Jika kebetulan tengah melintas di depan gedung G6, cobalah menengok dan memperhatikan dengan lebih cermat. Ada nuansa yang berbeda di salah satu deretan gedung di kawasan Fakultas Teknik (FT) tersebut. Di gedung paling pojok terdapat gambar dan cat yang didominasi warna merah pada tembok bagian depan. Di sanalah tepatnya, distro D’Zes hadir dan mencoba menawarkan sesuatu yang berbeda dengan harapan bisa memberikan inspirasi bagi civitas akademika UM.
Sejarah berdirinya distro ini sendiri diawali pada 2008. Ketika itu, lima mahasiswa yang sama-sama berasal dari Jurusan Tata Busana 2007 mengajukan Program Kreatifitas Mahasiswa Wirausaha (PKMW) berbasis jurusan. Ide yang mereka usung dalam proposal adalah usaha konveksi dan distro. Ketika pada 2009 usulan itu diterima, ide yang pertama kali terealisasi adalah konveksi. Ide membuka distro belum bisa diwujudkan karena tidak adanya tempat.
Kendala tempat tersebut dapat diatasi dengan adanya janji dari pihak jurusan untuk memberikan bantuan tempat. Alhasil, ide yang sempat tertunda berbuah nyata. Pada Selasa (18/01) lalu, distro kampus D’Zes mengadakan peresmian di gedung yang telah disediakan oleh pihak jurusan, yaitu gedung G6 101 yang pada mulanya adalah ruang kelas. Peresmian ini dihadiri oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dekan FT, Kabag Kemahasiswaan UM, dan para dosen FT. Saat peresmian berlangsung, distro ini berhasil menjual 18 items produk dengan memberikan diskon sebesar 15%.
Pemilihan nama D’Zes sendiri diakui oleh Jora Nilam Judge selaku accounting hanyalah sebuah kebetulan. D’Zes adalah bahasa Belanda yang memiliki arti enam. Lima orang penggagas distro ini sangat dekat dan hampir selalu bersama-sama dengan pembimbing mereka, Ibu Sri Eko Puji Rahayu. Keenam orang inilah yang menjadi tiang penegak utama di distro ini.
Selain menjual barang buatan sendiri, D’Zes juga membeli dari luar dan menerima titipan produk dari mahasiswa dengan memperhatikan kualitas dan harga. Distro ini juga menerima pesanan untuk pembuatan jaket, jas, seragam kerja, dan lain-lain. Untuk saat ini, produk yang dijual meliputi kaos, kemeja, tas, kardigan, dompet, dan aksesoris (topi, kaca mata, gelang, ikat pinggang, kalung, dan lain-lain). Harganya mulai Rp3000 sampai Rp100.000 ke atas. ”Kita yang utama menekan harga. Selain itu kita ada exclusive design dimana untuk baju kita hanya mengambil satu item biar enggak pasaran,” terang Jora yang juga merupakan mahasiswi semester VIII Tata Busana. Sementara itu, Elisa Rusdiana selaku ketua distro D’Zes mencurahkan impiannya untuk distro yang baru saja lahir ini. ”Alhamdulillah banyak yang datang ke sini. Tiap minggu kita ada produk baru. Impian ke depannya, masih pengen mengembangkan distro dari segi produk dan interiornya.”Nur