Sajak Christyan A.S.

selebihnya engkau mengakar kuat di antara pilar-pilar
semerekah bunga mawar kala dicumbu embun pagi, kelopaknya mekar indahnya
dan bungamu juga mekar di antara akar belukar yang menjalar diseluruh pilar dan permukaan dinding batinku.
kelopakmu lapis berduri, saat merekah, hanya darah yang mengalir dari dinding-dinding rahim batinku. tempatku mengandung rasa dan kemudian melahirkannya setelah lelah aku merasakan kehebatan  kesakitannya
bagai ketuban yang telah pecah, membanjiri kakiku penopang dan gerak lariku.
kali ini air mataku pecah kembali membasuh seluruh kulitku.
bagai disucikan dengan air baptisan,
dan aku dibaptis kepedihan.

akarmu bertumbuh dalam kerak-belurak rahimku,
dan salah bergerak, hancur sudah segala bedebah pilar dan dinding-dindingnya.

engkau serat bunga yang baru disiangi,
mencair pula liur dari lidah-lidah perana,
yang belum habis memuja symphony decak julurnya.
masih saja aku duduk termangu di sebelah kematian batinku.

aku tidak memandikannya dengan air kolam,
tidak juga air keran
dan bukan air zam-zam.
cukup air kepedihan dalam kantung ketuban
kelahiran garang tarukan jalang.

Penulis adalah mahasiswa Seni Rupa 2008