Demokrasi menjadi bagian penting menuju sebuah perubahan. Proses ini melibatkan peran dari pemilih aktif untuk menjatuhkan pilihan mereka kepada siapa kandidat yang layak dijadikan pemimpin. Hal ini senada dengan Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dalam menggunakan haknya memilih Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa BEM UM 2011. Pada hari pemilihan, Senin (31/01),  14.500 surat suara disediakan KPU UM.  Sehari sebelumnya, KPU UM sendiri melakukan briefing terakhir untuk mempersiapkan mengenai jalannya pemilu pada Ahad (30/1).  Di antara hasilnya adalah KPU UM menyiapkan 14 TPS yang tersebar di semua fakultas  UM dan beberapa cabang institusi bagian UM  seperti di Blitar dan Sawojajar. KPU menyediadakan 2 atau 1 TPS pada tiap fakultas sesuai kondisi di lapangan.
“Khusus untuk TPS 14 yang ditempatkan di Sasana Budaya, KPU UM menggunakannya untuk pemilihan presma bagi anggota KPU UM sendiri yang akan menggunakan haknya,” tegas Achmad Budiman, Ketua KPU UM saat diwawancara pada Senin (07/02).
Saat meliput jalannya pemilu, terlihat suasana sepi di sekitar TPS. Barulah sekitar pukul 12.00 siang tampak keramaian pemilih di beberapa TPS. “Bingung nih, harus pilih siapa,” ujar Arif, salah satu pemilih yang menuju TPS 1 di gedung D1 FIP. Sebagian besar mahasiswa belum mengenal betul kandidat pasangan Capres dan Cawapres UM. Padahal, sebelumnya telah diadakan pawai tiap-tiap kandidat dengan mengelilingi kampus UM pada Rabu (26/01). Pawai ini disertai dengan orasi visi misi tiap kandidat  dan diikuti dengan pembagian selebaran tiap calon.  Pawai ini mengambil start dari Sasana Budaya dengan rute ke FIK, FIS, Gedung Pancasila, FMIPA, Sastra gedung B, FIP, Ekonomi, FIP gedung C1, FIS gedung I, Pujasera, FT, dan diakhiri di FS gedung J.
“Genggam erat dalam persaudaraan menuju BEM UM yang progresif dan berdedikasi dalam perubahan konstrutif,” ujar pasangan capres dan cawapres BEM nomor urut 1, Rudy Hariyanto-Muh. Syaifullah membeberkan visi misinya. Adapun juga misi Pasangan nomor urut 1 adalah membangun karakter BEM UM yang berintegritas, plural, solid, peka dan profesional.  Sayangnya pawai pada 26 Januari tidak diikuti oleh pasangan nomor urut 2, Achmad Zainuri Arif–M. Amry Mukhtarifin.  Hanya ada selebaran yang berisi ajakan untuk menjadi pemilih yang cerah dan mencerahkan dan ajakan untuk bergabung di FB pasangan calon berjuluk Army Pelangi.
“Kami sendiri sudah memberikan jadwal kampanye pada tiap calon. Namun, terjadi kesalahpahaman,” tegas Achmad Budiman.
Malam harinya, diadakan penghitungan suara secara langsung di gedung Sasana Budaya. Kegiatan ini digelar selama kurang lebih sepuluh jam yang dimulai dari pukul 21.00-6.30 WIB.  Jadwal ini molor beberapa jam dari jam seharusnya, yaitu pukul 19.00 WIB. Penghitungan suara dilakukan secara manual dan disaksikan oleh kandidat,  mahasiswa, tim sukses kandidat, dan beberapa perwakilan dari organisasi ekstrakampus.
“Secara resmi, suara sah untuk pasangan nomor urut 1 sebanyak 2.112 suara dan pasangan nomor urut 2 sebanyak 696 suara dengan suara  tidak sah mencapai 267 suara serta abstain sebanyak 27 suara.  Total suara keseluruhan adalah 3.102  suara,” ujar Achmad.
Secara statistik, Achmad menjelaskan pula bahwa pemilu tahun ini mengalami peningkatan sebesar 35 % dalam penggunaan hak suara . Hal ini tidak lepas dengan kinerja KPU dalam menyosialisasikan pemilu kepada seluruh mahasiswa UM.
“Pada hari pemilihan, kami mengoordinasi seluruh anggota KPU untuk mengajak semua mahasiswa datang ke TPS untuk memilih,” jelas mahasiswa Sastra Inggris 2009.
Lebih lanjut, Achmad juga menyebutkan beberapa hal yang perlu dievaluasi, seperti komunikasi antaranggota KPU dengan calon,  komunikasi antara KPU dan KPF.
“Untuk calon ke depannya, KPU bisa menjaring yang  lebih baik lagi,” jelas Ketua KPU.
Bila dilihat dari jumlah mahasiswa UM  yang mencapai 15 ribuan, keberadaan Pemilu seolah-olah menjadi angin lalu. Hanya sekitar 20,68% saja atau 3.102 mahasiswa yang peduli dengan momen pemilu. Angka ini menjadi evaluasi bagi KPU pada tahun mendatang untuk meningkatkan angka partisipasi mahasiswa dalam memilih. Apa pun itu, kita perlu mengapresiasi kinerja KPU tahun ini untuk menyukseskan pemilu sampai selesai.Ang