Oleh Wahyu Dwi lestari

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan ke­mampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu (PP 29 Tahun 1990 Pasal 1 ayat 3). Melihat dari orientasinya, maka pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu (UUSPN 2, 1989). Memasuki era globaliasasi, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain, baik dalam produk, pelayanan, maupun sumber daya manusianya. Adapun SDM itu sendiri perlu ditingkatkan terus-menerus melalui pendidikan, pelatihan, dan sebagainya dalam rangka mempersiapkan diri untuk memenuhi tuntutan pasar sehingga pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan menjadi sangat penting. Tidak bisa dipungkiri jika pendidikan kejuruan memiliki kontribusi dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia. Orientasinya ke dunia kerja adalah melatih siswa SMK untuk lebih terampil dalam hal pekerjaan. Tidak hanya mampu bekerja, tapi diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga kontribusi mereka benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh investasi modal, tetapi  tenaga kerja yang memiliki fleksibilitas dalam menguasai keterampilan baru untuk melaksanakan pekerjaan baru, sejalan dengan perubahan struktur ekonomi dan lapangan pekerjaan (The Word Bank, 1991). Sementara itu, Hicks (1991) berpendapat, para ahli ekonomi mengidentifikasikan tiga faktor produksi, yaitu lahan, tenaga kerja, dan modal. Dalam proses pertumbuhan ekonomi, lahan diasumsikan tidak mengalami perubahan sehingga dua faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja dan modal. Dari pendapat-pendapat tersebut sudah tentu pendidikan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan akan didapatkan output dari hasil proses pembelajaran yang memiliki keprofesionalan dalam bekerja. Modal ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh siswa yang ditunjang dengan kemampuan kerja mereka dalam dunia kerja akan membawa mereka dalam kancah persaingan global sehingga dapat memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia.
Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan umum, ditinjau dari kriteria pendidikan, substansi pelajaran, dan lulusannya. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan terkait kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi. Pertama, yaitu orientasi individu dalam dunia kerja. Sudah menjadi kewajiban dari pendidikan kejuruan untuk melakukan pembelajaran yang mengorientasikan peserta didik pada dunia kerja. Segala sesuatu dalam sekolah kejuruan hendaknya mencerminkan dunia kerja sehingga pemberian ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman sikap dan etos kerja yang terdapat pada dunia kerja bisa dimulai dari pendidikan kejuruan. Sinkronisasi antara dunia kerja dengan pendidikan kejuruan sangat perlu dilakukan. Kedua, adanya justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan. Peserta didik dalam sekolah kejuruan tidak hanya dimatangkan pada ilmu pengetahuan, tetapi yang berkaitan dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat pada dunia kerja sehingga output dari siswa SMK benar-benar bisa bermanfaat di masyarakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada.
Kriteria selanjutnya yang harus ada dalam pendidikan kejuruan yaitu perlu adanya fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotor, afektif, dan kognitif.  Mata pelajaran maupun pelatihan-pelatihan yang diberikan dalam pendidikan kejuruan hendaknya merupakan stimulus bagi peserta didik dalam melakukan pekerjaan seperti pada dunia kerja. Kriteria keempat yaitu tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah. Yang bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan pada pendidikan kejuruan ini yaitu jika semua peserta didik yang terlibat dalam pendidikan kejuruan tersebut mampu menerapkan apa yang sudah diberikan dalam pendidikan  dan bisa diterima oleh dunia kerja. Tidak hanya itu, tolok ukur keberhasilan juga bisa dilihat dari seberapa banyak lulusan SMK yang mampu berwirausaha di masyarakat. Jadi bisa dikatakan bahwa tolok ukur keberhasilan pendidikan kejuruan tidak hanya dilihat dari keberhasilan mereka dalam menyerap pelajaran yang diberikan di sekolah, tetapi keberhasilan mereka di dunia kerja. Seperti yang dijelaskan Bulter (1979) bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan minimal pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatannya, pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional, dan fisik dalam kehidupan sosial, pengetahuan dan keterampilan khusus dasar dan maksimal kejujuran umum, sosial,  serta pengetahuan dan keterampilan akademik, untuk jabatan, individu, dan masa depannya.
Pendidikan kejuruan tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi ditanamkan jiwa yang peka terhadap perkembangan dunia kerja. Penanaman sikap peka ini bertujuan agar output dari pendidikan kejuruan bisa memiliki daya adaptasi yang tinggi ketika berada di masyarakat dalam menyesuaikan perkembangan-perkembangan yang ada, baik perkembangan ekonomi, teknologi, maupun yang berhubungan dengan dunia kerja. Bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang peserta didik dapatkan dalam pendidikan juga digunakan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan pasang surut dari perkembangan ekonomi yang terdapat di masyarakat. Untuk memunculkan SDM seperti ini perlu didukung oleh adanya sarana dan prasarana seperti kelengkapan di sekolah kejuruan yang mencerminkan dunia kerja sebenarnya.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang terdapat dalam pendidikan kejuruan yang memang difokuskan pada dunia kerja, merupakan keuntungan tersendiri bagi dunia kerja, karena dengan adanya pendidikan kejuruan akan sangat membantu dunia kerja dalam menghadapi era globalisasi. Output dari pendidikan kejuruan tidak hanya memberikan sumbangsih pemikiran dalam mengatasi perkembangan yang terjadi di masyarakat, tetapi diwujudkan dalam bentuk etos kerja dan keterampilan yang mereka miliki, berwirausaha misalnya. Dengan begitu sedikit atau banyak dari mereka akan membawa perubahan pada perbaikan ekonomi yang terdapat di masyarakat. Kini keberadaan peserta didik hasil dari pendidikan kejuruan tidak dipungkiri memang sangat diperlukan dalam dunia kerja dan mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Penulis adalah mahasiswa Teknik Mesin dan aktif di LPM Siar UKM Penulis