Bahasa sebagai  salah satu jembatan penghubung antarnegara semakin mendapat respon positif dari kalangan akademis. Pemahaman bahasa menjadi aspek penting dalam perekonomian Internasional, hubungan bilateral, dan pemahaman isu-isu global yang terjadi. Hal ini senada dengan apa yang dilakukan Universitas Negeri Malang (UM) dalam peresmian Pusat Bahasa Mandarin pada Senin (14/03).
“Pusat Bahasa Mandarin di UM merupakan satu dari enam pusat bahasa yang ada di Indonesia,” ujar Rektor UM, Prof. H. Suparno saat membuka peresmian Pusat Bahasa Mandarin di Graha Cakrawala UM.
Dalam paparan terbuka, Rektor UM menyampaikan bahwa salah satu syarat untuk membuat sebuah program studi bahasa asing, sebuah perguruan tinggi harus memiliki mitra perguruan tinggi di negara bahasa tersebut berasal. Dalam hal ini, UM menggandeng Guang Xi Normal University yang berdiri sejak 1932 yang memiliki 28 fakultas dan lebih dari 40 ribu mahasiswa.
“Setelah pembukaan pusat bahasa mandarin, UM akan membuka program S1-Pendidikan Bahasa Mandarin,” ujar Bapak Parno.
Dari pihak Guang Xi Normal University, Tang Ren Guo, selaku wakil rektor berharap ke depannya kesepakatan kerja pendirian Pusat Studi Bahasa Mandarin semakin mempererat keharmonisan budaya dan perdamaian dunia, serta meningkatkan taraf pendidikan sebagai jendela dunia.
“Pusat Bahasa Mandarin memiliki harmoni dalam menjembatani pertukaran budaya serta mendukung perdamaian indonesia,” ujar alih bahasa seperti yang disampaikan Tang Ren Guo.
Menurut Konsul Jenderal Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Indonesia Timur,  Wang Gen Huan menegaskan bahwa kerja sama yang dilakukan merupakan pengenalan budaya Cina di Indonesia.  Beliau juga berharap, program hasil kerja sama bidang sosial ini dapat berjalan harmonis dan mendukung pertukaran budaya dan perdamaian dunia.  “Saya berharap percepatan pembangunan yang komprehensif untuk meningkatkan taraf pendidikan,” ungkapnya.
Dari pihak Kemendiknas mengungkapkan bahwa dalam rangka perluasan dan pemerataan pendidikan, pemerintah tidak hanya berupaya untuk membuka pusat-pusat studi, tetapi program beasiswa dari Pemerintah Tiongkok  bagi mahasiswa Indonesia untuk studi ke Tiongkok.
“Kerja sama ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat belajar bahasa Mandarin mengingat bahasa Mandarin telah menjadi salah satu bahasa internasional. Bahasa bukan sekedar sarana untuk berkomunikasi.Bahasa adalah identitas bangsa,” ujar Agus Darma, Ph.D. selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendiknas saat  meresmikan acara.
Ada hal yang menarik dari peresmian Pusat Bahasa Mandarin di UM, yakni disuguhkan tarian yang mewakili budaya Indonesia dan Cina, yaitu tari Jejer Gandrung Banyuwangi dan tarian dari etnis Cina yang beragama muslim. Tak hanya itu, dosen-dosen dari Guang Xi Normal University juga menampilkan kesenian musik asli negeri Tirai Bambu ini.Ang