Sastra Jerman kembali membuat  gebrakan baru. Di usianya yang masih relatif muda, Sastra Jerman berhasil menjalin kerja sama dengan Universitas Konstans dari Jerman dalam bentuk beasiswa belajar gratis di Jerman.Ketika dikonfirmasi mengenai kebijakan ini pada Kamis (24/05), Edy Hidayat, S.Pd, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Jerman mengungkapkan kebijakan ini berkaitan dengan kebijakan double degree yang telah dikeluarkan oleh pihak UM. Selain itu, kebijakan tersebut tidak akan terealisasi tanpa adanya kerjasama dengan Dikti. “Pemerintah memang sedang menggalakkan beasiswa belajar ke luar negeri, dan salah satunya adalah Jerman,” ungkap Bapak Edy.
Untuk bisa mendapatkan beasiswa belajar di Jerman ini, mahasiswa Sastra Jerman, khususnya mahasiswa semester empat ke atas, harus mengikuti beberapa tes. Bentuk tes tersebut antara lain adalah tes dari segi penguasaan bahasa Jerman dan tes bahasa Jerman yang berkaitan dengan ekonomi. Hal ini dilakukan agar mahasiswa yang mendapatkan beasiswa belajar di sana tidak kesulitan saat berkomunikasi dan beradaptasi saat berada di Jerman. Selain itu, penguasaan bahasa Jerman juga dimaksudkan untuk membantu  mengembangkan pariwisata di Jerman.
Mahasiswa yang diberangkatkan adalah mahasiswa yang sudah menempuh enam semester perkuliahan di UM. Hal ini untuk memastikan mahasiswa tersebut memang benar-benar mampu dan menguasai bahasa Jerman dengan baik.
“Biaya kuliah dan hidup disana memang benar-benar gratis. Dan saya sangat mudah beradaptasi di sana. Teman-teman saya di sana ramah dan suasana belajarnya sangat nyaman. Selain itu, SKS kami di UM tetap dihitung ketika kami belajar disana, jadi ketika kembali ke UM, kami sudah terhitung menempuh SKS,” ungkap Kiki, salah satu mahasiswi yang telah kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Jerman. Ia juga mengaku berat badannya naik 10 kg ketika berada di Jerman.
Mengenai prosedur mendapat­­kan bea­siswa sendiri, Pak Edy, demikian sapaan akrab dosen Sastra Jerman ini menjelaskan pihak Sastra  Jerman  diharuskan mengirim  proposal  ke Dikti, MoU, serta  pihak Universitas Konstans. Setelah mendapatkan konfir­masi, pihak  Sastra Jerman meng­hubungi maha­siswa yang bersangkutan untuk memeroleh persetujuan. Setelah itu, untuk keberangkatan seluruhnya diserahkan kepada mahasiswa. Kebijakan ini didukung penuh oleh pihak universitas. “Pihak kampus tidak begitu saja lepas tangan, kami tetap me-monitoring mereka. Biasanya mahasiswa yang studi di sana melapor kepada pihak UM setiap semesternya,” tambah Pak Edy.
Program beasiswa yang telah berjalan selama tiga tahun ini diharapkan akan mampu menarik minat mahasiswa baru untuk  masuk jurusan Sastra Jerman.  Dengan adanya program ini juga diharapkan mahasiswa Sastra Jerman akan lebih giat lagi memperdalam ilmu. “Impian terbesar mahasiswa yang kuliah di Sastra Jerman kan bisa berada di Jerman, mbak, kalau di dukung kayak begini ya, mereka bisa semakin giat memperdalam bahasa Jermannya,” terang Kajur Sastra  Jerman tersebut.
Sastra Jerman juga tengah menjalin beberapa kerja sama dengan berbagai pihak agar mahasiswanya dapat belajar gratis di luar negeri. “Untuk itu, jika ingin kuliah gratis di luar negeri dan mendapatkan beasiswa, silahkan bergabung ke Sastra Jerman,” tutup Pak Edy.Iin