Malang kota bunga. Sebutan ini di­sematkan  pada Kota Malang  lantaran ber­bagai jenis  bunga mampu tumbuh di kota ini. Seiring dengan perkembangan budaya, bunga juga menjadi salah satu ikon fashion di kota dingin ini. Lihat saja perhelatan Malang Flower Night Carnival pada Sabtu, (09/06) di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang.
Acara ini digadang-gadang sebagai karnaval busana bunga terbesar di Indonesia. Karnaval ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan dalam rangka Ulang Tahun Kota Malang dan Sukses Kunjungan Wisata Jawa Timur 2012. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan ini menggandeng UM, khususnya Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik sebagai kepanitaan yang bertugas mengelola acara.
Tahun ini, tema yang diangkat pada Malang Flower Carnival adalah “Glamourius Fashion Flower Night Carnival”. Busana yang ditampilkan harus mewah, indah, dan sesuai dengan tema tersebut. Sebelum malam puncak, diadakan Lomba Desain Busana Kar­naval untuk menyeleksi peserta. Dari 180 desain yang masuk, 100 desain diantaranya di­nyatakan lolos seleksi. Yang mem­banggakan, dari 100 desain tersebut, 30 diantara­nya merupakan karya mahasiswa Tata Busana FT UM. Desain-desain tersebut juga dipamerkan di beberapa mall di Kota Malang dan ditampilkan pada Malang Tempoe Doeloe 2012.
Ketiga puluh desainer muda UM ini mempersiapkan busana bunga rancangannya di basement Gedung Graha Cakrawala sejak pertengahan Mei. Hiruk-pikuk dan kesibukan terlihat saat Komunikasi berkunjung ke sana. Warna-warni busana dan bau pylox memenuhi ruangan yang disekat kira-kira sebesar 20×4 meter ini. Selain kain, beberapa diantaranya menggunakan bahan-bahan seperti furing, gabus, dan busa. Hebatnya, dengan bahan yang sederhana seperti itu pun para mahasiswa Tata Busana sanggup menyulapnya menjadi busana yang indah dan menarik, mulai dari hiasan pada kepala, sayap, sampai aksesoris pada kaki. Mereka juga menyiapkan berbagai kelengkapan untuk mempercantik desain mereka, misalnya jubah bunga, rangkaian bunga, dan tongkat yang dihiasi dengan lilitan bunga.
Farid, salah satu desainer mengaku senang karena dapat berpartisipasi dalam even kota ini. “Busana yang kurancang bertema mawar, inspirasinya sendiri datang setelah melihat buket pengantin,” jelas Farid di sela kesibukannya menempelkan bunga yang terbuat dari foam di busana rancangannya. Dalam membuat busananya sendiri, ia mengaku mendapat banyak bantuan dan inspirasi karena ia tergabung dalam Young Designer Community (YDC).
Menurut Ketua Pelaksana Malang Flower Carnival, Puput, para peserta dari UM banyak mendapatkan bantuan dari kakak tingkat mereka yang menjadi peserta ajang yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. “Panitia dan peserta 24 jam mengerjakan busana di sini, dengan kumpul bareng ini, satu sama lain bisa saling membantu,” ujar mahasiswa Tata Busana ini.
“Ke depannya semoga gelaran Malang Flower Carnival dapat lebih sukses dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata masih memberikan kepercayaan pada UM untuk berpartisipasi dalam acara ini,” tutup Yuyun mengakhiri perbincangan.
Malang Flower Carnival tahun ini untuk pertama kalinya diadakan pada malam hari. Namun antusiasme masyarakat Kota Malang untuk menyaksikan karnaval tidak surut. Beberapa tamu undangan yang hadir diantaranya Walikota Malang, Walikota Banyuwangi, Bupati Malang, dan Dekan Fakultas Teknik. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah kehadiran artis senior, Pong Hardjatmo di gelaran ini.
Acara ini dibuka langsung oleh Walikota Malang, Drs. Peni Suparto M. AP pada pukul 07.00 WIB malam. Pada acara ini ditampilkan pula permainan perkusi di atas perahu Ken Dedes dan marching band dari SMK Penerbangan. Sebanyak seratus busana bunga yang dipamerkan oleh para model sukses merebut perhatian ratusan masyarakat yang me­madati jalan Ijen.Ajeng