Siswa fokus mengamati penjelasan materi  MOS.

Masa Orientasi Siswa (MOS) beberapa hari ini sudah digelar di berbagai sekolah di Indonesia. Berbagai pembekalan untuk siswa baru diberikan oleh sekolah-sekolah dalam rangka pengenalan lingkungan baru bagi siswanya. Begitu pula di wilayah Malang, MOS pun juga digelar sebagai ajang tahunan menyambut siswa baru.
Tak mau ketinggalan, maha­siswa UM yang tergabung dalam Unit Kemahasiswaan  (UKM) Gerakan Mahasiswa Anti Napza (German) juga ikut berpartisipasi dalam pembekalan tersebut. Tak tang­gung-tang­gung, mulai dari bulan Juni hing­ga di­perkirakan bulan Agustus mendatang, German akan memberikan penyuluhan ten­tang bahaya penyalahgunaan Napza   (Nar­kotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif  lainnya) bagi sekitar dua puluh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Malang.
German To School (GTS) ini memang dirancang untuk siswa baru. Saat ditemui Komunikasi pada Rabu (11/07), Sujud, panggilan akrab bagi Ketua Umum UKM German mengaku bahwa penyuluhan yang diberikan ini bertujuan sebagai pencegahan terhadap bahaya penyalahgunaan Napza. “Siswa SMP dan SMA seringkali tersandung Napza karena belum matang emosinya. Untuk itu mereka harus mendapatkan pondasi yang kuat agar jangan sampai tersandung Napza,” ungkapnya.
Penyuluhan diberikan dalam bentuk presentasi. Siswa diajak mengenal apa itu Napza, bentuk-bentuknya, serta bahaya dan akibatnya jika manusia me­nyalahgunakan Napza. Penyuluhan yang terkesan santai namun berbobot ini mem­berikan kesan yang mendalam. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa saat menyimak penjelasan para anggota German, dan beberapa pertanyaan yang diajukan.
Ketika ditanya mengenai contoh Napza sebagai alat penyuluhan, Sujud mengaku masih menggunakan gambar-gambar saja. Hal ini disebabkan oleh sulitnya meminta ijin kepada pihak Kapolres yang berwenang dalam peminjaman contoh tersebut. Untungnya hal ini tidak mengurangi antusiasme siswa.
“German merasa sangat senang dan bangga bisa membantu sekolah-sekolah dengan memberikan penyuluhan bagi siswa baru. Itu berarti eksistensi German diakui di masyarakat. Kedepannya, German berharap prosentase penyalahgunaan Napza di kalangan pelajar dapat berkurang, sehingga remaja sebagai agent of change dapat tumbuh dengan baik, dan tentu saja semuanya untuk Indonesia,”  tambah Sujud.Iin