Sungguh membanggakan. Dua civitas Universitas Negeri Malang  (UM) berhasil menjadi pemenang Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2010. IWIC merupakan ajang kompetisi dan apresiasi terhadap berbagai karya inovasi wireless oleh generasi muda Indonesia yang diselenggarakan oleh Indosat. Adalah David H. Wahid, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (PTI) 2007, Fakultas Teknik (FT)dan Didik Dwi Prasetyo ST. MT., dosen Jurusan Teknik Elektro berhasil mengharumkan nama UM di kancah nasional.
Terdapat dua inovasi aplikasi yang dilombakan pada kompetisi IWIC, yaitu games and entertaiment dan commerce. Kedua tema tersebut dipilah menjadi tiga kategori, yakni android, broadband, dan other devices. Pada commerce terdapat pula kategori blackberry sehingga totalnya terdapat tujuh kategori yang dilombakan. David, begitu dia biasa disapa, mengikuti kategori games and entertaiment-broadband dengan mengajukan aplikasi berjudul Liar Book. Sedangkan Pak Didik mengikuti kategori commerce-broadband dengan mengajukan judul Interactive Multimedia Learning System.
Kompetisi IWIC 2010 merupakan yang pertama bagi David. Awalnya ia mengajukan Liar Book sebagai judul Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Namun, menurut dosen pembimbing, konsep Liar Book sangat cocok untuk diikutkan pada IWIC. Jadilah ia mengajukan proposal dan mengikuti kompetisi ini. Liar Book merupakan digital live year book yang dalam pengaplikasiannya dibuat seperti jejaring sosial dengan sistem on line. Pada Liar Book anggotanya adalah komunitas pertemanan sekolah. Ide menciptakan Liar Book diperoleh David tatkala ia menyadari mengenai semakin mahalnya buku kenangan sekolah. Berbeda dengan buku kenangan, dengan  Liar Book kita dapat keep in touch dengan teman-teman lama kita yang bahkan sudah terpisah jauh dengan kita. Liar Book juga menghadirkan aplikasi-aplikasi seperti chat, up date status, dan polling the best photo of the week.
Pada IWIC, proses seleksi dimulai dengan pengumpulan proposal, seleksi regional, dan seleksi secara nasional. David sempat tidak percaya bahwa karyanya lolos final. Ia hanya membutuhkan waktu seminggu sebelum babak final untuk membuat local host dari Liar book yang akan dipresentasikan di depan juri. Karena hanya dalam bentuk prototip, David mengaku tidak mengeluarkan biaya saat membuatnya. Untuk hasil karyanya ini, David mendapatkan juara II pada games and entertaiment kategori broadband.
Sebanyak 21 finalis dari seluruh Indonesia mengikuti babak final yang diadakan pada tanggal 22 November 2010 di Gedung Indosat Pusat Jakarta. Pada babak final tersebut, terdapat sesi presentasi, demo produk, dan tanya jawab. Tim juri yang melakukan penilaian berasal dari para pakar telekomunikasi dan industri teknologi wireless, baik dari kalangan akademisi, media, maupun vendor jaringan. Peringkat pemenang diumumkan pada keesokan harinya, 23 November 2010 bertepatan dengan acara Seminar Indonesia International Conference (IIC).
“Nggak nyangka bisa masuk final, karena semua yang masuk final sebenarnya adalah pemenang. Finalis lain rata-rata merupakan mahasiswa S2 atau sudah bekerja serta sudah berpengalaman,” aku David.
Kompetisi IWIC 2010 bukan sesuatu yang baru bagi Pak Didik karena sebelumnya beliau juga sempat berpartisipasi dalam ajang yang sama pada tahun 2009. Berbeda dengan David yang mengikuti IWIC secara individu, Pak Didik tergabung dalam tim yang terdiri dari dosen-dosen Jurusan Elektro. Di antaranya adalah Triyanna Widyaningtyas, S.T., M.T. dan Yuni Rahmawati S.T., M.T. Interactive Multimedia Learning System merupakan sebuah media pembelajaran yang ditujukan pada anak-anak dengan learning disability (kesulitan belajar). Pada aplikasi yang dinamakan Sahabat Belajar ini, terdapat konten untuk membaca dan berhitung. Selain itu, Sahabat Belajar dapat dimanfaatkan untuk membuat game dan latihan.
Berpijak pada latar beliau pada kependidikan dan IT, Bapak Didik berusaha mencari cara bagaimana untuk menggabungkan keduanya. Kemudian tercetuslah ide untuk membuat Interactive Multimedia Learning System ini. Adanya sosialisasi mengenai IWIC di UM beberapa waktu lalu dan semangat untuk membuat nama UM semakin dikenal pada kancah nasional juga merupakan motivasi Pak Didik beserta tim untuk mengikuti ajang  IWIC 2010. Karya beliau berhasil mendapatkan juara II pada kategori commerce bidang broadband.
“Saya berharap prestasi ini dapat menular ke segenap civitas Universitas Negeri Malang, karena sebenarnya banyak yang potensial namun sayangnya masih kurang motivasi,” harap Pak Didik.
Secara keseluruhan, penilaian IWIC digarisbesarkan pada kesesuaian tema. Pada commerce, yang dititikberatkan adalah unsur komersialisasi dan potensialisasi penerapan pada masyarakat. Sedangkan pada games and entertaiment, yang diperhatikan adalah unsur orisinalitas, nilai jual, dan implementasi. Selanjutnya, para finalis juga mengikuti training inkubasi bisnis yang diselenggarakan oleh ITB. Pada training tersebut, para finalis diajarkan mengenai rencana bisnis untuk mengembangkan inovasi aplikasi masing-masing.Jeng