Oleh Zaza Rosi Windradini

Sejak lustrum ke-55, Universitas Negeri Malang (UM) telah mengembangkan jati dirinya sebagai The Learning University. Jati diri baru UM ini menjelaskan bahwa UM memiliki dua acuan yang saling melengkapi satu sama lain untuk mewujudkan tujuan menjadi kampus terbaik, yaitu sebagai organisasi pembelajaran dan sumber belajar. Kedua acuan ini akan membuat UM bukan hanya sebagai tempat mencari ilmu, tapi tempat mencetak generasi pembelajar yang unggul.
Genarasi yang unggul tersebut dapat tercapai bila didukung oleh suasana belajar yang nyaman. Lingkungan pendidikan yang nyaman akan menciptakan suasana yang hangat di antara penghuni UM sehingga visi dan misi dari UM dapat terwujud. Suasana yang nyaman akan mendorong civitas akademika UM untuk mempunyai rasa memiliki terhadap kampus tersayang ini. Ketika rasa memiliki telah tumbuh, maka kebersamaan dan keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi almamater akan mengikuti dengan sendirinya. Memulai hal yang besar tidak harus dengan hal yang besar pula. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menjadikan UM menjadi sebagai kampus yang nyaman adalah dengan mencanangkan program Core Campus. Core merupakan singkatan dari clean (bersih), on time tepat waktu), dan  respect (saling menghormati). Core merupakan perpaduan yang harmonis untuk meningkatkan rasa memiliki almamater bagi penghuni UM.
Lingkungan yang indah dan sedap dipandang mata membuat suasana belajar menjadi nyaman, mahasiswa tidak akan merasa bosan berada di lingkungan yang bersih. Sikap bersih lebih menitikberatkan hubungan antara setiap warga UM dengan lingkungan.
Disiplin merupakan napas dari keberhasilan. Setiap keberhasilan adalah cerminan dari sikap seseorang yang  menghargai waktu. Waktu tidak dapat dibeli sehingga menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin adalah ciri manusia yang bijak. Begitu pula dengan warga UM. Ketika sifat disiplin atau tepat waktu telah menjadi bagian hidupnya, keberhasilan akan tampak semakin dekat.
Kebersihan  telah mengatur hubungan manusia dengan alam. Kini, saling menghormati akan mengatur hubungan manusia dengan manusia. Sebagai perguruan tinggi yang menjadi wahana untuk terus belajar dan belajar, UM harus mengedepankan hubungan antar  individu yang harmonis dan seimbang agar tercipta suasana yang nyaman sebagai tempat belajar.
Penerapan sikap bersih dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan UM cukup banyak contohnya, seperti bersikap dan berpenampilan bersih dan rapi,  menjaga kebersihan lingkungan belajar, menjaga kebersihan fasilitas umum, dan hal kecil penting, tapi sering terlewatkan adalah membuang sampah pada tempatnya. Cukup banyak warga UM yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal telah tersedia banyak tempat sampah di sekitar UM.
Individu-individu yang terlibat di lingkungan UM adalah individu yang berpendidikan. Sudah seharusnya bila sikap tepat waktumenjadi bagian dari aktivitas sehari-sehari, contohnya adalah datang tepat waktu dalam menjalankan peran masing-masing, baik sebagai mahasiswa, dosen, maupun karyawan UM.
Senyum, sapa, dan salam merupakan contoh nyata yang bisa dikembangkan untuk memulai sikap saling menghormati. Keharmonisan antarindividu ini juga dapat dilakukan dengan bersikap ramah dan santun, menolong sesama, mengedepankan sikap kebersamaan, dan yang terpenting adalah saling menghargi setiap individu,  baik yang ada di lingkungan UM maupun tidak.
Gerakan Core Campus adalah langkah yang sederhana, tapi langkah ini tidak dapat terwujud dengan maksimal bila tidak ada peran aktif dari seluruh warga UM. Menjadi individu yang bersih, tepat waktu, dan  saling menghormati untuk alamamater tercinta dapat kita mulai dari diri kita sendiri, mulai saat ini, dan dari hal-hal yang kecil.

Penulis adalah mahasiswa Akuntansi FE UM