Jumat (08/04), bertempat di gedung H5 lantai IV Universitas Negeri Malang (UM),  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik  UM menyelenggarakan seminar nasional  penyelamatan lingkungan dengan mengangkat tema “Save Our Planet: Eco-Village, Gagasan Praktis Membangun Kehidupan Berkelanjutan”. Acara yang berlangsung  pukul 07.30-11.00 ini menghadirkan pemateri,  yakni Hassan Pedersen, pakar eco-village dari Denmark sekaligus pendiri  Indonesia Integrated Institute for Sustainability (III4S), sebuah lembaga yang bertujuan menjadi institut untuk keberlanjutan Indonesia dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat agar mampu mengubah Indonesia dari ketergantungan terhadap energi fosil dan masyakarat konsumerisme menjadi manusia yang saling bergantung dan menolong satu sama lain.
Dalam penyampaian materinya, Hassan Pedersen mengungkapkan  berbagai  isu yang paling mengancam bumi dan eksistensi manusia di mana berbagai isu tersebut  ternyata saling berkorelasi. Isu pertama yakni efek dari puncak ketersediaan sumber energi minyak bahan bakar fosil. Isu kedua yakni perubahan iklim yang ditandai di antaranya dengan meningkatnya temperatur, berubahnya pola hujan, meningkatnya frekuensi dan intensitas dari bencana alam seperti badai, kekeringan, dan  badai salju. Selain itu, masih ada dua isu lain yaitu ketahanan pangan yang mengkhawatirkan dan  kerusakan lingkungan. Berangkat dari kondisi tersebut, Hassan yang pernah mengajar di salah satu universitas di Malaysia ini menawarkan solusi eco-village.  Eco-village adalah konsep perkotaan yang berbasis lingkungan di mana terjadi keseimbangan antara habitat manusia dan ekosistem di kota tersebut.  Jika suatu kota sejak awal dibangun memanfaatkan  ide eco-village, maka kota tersebut akan memiliki garansi hidup yang lebih tinggi akan ketersediaan pangan, energi, kesehatan, dan infrastruktur.
“Kita memang mempunyai pilihan untuk berubah dengan mendukung program penyelamatan lingkungan ini atau tidak.Namun, pada akhirnya, ketika bahan bakar fosil sudah mendekati batas ketersediaanya, maka kita tidak lagi punya pilihan selain berubah dan bertindak bersama menyelamatkan lingkungan,” tandas Hassan. Dalam penyampaian materinya, Hassan yang merupakan praktisi pengobatan makanan ini ditemani penerjemah sekaligus moderator Mukhamad Suhermanto yang merupakan Gubernur BEM FT UM 2011.
“Motivasi untuk mengadakan acara ini karena BEM FT ingin menjadi pelopor untuk menyelamatkan lingkungan dengan motto “profesional dan menebar rahmat”. Kami sangat berharap untuk bisa berkontribusi positif terhadap isu-isu lingkungan yang belakangan ini banyak muncul,” papar Mukhamad Suhermanto.  Acara yang dihadiri lebih dari 265 orang ini terselenggara atas kerja sama BEM FT dengan III4S dan Irtaqi Development Center (IDC).Num