Oleh Ludfi Arya Wardana

Soekarno pernah berkata, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuubah dunia.” Kalau kita cermati perkataan Soekarno, kalimat tersebut sedikit meng­hiperbolakan visi besarnya untuk mengubah dunia. Namun, apakah itu telah diselesaikan oleh Soekarno pada masa hidupnya? Jawabannya adalah Soekarno tidak sempat mewujudkannya ketika masa hidupnya.
Memang Soekarno tidak sempat me­rea­lisasikannya ketika hidup, tapi kenya­taannya kalimat Soekarno tersebut sangatlah populer, terutama di kalangan mahasiswa. Mereka seringkali mengutip kalimat Soekarno tersebut untuk memotivasi orang lain. Kalimat tersebut tetap terkenang dan fenomenal setelah bertahun-tahun pasca-kehidupan Soekarno. Hal itu adalah salah satu keistimewaan Soekarno yang telah berhasil menanamkan visi besarnya sehingga menginspirasi banyak orang. Visi besar itu memang tidak terwujud walaupun kita mengetahui ada beribu pemuda dengan beragam potensinya di negeri ini.
Tidak adakah sepuluh pemuda yang memenuhi kriteria yang diinginkan Soekarno? Jawabannya pasti ada sepuluh pemuda yang potensial di negeri ini, bahkan lebih. Sebab, mengapa Soekarno tidak berhasil mewujudkannya adalah karena ia tidak menuliskan cita-cita hidup dari visi besarnya secara jelas sehingga yang terkenang hanya visinya saja dan sering digunakan untuk memotivasi orang lain tanpa disertai langkah-langkah untuk mencapainya. Untuk itu, pengembangan potensi mahasiswa UM, khususnya mahasiswa kampus II dan III harus diperhatikan karena memiliki potensi yang masih potensial untuk digali.
Dalam perkembangan secara geografis, UM mempunyai tiga kampus, yaitu kampus I (pusat), kampus II (Sawojajar-Malang), dan kampus III (kota Blitar) yang jarak antara kampus I dan II cukup jauh, bahkan kampus I dan III harus melintasi kota. Secara tata kelola, administrasi kampus II dan III menjadi satu dengan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) karena yang berada di sana adalah Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Prodi S1 PGSD dan Prodi S1 PAUD. Mahasiswa yang berada di sana adalah mahasiswa yang mempunyai potensi-potensi yang tidak kalah dengan mahasiswa kampus pusat. Walaupun secara geografis terpisah tetapi dalam semangat untuk berkembang sama dengan mahasiswa yang berada di kampus pusat.
Soekarno sudah menginspirasi kita apa yang harus dilakukan kaum muda, termasuk mahasiswa. Mahasiswa harus menjadi agen perubahan terhadap lingkungan sekitar sehingga untuk menjadi agen perubahan harus dapat mengembangkan apa yang menjadi potensi mahasiswa tersebut. Pengembangan potensi dapat dilakukan dengan strategi pola pengembangan kemahasiswaaan, termasuk mahasiswa kampus II dan III. Pola pengembangan kemahasiswaan yang berada di UM harus berpijak pada lima pilar, yaitu penalaran keilmuan, minat kegemaran, kesejahteraan mahasiswa, organisasi-kepe­mimpinan, dan kepedulian masyarakat.
Mahasiswa PGSD dan PAUD yang berada di kampus II dan III mempunyai banyak potensi yang harus digali. Sistem informasi, teknologi, dan komunikasi di sana mungkin tidak cukup lengkap dibanding kampus pusat, tetapi kemauan dan kemampuan mahasiswa yang berada di sana harus diapresiasi maksimal karena walaupun dengan keadaan seperti itu semangat untuk mengembangkan potensi sangat bergelora.
Kampus II UM beralamat di Jalan Ki Ageng Gribig Sawojajar Malang, sekitar 9 km dari kampus pusat. Kampus yang dulu bekas Sekolah Guru Olahraga (SGO) ini mempunyai mahasiswa Jurusan KSDP Prodi PGSD dan PAUD. Kondisi kemahasiswaan di sana juga tidak kalah dengan kampus pusat karena dari organisasi ada namanya, Himpunan Mahasiswa Program Pelaksana 2 (HMPP2), yang secara keormawaan masih menjadi satu dengan kampus pusat, yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KSDP FIP. Di HMPP2 ini merupakan ladang atau wadah pembelajaran mahasiswa kampus II untuk menggali potensi.
Yuris Indra Persada, mahasiswa S1 PGSD 2010 yang juga pengurus bidang Penalaran HMJ KSDP mengatakan bahwa mahasiswa kampus II mempunyai tantangan dan perjuangan besar untuk menjadi mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik dan nonakademik. Dari pernyataan dapat dilihat dengan posisinya yang setiap hari mengenyam bangku kuliah di kampus II Sawojajar, tetapi dengan semangat yang tinggi untuk berkontribusi dalam kemahasiswaan di kampus.
Prestasi-prestasi mahasiswa kampus II juga sangat membanggakan yang juga harus diapresiasi. Contoh prestasi mahasiswa PGSD dan PAUD kampus 2 dalam berbagai bidang antara lain: sudah banyak mahasiswa yang lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM); masuknya maha­siswa baru yang menjadi Tim Pormaba FIP, Gelar Seni Sendra Tari dan Drama; beasiswa Bidik Misi, PPA/ BBM, Djarum, dan lain-lain; kemauan untuk ikut Koperasi Mahasiswa UM; dua ta­hun terakhir prestasi cukup membanggakan karena mahasiswa kampus II sudah banyak yang mengikuti Latihan Keterampilan Managemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL) dan banyak mahasiswa yang mengikuti organisasi intra maupun ekstrakampus; beberapa ma­­ha­siswa mengembangkan kepekaan ter­hadap situasi dan kondisi masyarakat di luar kampus yang sekaligus sebagai upaya penerapan iptek di masyarakat dengan kegiatan baksos kepada masyarakat.
Dengan adanya bukti prestasi tersebut, mahasiswa kampus II tidak diragukan terkait potensi-potensinya. Menurut penulis, masih banyak mutiara-mutiara terpendam yang berada di kampus II sehingga ke depannya mungkin strategi pola pengembangan mahasiswa yang berada di kampus II harus ditingkatkan.
Kondisi kampus II berbeda dengan kampus III. Di Kampus III yang dahulu adalah Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ini juga ada Himpunan Mahasiswa Pelaksana Program 3 (HMPP3) yang menjadi wadah pembelajaran organisasi. Menurut Citra Nasucha Analita Hadi, mahasiswa PGSD 2011, kampus III memiliki potensi yang tidak dimiliki kampus II atau kampus pusat. Mungkin pertimbangannya karena jauh dari kampus pusat sehingga dari informasi sering terlambat. Tetapi dengan adanya hal itu mahasiswa kampus III lebih proaktif untuk mencari informasi. Dari segi prestasi, mahasiswanya mungkin hampir sama, tetapi setiap tahun di sana ada kegiatan mahasiswa yang bernama Mawawi (semacam putra-putri kampus III) yang menggemparkan perhatian mahasiswa.
Dengan prestasi dari penalaran-keilmuan, bakat minat, kesejahteraan mahasiswa, organisasi-kepemimpinan, dan kepedulian masyarakat, mahasiswa kampus II dan III sangat menjajikan dan potensial dan diharapkan lembaga bisa memfasilitasi apa yang dibutuhkan mahasiswa kampus II dan III dari segi pengembangan kemahasiswaan. Begitu juga mahasiswa harus lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyalurkan bakat minat dan potensi yang dimiliki.
Penulis adalah mahasiswa PGSD
dan Ketua BEM FIP