Seminar nasional bertema “Solusi Krisis Energi Nasional dan Pengembangan Teknologi Alternatif Mutakhir Menuju Tatanan Masyarakat Yang Rahmatan Lil ‘Alamiin” dilaksanakan pada Sabtu (16/04) di Sasana Budaya UM oleh kolaborasi dua lembaga dakwah fakultas sekaligus, yakni Kreatifitas Islam MIPA (Karisma) dan Forum Ukhuwah dan Studi Islam (Fusi) FT UM.
Acara yang berlangsung jam 08.00-13.00 ini menghadirkan empat pemateri ahli di bidang energi dan teknologi,  yakni Mochamad Nasrullah S.E., M.Si. , pakar nuklir Indonesia Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Ir. Ahmad Daryoko, Ketua Serikat Pekerja PLN Indonesia, Dr. H. Subandi, M.Si., Pakar bioteknologi nasional yang menjabat sebagai PD 1 FMIPA UM, dan Dr. H. Muhammad Alfian Mizar, M.P., Pakar pembaruan energi dan Kepala Tim Pengembangan Pusat Penelitian Teknologi dan Industry Lembaga Penelitian UM. Tampil sebagai moderator yakni Abdul Malik. S.T., M.T., dosen konversi energi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Seminar diawali dengan penyampaian materi berjudul Kebijakan Energi Indonesia Antara Cita-cita Versus Realita oleh Bapak Daryoko. Pengamat energi nasional ini memaparkan berbagai fakta mengenai adanya ketidakberesan pada kebijakan pemerintah terkait pengelolaan energi.   Sementara itu, Dr. H. Subandi, M.Si. dan Dr. H. Muhammad Alfian Mizar, M.P.  lebih berbicara mengenai kontribusi energi terbarukan dan pemanfaatanya dalam penyediaan energi nasional.  Selanjutnya, penyampaian materi terakhir dipaparkan oleh Mochamad Nasrullah S.E., M.Si.  dengan ulasan bertajuk Nuklir sebagai Energi Alternatif di Masa Depan. Beliau mengungkapkan berbagai ironi di Indonesia terkait fakta melimpahnya potensi  sumber daya alam dengan realitas perusahan asinglah yang ternyata mengeruk keuntungan, bukan rakyat Indonesia. Seminar  ini dihadiri lebih dari 420 peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Sementara itu, pada waktu yang sama, aula utama gedung A3 lantai II dipadati kurang lebih 250 kaum hawa. Mereka tidak hanya berasal dari mahasiswa UM, tetapi juga berasal dari UB, UMM, UIN, Poltekes, bahkan UNS.  Para perempuan tersebut hadir dengan tujuan utama yaitu mengikuti seminar bertajuk ”Agar Bidadari Cemburu padaku” yang diadakan oleh lembaga dakwah fakultas Seruni BEM FIP UM.
Dua pemateri yang dihadirkan, yakni Maya Novita, Lc (alumni Al-Azhar Mesir) dan Salim A. Fillah (penulis buku-buku laris). Penulis yang menjalani nikah muda di usia 20 tahun ini mengumbar pengalaman hidupnya yang inspiratif dengan gaya yang jenaka. Peserta seminar dibuatnya terpingkal-pingkal sepanjang acara. Pengarang buku Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah ini mengingatkan para peserta bahwa tidak ada jodoh yang ideal, yang ada adalah pasangan yang tepat. Jadi, setiap perempuan seharusnya tidak mencari lelaki yang sempurna, begitu pula sebaliknya.
Sementara itu, Ibu Maya Novita menasihati peserta seminar agat tidak menjatuhkan cintanya pada sembarang orang. Tak lupa beliau juga menegaskan bahwa   diri kita adalah cerminan jodoh kita. Num/Nur