Senin (22/11), sebuah perhelatan digelar di Ruang Seminar Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Negeri Malang (UM). Acara yang digelar oleh Pusat Studi Wanita  (PSW) ini bertajuk “Consultative Meeting untuk Pembangunan Jejaring PSW/PSG se-Provinsi Jawa Timur”.
Kegiatan yang mayoritas dihadiri kaum hawa ini bertujuan untuk menindaklanjuti Jejaring PSW/PSG yang telah dikembangkan oleh empat PSW/PSG penerima Block Grand Revitalisasi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti). Keempat PSW/PSG tersebut adalah Universitas Brawijaya, Instut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Muhammadiyah Jember, dan Universitas Negeri Malang.
Acara yang dimulai pada pukul 09.00 ini selain dihadiri oleh 55 orang perwakilan PSW/PSG, mitra PSW/PSG, dosen, peneliti, pemerhati gender, perwakilan pesantren, dan LSM,  juga dihadiri oleh wakil dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ir. Agustina Erni, M.Sc. dan Ketua Lemlit UM, Prof. Dr. H. Ahmad Fatchan, M.Pd., M.P. sebagai narasumber kegiatan ini.
Dalam presentasinya, Dr. Lilik Nur Kholidah, M.Pd.I. memaparkan bahwa visi jaringan forum PSW/PSG Jawa Timur adalah sebagai rujukan dalam pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang menunjang pembangunan yang responsif gender. Selain itu, Dr. Endang Kartini, M.S., Apt. dalam presentasinya mengatakan bahwa salah satu tugas penting PSW/PSG adalah memberi pemahaman kepada masyarakat akan arti gender. Menurut beliau, gender adalah kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dalam menjalankan tugas-tugas tertentu (aspek-aspek tertentu). Memahami arti gender, feminisme, dan emansipasi penting dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman akibat ketidaktahuan tersebut. Gender merupakan sarana pemberian kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk bermitrasejajar dalam hal pendidikan, pekerjaan, berpendapat, dan pengambilan keputusan.
Sedangkan Ibu Agustina dalam menyajikan materinya sedikit menyinggung masalah gender menurut perspektif laki-laki. Hadirin sempat tertawa ketika Ibu Agustina bertanya kepada salah satu peserta laki-laki, “Ketika ditanya tentang jender, Anda merasa lebih nyaman menjadi laki-laki atau perempuan?”
“PSW memiliki SDM luar biasa untuk membangun program pemerintah,” ujar Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. selaku ketua pelaksana kegiatan. “PSW memberikan pemahaman akan kemitrasejajaran dan keadilan gender dalam keharmonisan. Sebab, gender Indonesia berbeda dengan Barat. Gender Indonesia harus harmonis dengan aspek-aspek lain seperti agama, budaya, dan aspek lainnya,” lanjut beliau
Roy