Dalam rangka menjalin kerja sama di bidang pendidikan, UM mengirim utusannya untuk berkunjung ke beberapa perguruan tinggi di Sudan dan Arab Saudi. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd. dan Dr. Kholisin, M.Hum. dari Sastra Arab mendapat kehormatan menjadi utusan UM untuk melakukan kunjungan selama delapan belas hari (04-21/07) di kedua negara tersebut.
Perjalanan dari Jakarta sampai tiba di bandara Khartoum, Sudan selama 13 jam. Diwali dengan kunjungan ke empat perguruan tinggi di Sudan, perjalanan berlanjut menuju pertemuan dengan Wakil Dirjen Perguruan Tinggi dan Penelitian Sudan, lalu Duta Besar RI di Sudan. Kemudian diteruskan ke Arab Saudi dengan mengunjungi dua perguruan tinggi di Mekah dan Madinah serta Sekolah Indonesia Mekah (SIM) dan Sekolah Indonesia Jedah (SIJ).
Universitas Islam Omdurman merupakan perguruan tinggi pertama yang dikunjungi. Pada hari kedua di Sudan, dengan dihadiri oleh dua puluh pejabat rektorat dan dekan, dilakukan penandatanganan MoU oleh Pembantu Rektor bidang Akademik setelah sebelumnya sudah ditandatangani Rektor UM di Malang. Siang harinya, kedua utusan UM tersebut diajak berkunjung ke Universitas Al-Quranul Karim (UAK). Sesuai namanya, pengajaran di universitas ini difokuskan pada kajian tentang Al-Quran.
Pada akhir kunjungan diadakan pertemuan resmi dengan Rektor UAK beserta para pembantu rektor dan dekan. Usai saling bertukar informasi, rektor menyambut baik ajakan kerjasama UM. Namun, karena belum disiapkan sebelumnya, draf kerja sama akan disusulkan setelah pertemuan dan disampaikan kepada rektor melalui dosen Sudan yang bertugas di UIN Malang.
Perjalanan berlanjut pada hari ketiga ke Universitas Internasional Afrika (UIA). Usai berkeliling di Fakultas Sastra dan Fakultas Pascasarjana, Bapak Murtadho dan Bapak Kholisin bertemu dengan rektor. Beberapa gagasan kerja sama yang dilontarkan mendapat sambutan hangat dari rektor.
Hari berikutnya kunjungan bertempat di Khartoum International Institute of Arabic Language (KIIAL) untuk penandatangan MoU. Setelah sempat direvisi pada penggunaan istilah dan logo institut, Prof. Dr. Abdurrahim Ali Muhamed Ibrahim, Ketua institut berkenan menandatangi MoU. Sesampainya di Malang, draf tersebut akan ditandatangi oleh Rektor UM dan segera dikirim kembali ke sana.
Perjalanan terakhir di Sudan ditutup dengan pertemuan bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi dan Penelitian Sudan di sebuah hotel di tengah kota Khartoum. Kali ini kedua utusan UM tersebut diundang jamuan makan di sebuah restoran Arab. Jamuan dibuka dengan menu berisi beberapa roti khas Arab, salad, sosis dan ayam. Beberapa saat kemudian menu ronde kedua tiba, roti jenis berbeda, ayam daging, dan udang dengan ukuran yang lebih besar. Setelah itu, jamuan ditutup dengan tiga macam jenang sultan untuk masing-masing kursi.
Dari Sudan, kedua utusan tersebut melanjutkan perjalanan untuk bertolak ke Jedah. Rabu (13/07), kunjungan diawali ke Universitas Ummul Qura di Mekah menemui Dr. Abdulaziz R. Al-Talhi, asisten profesor bidang linguistik yang pernah datang ke Bandung mengikuti seminar internasional bahasa Arab tahun 2007. Pada Senin (18/7) berlangsung pertemuan dengan rektor untuk membicarakan draf perjanjian kerja sama mengenai pertukaran mahasiswa dan dosen dalam pengajaran, penelitian, dan kegiatan ilmiah lainnya.
Kunjungan berlanjut ke (SIM) yang terletak tak jauh dari Masjidil Haram. SIM merupakan sekolah Indonesia dengan status swasta murni yang berada di kota Mekah. “Kali ini kami didampingi oleh Bapak Fuad Abdul Wahhab yang tidak lain adalah sesepuh sekaligus penyandang dana terbesar dari sekolah ini. Di sini kami diajak berkeliling melihat suasana sekolah,” cerita Bapak Murtadho.
Berbeda dengan SIM, SIJ adalah sekolah Indonesia milik pemerintah Indonesia yang berada di Jedah. Hal-hal yang menjadi pembicaraan selama kunjungan ke SIJ antara lain kesiapan SIJ untuk menjalin kerja sama dengan UM dalam pengembangan pendidikan dan harapan SIJ akan adanya lulusan UM yang bersedia mendaftarkan diri sebagai guru melalui Depdiknas.
Perjalanan selanjutnya utusan UM ini menyempatkan diri untuk mampir ke Universitas Islam di Madinah. Meski tidak bisa menemui rektor dan pembantu rektor, dengan ditemui oleh Direktur Perpustakaan, Bapak Murtadho dan Bapak Kholisin dipersilakan ke perpustakaan pusat yang memiliki buku agama melimpah. Di sana kedua utusan tersebut menerima banyak buku, jurnal, dan daftar terbitan perguruan tinggi tersebut.
Terkait dengan berbagai kunjungan di berbagai perguruan tinggi di Sudan maupun Kerajaan Arab Saudi dalam rangka kerja sama dan mendapat sambutan baik dari pihak di sana, Bapak Murtadho berujar, ”Alhamdulillah, itulah ungkapan paling singkat yang patut diucapkan seseorang atas nama pribadi maupun instansi ketika menerima suatu kenikmatan.”Num