Oleh Wahyu Dwi Lestari

Listrik merupakan sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupannnya. Tanpa listrik kini rasanya seperti tidak bisa makan. Pasalnya, hampir semua pekerjaan menggunakan listrik, sedangkan tanpa bekerja manusia tidak bisa memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam perkembangannya, kini listrik juga sudah menembus ke daerah-daerah pelosok di seluruh Indonesia. Semua ini berkat jasa PT PLN. Untuk mengerti dari kinerja pihak-pihak yang berada pada PT PLN, pada 25 dan 26 Maret 2011, mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Mesin 2009 melakukan observasi di PT PLN yang berada di Karanglo Jalan A. Yani, Blimbing, Malang, Gardu Induk Polehan Malang  dan di Universitas Muhammadyah Malang (UMM). Observasi ini dilakukan untuk memperdalam ilmu tentang kelistrikan yang berkaitan dengan mata kuliah Teknik Tenaga Listrik. Observasi dilakukan di salah satu gardu induk listrik yang terdapat di kota Malang, tapi sebelum menuju gardu induk, para mahasiswa di arahkan ke PT PLN terlebih dahulu oleh Bapak Wakidi selaku dosen pembimbing untuk mengetahui prinsip kerja dari gardu induk tersebut. Gardu induk yang dikunjungi yaitu gardu induk yang berada di daerah Polehan Malang.
Penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh PT PLN menambah ilmu tersendiri bagi mahasiswa Teknik Mesin. Selain menangani listrik yang berada di wilayah Jawa, PT PLN juga melayani wilayah-wilayah di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan NTT. Adapun dari PT PLN sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi.
Pertama, bagian pembangkitan. Pembangkitan ditangani oleh dua PT dan satu perusahaan swasta, yaitu PT PJB, PT Indonesia Power, dan Swasta. Yang termasuk dalam PT PJB seperti Unit Pembangkitan Gresik, Unit Pembangkitan Brantas, dan Unit Pembangkitan Paiton unit 1 dan 2. PT Indonesia Power di dalamnya terdapat Unit Pembangkitan Perak, Unit Pembangkitan Grati, dan Unit Pesanggaran. Yang termasuk dalam swasta yaitu Jawa Power Paiton unit 5 dan 6 (PG), Paiton Energy unit 7 dan 8 (Emi), dan Unit Pembangkitan Gilimanuk. Kedua, bagian penyaluran. Di bagian penyaluran terdapat Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban Jawa Madura Bali (P3B). Beberapa yang bertugas untuk penyaluran di antaranya yaitu Region Jakarta Banten (RJKB), Region Jawa Barat (RJBR), Region Jawa Tengah (RJTD), dan Jawa Timur dan Bali (RJTB). Untuk lebih mempermudah pelayanannya, dari region-region ini masih dibagi lagi menjadi beberapa unit pelayanan transmisi seperti di RJTB beberapa unit pelayanan trasmisinya, yaitu Unit Pelayanan Transmisi Surabaya, Unit Pelayanan Transmisi Gresik, Unit Pelayanan Transmisi Kediri, Unit Pelayanan Transmisi Madiun, Unit Pelayanan Transmisi Malang, Unit Pelayanan Transmisi Probolinggo, Unit Pelayanan Transmisi Jember, Unit Pelayanan Transmisi Mojokerto, dan subregion Bali. Ketiga, bagian distribusi. Bagian distribusi dari PT PLN ini tersebar di berbagai wilayah, seperti distribusi DKI Jaya Tangerang, distribusi Jawa Barat, distribusi Jawa Tengah, distribusi Bali/wilayah NTT. Seperti di bagian penyaluran, untuk distribusi Jawa Timur terdapat beberapa Area Pelayanan Jaringan (APJ), di antaranya yaitu APJ Surabaya Utara, APJ Surabaya Selatan, APJ Surabaya Barat, APJ Gresik, APJ Mojokerto, APJ Bojonegoro, APJ Madiun, APJ Ponorogo, APJ Kediri, APJ Kediri, APJ Sidoarjo, APJ Pasuruhan, APJ Malang, APJ Jember, APJ Situbondo, dan APJ Banyuwangi.
Listrik berasal dari Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) dengan tegangan menengah mengalir ke Gardu Induk (GI) pada pembangkit. Dari GI pembangkit diberi Tegangan Ekstra Tinggi (TET) dan dialirkan ke GI saluran distribusi, kemudian diberi tegangan menengah lagi yang akan disalurkan ke beberapa Gardu Distributor (GD). Saluran ini disebut dengan saluran distribusi primer. Selanjutnya dari GD dengan tegangan rendah disalurkan ke pemakai. UPT Malang membawahi 20 GI, di antaranya yaitu GI Kebon Agung, GI Turen, GI Sengguruh, GI Gampingan, GI Karangkates, GI Blimbing, GI Sengkaling, GI Polehan, GI Lawang, GI Pakir, GI Selorejo, GI Pandaan, GI Sukorejo, GI Bulukandang, GI Bangil, GI Pier, GI Bumicokro, GI Wlingi, GI Sutami, dan GI Porong. Dalam kesempatan ini, mahasiswa Teknik Mesin mendapat kesempatan untuk melakukan pengamatan di GI Polehan Malang. GI  merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Fungsi Gardu Induk adalah untuk menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari pembangkit atau dari gardu induk lain.
Perkembangan iptek kini juga meningkatkan penggunaan akan energi listrik. PT PLN pun kini sudah menggalami krisis pasokan listrik. Dari hal ini, perlu adanya alternatif lain dalam rangka untuk menghemat penggunaan listrik. Semua ini tidak lain karena bahan bakar untuk menghasilkan listrik seperti bahan-bahan yang berasal dari fosil sudah semakin habis. Alternatif lain tersebut bisa berupa Pembnagkit Listrik Tenaga Air (PLTA), PLTG (Gas), PLTD (Disel), PLTP (Panas Bumi), PLTB (bayu/angin), dan PLTMH (mikrohidro) yang kini sudah dimiliki oleh UMM. Setelah mendapat ilmu tentang kelistrikan yang di berikan oleh PT PLN, esok harinya (26 Maret 2011) mahasiswa Teknik Mesin berkunjung ke UMM untuk melihat PLTMH dan PLTS (tenaga surya) yang telah dirintis. PLTMH merupakan pembangkit yang memanfaatkan air sebagai sumber  tenaganya. Sedangkan PLTS memanfaatkan panas matahari sebagai sumber tenaganya. Pemakaian sumber energi air dan surya ini akan menggantikan/ mengurangi pemakaian sumber energi fosil seperti solar.
Untuk mengidentifikasi potensi dan kendala dalam pengembangan PLTMH, terdapat empat parameter utama, yaitu ketersediaan air, potensi topografi, jarak area pemanfaatan, dan infrastruktur yang ada (Sewoyo dan Suwignyo, 2008). Jika semua parameter tersebut terpenuhi, akan mudah dalam melakukan proses pembuatannya. Menurut data yang ada di UMM, PLTMH yang terdapat di UMM mampu menyuplai listrik sekitar 79 Kw per jamnya. Adapun untuk PLTS mampu menyuplai listrik sekitar 1,5 Kw per jamnya. Hal ini sangat membantu PT PLN dalam pemasokan listrik. Jika semua wilayah di Indonesia mampu memanfaatkan alam sebagai sumber energi seperti dalam menyuplai energi listrik sendiri, maka tidak akan mengalami krisis pasokan listrik lagi. Tidak hanya itu, pemanfaatan alam akan mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari perut bumi, fosil misalnya. Karena tidak lama lagi fosil yang terus-menerus dikuras ini akan habis. Jika hal ini terjadi, maka keturunan kita tidak akan merasakan hasil dari perut bumi dan akan sengsara nantinya. Untuk itu, perlu digalakkan tentang penggunaan sumber energi baru yang bisa diperbaharui. Selain itu, kita juga harus hemat dalam penggunaan energi, tak terkecuali dalam penggunaan listrik seperti kalimat yang telah dihimbaukan oleh PT PLN, “Matikan listrik jika tidak diperlukan”.

Penulis adalah mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Mesin 2009