“Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!” teriak Presiden Mahasiswa (presma) UM, Rudi Harianto di sela penyampaian sambutan pada acara Forum Diskusi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Malang Raya, Kamis (22/09). Salah satu program kerja BEM UM yang berlangsung di Aula Utama A3 lantai II ini dihadiri tak kurang dari seratus mahasiswa yang terdiri dari aktivis BEM dari berbagai kampus di Malang, BEM Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-UM. Semangat berdiskusi puluhan mahasiswa ini melebur dalam satu tema besar “Menyatukan Visi dan Komitmen Arah Pergerakan Mahasiswa Malang Raya dalam Upaya Membangun Malang Raya yang Transparatif”. Acara semakin seru dan menarik dengan kehadiran  Wagub Jatim, Drs. Syaifullah Yusuf yang bicara mengenai peran mahasiswa di era globalisasi saat ini dan mendatang.
Dalam sambutannya, Presma UM menjelaskan bahwa dengan forum ini diharapkan akan menyatukan visi BEM se-Malang Raya sehingga sebagai pemuda, mahasiswa mampu melakukan pergerakan-pergerakan yang inovatif untuk pengabdian masyarakat. Sementara itu, sambutan Rektor UM yang diwakili oleh Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UM, Drs. H. Kadim Masjkur, M.Pd, menyampaikan pentingnya forum diskusi ini sebagai kesempatan bagi mahasiswa untuk menggali informasi langsung dari narasumber yang bergerak di pemerintahan. “Semoga dari acara ini juga dapat terbentuk aspirasi yang bisa dibawa dalam diskusi yang lebih besar, yakni pertemuan antara BEM se-Indonesia yang akan berlangsung 25 September mendatang.”
Sambutan se­lanjutnya da­ri Wagub Jatim, Drs. Syaifullah Yusuf atau yang akrab di panggil Gus Ipul. “Ada pepatah Arab, anak-anak hari ini adalah pemimpin di masa depan. Dengan demikian salah satu dari mahasiswa yang hadir saat ini bisa jadi merupakan presiden di masa mendatang,” ujar Gus Ipul yang segera diamini para peserta sekaligus tepuk tangan meriah. Wagub yang pernah menjabat sebagai menteri ini juga menambahkan bahwa dengan potensi mahasiswa untuk menjadi pemimpin, mahasiswa juga harus menyiapkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan maupun pergerakan yang positif. Untuk mencapai kesuksesan mahasiswa harus memilki jaringan yang luas. Selain itu juga membekali diri dengan kompetensi dan ilmu yang memadai serta profesionalisme di sa­tu bidang tertentu. “Salah satu isu besar di era globalisasi adalah daya saing. Akan ada banyak kom­petitor di seke­liling ki­ta se­hingga maha­siwa harus bisa me­­milih menjadi yang terbaik. Pa­ling tidak, harus bi­sa menjadi pe­me­­nang di tem­pat masing-ma­sing,” ungkap Gus Ipul.
Acara diskusi ini dimo­deratori oleh Menteri Luar Negeri BEM UM, Ahmad Hawanto. Tiga isu permasalahan pen­didikan yang di­lontarkan yaitu in­fra­struktur pendidikan, keadilan pendidikan yang terkait dengan mahalnya biaya pendidikan, dan transparasi perekrutan tenaga pengajar. Dalam men­jawab ketiga isu tersebut,  Drs. Syaifullah Yusuf mengawalinya dengan menerangkan beberapa unsur sukses proses belajar me­nga­jar versi beliau, yakni yang mendapat porsi besar merupakan peranan guru atau do­sen, kemudian disusul dengan kurikulum dan metode pengajaran, infrastruktur dan lingkungan. Artinya, kualitas pengajar me­ne­mpati posisi pertama dalam proses belajar-mengajar, bukan infrastruktur pen­didikan, tapi tentu saja infrastruktur harus tetap mendapat perhatian serius guna menunjang pendidikan. Sehubungan dengan mahalnya pendidikan, pemerintah Jatim sudah berupaya memberikan beasiswa bagi mahasiwa di beberapa kampus, salah satunya UM. Beasiswa tersebut tidak hanya memenuhi biaya perkuliahan selama masa studi, tetapi ditambah biaya hidup per bulan. Sedangkan transparasi perekrutan tenaga pangajar menurut beliau lebih pas jika ditanyakan kepada rektor. Beberapa kali aula utama dipenuhi gelak tawa peserta karena gaya penyampaian Wagub Jatim ini sering diselingi humor segar sehingga suasana serius tapi santai dapat dibangun.
Menurut ketua pelaksana, Rizki Ayu N., “Acara ini tidak hanya bertujuan un­tuk menjalin ukhuwah, namun juga mem­bangun komunikasi serta menyatukan visi antara BEM se-Malang raya.” Salah seorang delegasi dari BEM Poltekes Negeri Malang menyatakan bahwa dengan acara ini juga dapat menambah skill berorganisasi  sehingga mampu memecahkan masalah, tidak hanya dikampus saja, tetapi di Malang.

Num