tidak lupa dengan ciri khas film India, yaitu nyanyian dan tarian.
Walaupun dalam alur ceritanya Rajkumar menggunakan alur flash back selama sepuluh tahun sehingga terkadang membingungkan, tapi penonton dijamin  akan selalu lekat dengan mantera all is well. Dalam sebuah film terlebih lagi yang paling penting juga pesan yang disampaikan. Film ini boleh dikatakan  hampir semua plotnya mengandung pesan moral keberanian, kepemimpinan, kebaikan, dan  pengorbanan. Selain itu, betapa pentingnya mengejar mimpi yang benar-benar kita cintai dan indahnya sebuah kejujuran dalam hidup ini.

Peresensi adalah mahasiswa Matematika 2008 dan aktif di UKM Penulis