Terkait dengan usaha peningkatan mutu dan keterampilan mahasiswa, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, UM menyajikan beberapa mata kuliah paket yang dahulu lebih dikenal dengan mata kuliah minor. Salah satunya adalah mata kuliah paket yang saat ini memiliki jumlah mahasiswa terbanyak, yaitu paket Bahasa Jawa.
Sebetulnya, mata kuliah pilihan ini telah lama ada, tapi dulu belum begitu banyak peminatnya. Dari jumlah dua belas mahasiswa pada 2002, kemudian berangsur naik hingga mencapai jumlah kurang lebih seratus mahasiswa pada 2007, dan mulai stabil selama tiga tahun terakhir. Hal ini merupakan kemajuan yang sangat pesat. Selain pengetahuan tentang bahasa dan kesusastraan Jawa, mahasiswa dalam mata kuliah ini diberi pembelajaran nembang Jawa, menulis, dan membaca teks huruf Jawa.
Meninjau prospek ke depan, pengampu 15 sks dari paket Jawa ini mempunyai dua kewenangan untuk mengajar, yaitu bisa mengajar Bahasa Indonesia atau mengajar Bahasa Jawa, khususnya bagi mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Bagi mahasiswa nonkependidikan, keuntungan yang diperoleh adalah mendapat pendalaman ilmu selain Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping kedua hal itu, hal yang terpenting adalah melindungi dan melestarikan bahasa Jawa yang mulai terkikis di era global saat ini. Banyaknya tenaga pengajar bahasa Jawa yang dibutuhkan di lapangan saat ini membuktikan bahwa mata kuliah paket Jawa sangat prospektif. Meskipun hanya 15 sks, pihak jurusan dan fakultas mengupayakan pembelajaran seintensif dan seefektif mungkin untuk mencapai kualitas berdaya saing tinggi. Salah satu wujud usaha tersebut adalah pembentukan situasi pembelajaran yang disiplin, diadakannya Kuliah Kerja Lapangan ke berbagai sumber budaya Jawa, yakni Solo, Yogyakarta atau Bali, dan usaha pengembangan lain yang mampu memberi bekal cukup bagi mahasiswa.

Keuntungan Mahasiswa Paket Bahasa Jawa
Para Alumni Sastra Indonesia yang mengambil paket Bahasa Jawa cukup banyak yang menjadi tenaga pendidik Bahasa Jawa, bahkan mereka yang telah sukses juga ada yang diterima menjadi PNS sebagai guru bahasa Jawa bukan bahasa Indonesia. Menurut keterangan dosen paket Bahasa Jawa, Bapak Karkono, S.S. M.A., 15 sks yang mereka tempuh sudah mampu memenuhi kebutuhan di lapangan. Mungkin karena sekolah-sekolah banyak yang membutuhkannya. Meskipun demikian, alumni Sastra Indonesia bukan alumni yang asal-asalan. Mereka mampu bersaing dengan mahasiswa asli S1 Bahasa Jawa dari universitas lain, bahkan berada di posisi paling atas saat pengumuman hasil tes masuk CPNS. “Hal ini membuktikan bahwa paket Jawa yang kita miliki juga diakui dan dipertimbangkan oleh masyarakat,” papar Bapak Karkono saat diwawancara.
Hal itulah yang menjadi keuntungan bagi mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, khususnya yang mengambil pilihan paket Bahasa Jawa. Mereka mempunyai dua SIM untuk mengajar, yakni bisa mengajar Bahasa Jawa dan bisa mengajar Bahasa Indonesia. Nana Frida, salah seorang alumni yang berasal dari Ngawi dan sekarang mengajar Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia di SDN Sogaten, Kecamatan Mangoharjo, Madiun merasa sangat beruntung dengan adanya mata kuliah pilihan paket Bahasa Jawa. “Sekarang saya sudah punya SK Bahasa Jawa, mengajar Bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia kelas 6 di SD. Saya merasa tidak rugi memilih paket Jawa saat saya kuliah dulu,” terang alumni lulusan 2004 ini.

Usaha Pengembangan
Pihak Fakultas Sastra dan Jurusan Sastra Indonesia mewacanakan pengembangan yang cukup signifikan terhadap kelangsungan paket Bahasa Jawa ke depan, yakni menjadikan Pendidikan Bahasa Jawa sebagai program studi (prodi) di Fakultas Sastra. Hal ini merupakan usaha yang membanggakan bagi jurusan maupun fakultas mengingat budaya berbahasa Jawa yang semakin punah di era global dan banyaknya tenaga pengajar Bahasa Jawa yang dibutuhkan guna untuk melestarikan bahasa Jawa itu sendiri. Sekarang perencanaan ini tinggal menunggu keputusan untuk disetujui. “Jika tidak ada kendala, insyaallah tahun depan Prodi Bahasa Jawa akan segera dibuka,” ungkap Bapak Bustanul selaku Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia.
Pengembangan intensif bagi mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah adalah berupa program sertifikasi Bahasa Jawa. Bagi mahasiswa yang ingin mendapat sertifikat Bahasa Jawa tersendiri diperbolehkan mengikuti program ini. Keuntungan dari program ini cukup banyak. Selain memiliki ijazah S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, mahasiswa juga mempunyai legalitas formal terkait kemampuan berbahasa dan sastra Jawa. Program ini ditempuh selama enam belas kali pertemuan. “Program ini tentunya mampu membekali mahasiswa dan guru-guru yang mengikutinya. Mahasiswa yang masih kuliah pun juga bisa mengikuti karena hari yang dipilih adalah hari Sabtu dan Minggu. Untuk yang nantinya ingin mendalami bahasa dan sastra Jawa, program ini sangat membantu,” papar Bapak Bustanul. Dha