Peserta studi banding UKM menyimak berbagai informasi seputar pendidikan luar biasa.

Selama empat hari (02—05/07), UM mendapat kunjungan perwakilan dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) untuk studi banding ke Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) UM. Perwakilan UKM terdiri dari 25 mahasiswa dan 3 dosen. Dalam kunjungannya ini, UKM membawa misi untuk meningkatkan program perkuliahan PLB UM dan UKM.
Pada hari pertama, kegiatan studi banding diawali dengan diskusi terkait perkenalan institusi bersama Kaprodi, dosen dan  anggota Himpunan Mahasiswa Prodi PLB UM. Selanjutnya pada hari kedua, UKM disambut Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Hendyat Soetopo, M.Pd., Pembantu Rektor IV, Drs. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed, Ph.D, dan Kaprodi PLB Prof. Dr. Mohammad Efendi, M.Pd, M.Kes di Ruang Sidang Senat, gedung A3 lantai 2. Dosen pendamping dari UKM, Dr. Safani Bari B.Ed. M.Ed. Ph.D. mengatakan bahwa yang menjadi alasan dipilihnya UM untuk studi banding karena program Pendidikan Khas UKM dan Prodi PLB UM memiliki beberapa kesamaan program  seperti adanya pelatihan guru. Dengan kesamaan ini, UKM bisa membandingkan program yang dimiliki dengan PLB UM. “Kami memiliki program yang sama, kami juga melatih guru kami. Sehingga kami bisa membandingkan program kami  dengan pelatihan guru yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Indonesia dan Malaysia memiliki keinginan yang sama menjadi negara yang lebih maju juga menjadi salah satu alasan UKM mengunjungi universitas di Indonesia. “Kami, Malaysia dan Indonesia sama-sama ingin menjadi negara yang lebih maju. Untuk mencapainya, kami perlu menumbuhkan perhatian kepada anak-anak luar biasa ini. Kami perlu melatih guru PLB agar pendidikan yang diterima anak-anak luar biasa ini seimbang dengan apa yang didapat anak-anak normal,” tambah Safani.
UKM merupakan universitas terbesar kedua di Malaysia. Tingginya peminat  program tersebut menjadikan program pendidikan khas di UKM sangat populer. Bahkan universitas pertama yang memelopori program pendidikan  khas  di Malaysia adalah UKM.  Jumlah mahasiswa yang mengambil program pendidikan khas di UKM sebanyak 450 orang. Sama seperti PLB UM, ada tiga konsentrasi di program pendidikan khas UKM yakni, tunanetra (buta), tunarungu (tuli), dan tunagrahita (kesulitan belajar). Bedanya, PLB UM sudah memiliki pelatihan untuk tunadaksa.
Usai acara penyambutan, para mahasiswa beserta dosen UKM dan UM meninjau beberapa SLB di Malang. Sayangnya, banyak sekolah yang libur karena bertepatan dengan momen liburan, sehingga tim UKM dan UM hanya berkesempatan meninjau SLB Pembina Tingkat Nasional di Lawang. Perjalanan mereka selanjutnya menuju UM. Bertempat di aula FIP G1, acara diskusi berlangsung menarik. Banyak informasi yang disampaikan dari kedua pihak terkait pendidikan luar biasa di masing-masing negara. Selain itu, PLB UM juga menunjukan berbagai sarana prasarana yang berguna  untuk menunjang perkuliahan.
Usai saling berbagi informasi, para mahasiswa melanjutkan acara dengan persembahan budaya yang menampilkan beberapa kesenian khas Malaysia dan Indonesia. Sebagai tarian penyambutan, UM menampilkan tari Gandrung. Selain tari Jalak Gading yang menjadi persembahan utama, ada juga tambahan tari Melucu serta penampilan menarik dari band  laboratorium Autis. Sementara itu, mahasiswa UKM menampilkan Dzikir Barat yang merupakan kolaborasi pertunjukan tarian dan nyanyian.
Setelah beraktivitas seharian, para dosen beristirahat. Tengah malamnya  para mahasiswa UKM dan UM berangkat ke Bromo. Semangat untuk melihat pesona matahari terbit di puncak Bromo seolah menjadi energi yang mengalahkan dinginnya medan pendakian. Wisata ke Bromo yang berlanjut hingga hari ketiga, selain sebagai ajang rekreasi juga mampu meningkatkan kedekatan antara mahasiswa PLB UM dan UKM. Perbedaan bahasa tidak menjadi kendala berarti untuk berkomunikasi. Adanya pendampingan dari mahasiswa PLB UM juga semakin menambah keakraban mahasiswa. Pendampingan dilakukan dengan membagi mahasiswa UKM menjadi beberapa kelompok berisi 3-4 orang. Tiap kelompok ini didampingi oleh 3-4 mahasiswa PLB UM. “Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan selama mereka berkunjung ke Malang, selain itu juga menjalin kekraban antara mahasiswa UKM dan PLB UM,” terang Nurhuda Abdillah, ketua pelaksana dari Himpunan Mahasiswa Prodi PLB.
Hari terakhir kunjungan ditutup dengan acara refleksi dan evaluasi. Dalam sesi ini, para mahasiswa UKM mengungkapkan berbagai kesannya terkait kunjungannya ke PLB UM. Rupanya PLB UM telah berhasil memberikan  informasi dan pengalaman berharga bagi mereka. Hal ini tergambar dari berbagai komentar positif yang disampaikan mahasiswa maupun dosen UKM.
Menurut Kaprodi PLB, Prof. Dr. Mohammad Efendi, M.Pd, M.Kes, kunjungan ini bisa menjadi langkah awal untuk membuka hubungan kerja sama yang lebih erat antara kedua institusi, khususnya, terkait program studi PLB. Kerja sama ini bisa dilakukan pada bidang pendidikan misalnya berupa pertukaran mahasiswa. “Meski baru berdiri pada tahun 2010, kami yakin suatu  saat PLB UM bisa menjadi instansi lokal namun berkualitas internasional,” tegas Efendi.Anum