Oleh Wiwi Widianti


Australia dan Austria. Bagi orang awam, mungkin dua negara ini sama saja, hanya beda beberapa huruf saja. Kita menyebut Australia dengan sebutan singkat Aussie. Aussie terkenal dengan binatang berkantongnya: Kangguru. Ketika saya berada di Austria selama sepuluh bulan, banyak kawan-kawan saya yang mengira bahwa saya sedang berada di Aussie. Tidak, saya tidak pernah menginjakkan kaki di Aussie, akan tetapi saya pernah melihat Kangguru di Austria.
Austria sebenarnya tidak begitu memiliki daya tarik yang amat sangat bagi saya. Saya hanya memandang negara tetangganya: Jerman. Banyak mahasiswa Indonesia yang memilih Jerman sebagai tujuan kuliahnya. Tidak banyak yang berangkat kuliah ke Austria meskipun Austria memiliki segala sesuatu yang “sebelas dua belas” dengan Jerman. Termasuk saya. Saya memilih Jerman sebagai tujuan ketika saya mengikuti program Aupair (semacam nanny) dan Freiwilliges Soziales Jahr (seperti kerja sosial) selama dua tahun. Setelah program itu habis, sebenarnya saya masih sangat ingin tinggal di Jerman untuk mempelajari budaya-budayanya lebih dalam. Akan tetapi sudah tidak mungkin untuk mengajukan ijin tinggal lagi. Oleh karena itu, saya memilih Austria sebagai negara tujuan saya untuk mengikuti kembali program Aupair. Alasan saya sebenarnya hanya karena Austria terletak berbatasan langsung dengan Jerman. Selain itu, Austria pun memiliki bahasa Jerman sebagai bahasa nasionalnya dan budayanya pun tidak jauh beda dengan Jerman. Akan tetapi, setelah tinggal selama sepuluh bulan di Austria, banyak hal yang akhirnya saya simpulkan.
Austria berbatasan langsung dengan Jerman, Republik Ceko, Slowakia, Hungaria, Slowenia, Italia, Lichtenstein, dan Swiss. Austria terdiri dari sembilan negara bagian, yakni Vorarlberg, Tirol, Salzburg, Kärnten, Steiermark, Niederösterreich, Oberösterreich, Wina, dan Burgenland. Selama saya kuliah di Jurusan Sastra Jerman UM, saya banyak belajar bahasa Jerman baku. Ketika pertama kali sampai di Jerman, saya sudah kaget dengan bahasa sehari-hari yang muncul yang sebelumnya belum pernah saya pelajari di perkuliahan. Ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Austria pun, saya sangat terkejut karena bahasa Jerman Austria memang berbeda dengan bahasa Jerman dari Jerman. Dialek yang digunakan pun sangat sulit.
Di mana pun saya menginjakkan kaki, tidak enak rasanya jika saya tidak mengadakan perjalanan. Di sela-sela waktu senggang, saya sempat mengabadikan keindahan Austria yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya tidak paham sama sekali tentang sejarah Austria, tentang bagaimana orang-orangnya, tentang budayanya, tentang geografisnya, dan tentang-tentang yang lainnya. Yang saya tahu, Austria menyimpan banyak keindahan alam.
Selama di Austria, saya tinggal di Gloggnitz, sebuah kota kecil yang dapat ditempuh dengan kereta api selama lima puluh menit dari ibu kota Austria, Wina. Kota terdekat dengan Gloggnitz yang saya kunjungi pertama kali adalah Neunkirchen. Neun dalam bahasa Jerman artinya sembilan dan kirche artinya adalah gereja. Pada zaman dahulu, ada sembilan gereja di kota ini. Oleh karena itu kota ini diberi nama Neunkirchen yang artinya adalah sembilan gereja. Di Neunkirchen, ada satu kafe kecil yang paling saya gemari: Harrer. Menu yang paling khas di kafe-kafe di Austria adalah melange (kopi) dan sachertorte (kue sacher) yang sangat terkenal. Neunkirchen terdiri dari beberapa bagian desa kecil, salah satunya adalah Lindgrub. Lindgrub terletak di atas bukit dan hanya terdapat 23 rumah saja di atas bukit itu. Dari Lindgrub, kita bisa melihat Neunkirchen dari atas dan melihat Schneeberg (gunung tertinggi di negara bagian Niederösterreich).
Perjalanan dari Gloggnitz ke Wina memakan waktu yang tidak lama, akan tetapi melewati kota-kota kecil yang indah. Beberapa di antaranya adalah Wiener Neustadt dan Baden bei Wien. Di Baden bei Wien terdapat kasino yang lumayan besar. Di Wina sendiri, banyak sekali tempat yang harus dikunjungi. Yang paling terkenal adalah schloss Schönbrunn (istana Schönbrunn) di mana dulu merupakan tempat tinggal kekaisaran. Selain itu, schloss Belvedere (istana Belvedere) juga sangat terkenal. Wina memiliki kebun binatang tertua (Schönbrunn Zoo). Sungai Danube yang mengalir panjang juga membelah Wina yang akan sangat ramai pada saat musim panas karena kita bisa berenang di jernihnya Danube. Di salah satu sisi Danube, terdapat danau kecil yang bernama Alte Donau. Jika musim panas, kita juga bisa berenang, naik kapal, atau berlayar dengan perahu-perahu kecil di danau itu. Jika di London ada fairy wheels (bianglala) terbesar di dunia, Wina juga memiliki fairy wheels tertua yang bisa kita naiki di kawasan Prater.
Wina juga memiliki deret pegunungan Alpen, yaitu Schneeberg (gunung salju). Schneeberg terletak di kota kecil Puchberg. Schneeberg selain sebagai tujuan pendakian, juga sebagai tujuan wisata. Puchberg bisa ditempuh dengan naik kereta dari kota Wiener Neustadt selama tiga puluh menit. Dengan ketinggian 2076 mdpl, Schneeberg adalah gunung tertinggi di negara bagian Niederösterreich. Ada beberapa macam cara untuk bisa sampai di puncak Schneeberg. Kita bisa mendaki melalui jalur pendakian selama 6-8 jam (untuk pendaki profesional), atau kita bisa juga menggunakan Zahnradbahn (kereta khusus yang hanya digunakan untuk naik dan turun gunung). Selain itu, kita juga bisa menaiki kereta gantung. Schneeberg sangat terkenal sebagai tujuan untuk menghabiskan waktu luang pada saat musim panas.
Salah satu kota di Austria yang saya kunjungi adalah St. Pölten. St. Pölten adalah ibukota negara bagian Niederösterreich. Di kota ini terdapat sebuah rumah berlantai tiga. Di lantai paling atas, ada sebuah gambar seorang perempuan memegang mangkuk kecil dan seekor ular. Dari gambar inilah asal muasal simbol apotek (ular melilit gelas).
Hal yang sering membuat saya geli adalah ketika orang-orang mengira saya tinggal di Australia, bukan di Austria. Mungkin hal ini memang sudah terjadi dari dulu, bahwa orang seringkali salah paham tentang Australia dan Austria. Sampai-sampai, banyak suvenir yang bertuliskan No kangaroo in Austria. Akan tetapi, saya pernah bertemu dengan beberapa ekor kangguru di Austria, di kebun binatang Schönbrunn. Es gibt doch Känguru in Österreich. Ternyata ada kangguru di Austria.
Penulis adalah alumnus Sastra
Jerman 2003