Adalah Prayers for Peace, sebuah buku kumpulan puisi berbahasa Inggris yang berisi 99 judul puisi tentang 99 asmaul husna karya Mr. Geoff Fox. Bertempat di aula Fakultas Sastra UM, buku puisi karya seorang warga Australia tersebut berhasil menyita perhatian warga Sastra Arab dan Sastra Inggris yang turut menjadi peserta pada demonstrasi pembacaan puisi sekaligus publikasi karya pada Rabu (25/01) itu. Tidak tanggung-tanggung, penyair negeri kangguru itu turut dihadirkan, menjadi pembicara yang didampingi oleh dosen Sastra Arab, Drs. H. A. Fuad Effendy dan dosen Sastra Inggris, Drs. M. Misbahul Amri, M.A.
Acara diawali dengan pembacaan puisi dalam bahasa asli (Inggris), kemudian dilanjutkan dengan pembacaan beberapa sampel puisi tersebut yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Usai sesi tersebut, para dosen yang notabene peserta dari kedua jurusan turut andil dalam “bagi buku cuma-cuma”. Awalnya pembagian buku gratis itu hanya diperuntukkan bagi para dosen, tapi pada akhirnya terdapat dua mahasiswa yang cukup beruntung mendapatkannya hanya dengan berbekal hari kelahiran. Sejumlah 25 buku masih tersisa hingga akhirnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan mereka yang beruntung akan mendapatkan sisa buku tersebut.
Sisi lain dari buku puisi berbahasa Inggris itu tidak hanya terletak pada isinya yang sarat 99 Asmaul Husna, tetapi dalam setiap judul dilatari dengan warna yang berbeda-beda yang penuh makna dan berbagai bentuk indah yang berbeda-beda pula seperti halnya kaligrafi yang ada pada bahasa Arab. Menurut Bapak Amri, salah satu contohnya adalah puisi berjudul “An Nuur” (cahaya). Bait-bait di dalamnya berbentuk seperti sebuah aliran yang berarti sebuah proses yang selalu mengalir ke depan dan diakhiri dengan titik dua, bukan titik, yang artinya proses tidak pernah selesai. Dari segi hurufnya pun menggunakan warna putih yang berarti putihnya sebuah cahaya dan berangkat dari warna merah yang artinya semangat.
Ketika ditanya, Fox mengaku bahwa ia mulai tertarik dengan asmaul husna pada tahun 1997. Saat itu dia melihat sebuah buku berjudul “99 untuk Tuhanku”. Selanjutnya ia mulai menggarap buku Prayers for Peace dalam kurun 1995-2011. Menurut Bapak Amri, ketertarikan Fox terhadap Islam dan asmaul husna karena berawal dari rasa penasaran terhadap 99 nama Tuhan. Padahal dalam ajaran mayoritas agama di Australia (Kristen), hanya dikenal dua istilah yakni Lord and God yang keduanya sama-sama berarti Tuhan. Sedangkan dalam Islam, ada 99 nama yang semuanya mengerucut pada satu Tuhan.
Fox juga menambahkan bahwa ada banyak hal yang membuatnya terinspirasi dan termotivasi untuk membuat buku puisi yang sarat dengan 99 asmaul husna. Menurutnya, inspirasi tersebut berasal dari banyak orang. Mereka adalah Bapak Fuad Effendy, Gus Mus, Mbah Lim, dan Amien Rais yang pernah ditemuinya, serta Presiden B.J. Habibie dan SBY yang belum pernah ia temui. Ia juga terinspirasi dari keindahan beribadah di Indonesia dan kekuatan moral positif dari Islam, misalnya dalam demokrasi.
Bagi Fox, acara ini merupakan suatu kehormatan besar karena tidak kurang dari 120 orang turut menjadi peserta di sini. Ia juga mengapresiasi kefokusan teks yang ditampilkan oleh Bapak Amri dan yang lainnya. Ia berharap akan ada banyak orang yang akan berdiskusi dengannya berkaitan dengan keindahan asmaul husna. Di samping itu, ia berharap akan ada lebih banyak orang Islam yang akan berapresiasi atas Islam sebagai kekuatan untuk mewujudkan perdamaian dan pe­mahaman. “That more people will share my appreciation for Islam as a force for peace and understanding,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan saya salah, dalam artian saya berharap para mahasiswa yang datang bukan karena kekaguman terhadap orang kulit putih, tetapi karena benar-benar ingin melihat karyanya,” papar dosen Bapak Amri menutup pembicaraan.Rima