Oleh M Ziyan Takhqiqi Arsyad

Ilustrasi

Di era serba modern ini aktualisasi diri mengalami revolusi menjadi suatu “gaya hidup”.  Menurut Maslow, aktualisasi merupakan tujuan yang tak pernah bisa dicapai sepenuhnya (Sobur, 2009: 273). Gaya hidup menjadi sarana aktualisasi diri untuk memenuhi kebutuhan di segala aspek kehidupan manusia. Seperti suatu produk budaya, sadar atau tidak gaya hidup ditularkan ke dalam berbagai aspek kehidupan. Pemicu gaya hidup membutuhkan model yang memiliki pengaruh luas pada masyarakat. Modelling yang mengasumsikan peran sosial  dijadikan rujukan perilaku masyarakat.
Komunitas Hijabers Indonesia yang dijuluki Hijabers Community (HC) berkembang dengan asumsi gaya hidup yang diadopsi dari ajaran Islam. HC memiliki activity, interest, dan opinion yang berkaitan dengan pendekatan gaya hidup (Brotoharjo et al, 2005).
Bagian dari syarat gaya hidup dimiliki HC. Perkembangan HC meliputi aktivitas rutinan, ketertarikan majemuk yang seragam, dan membangun jati diri terhadap pandangan diri serta luar.
HC yang didirikan pada akhir November 2010 berkembang pesat karena mampu mewadahi upaya aktualisasi diri muslimah metropolitan dari berbagai kalangan. Awalnya sekitar 30 perempuan dari berbagai latar belakang dan profesi berkumpul membentuk komunitas demi misi yang mengemas hijab dan muslimah. HC kini telah eksis sebagai organisasi berlatar religi dengan moto “tetap fashionable meski menutup aurat”.
Penampilan elegan menjadi daya tarik tersendiri bagi HC. Penampilan ala Hijabers banyak dikagumi remaja putri lepas SD sampai wanita karier empat puluhan tahun. Imitasi gaya berpakaian HC banyak dilakukan muslimah lintas kalangan. Sampai di sini, HC layak disebut sebagai life model masyarakat.
Isu feminisme di dunia kerja beberapa waktu terakhir juga menjadi masalah yang hangat dibicarakan para pemikir. Benturan antara kemajuan berpikir akibat dari tindakan adaptasi ajaran Islam dengan aturan pekerjaan juga terjadi. Misalnya, larangan berjilbab untuk perawat. Gaya hidup Hijabers merupakan kesatuan pandangan dan solusi nyata dari kendala dalam kesehariannya oleh muslimah di berbagai kalangan. Kuatnya komunitas mendukung kuatnya kesadaran akan jati diri muslimah. Pengaruh HC meluas. Aktivitas HC cabang regional semakin ramai dan dapat disaksikan di portal-portal internet.

Aktualisasi simbolik
Kemunculan pastilah mem­­­butuhkan suatu ek­sis­­­tensi yang bisa saja di­­­tunjukkan dengan suatu ciri khas agar tidak me­redup. HC deng­an genre feminin me­ng­­onversi keunikan ber­jilbab. Jilbab–di­jadikan re­­daksional utama untuk me­wakili wistilah lainnya yang digunakan sebagai penutup kepala dari ber­hijab–dijadikan  simbol aktualisasi diri Hijabers.
Jilbab tidak me­ngalami perkembangan pesat beberapa dekade terakhir. Bentuk yang hanya itu-itu saja, kain yang disampirkan di kepala untuk menutupi sebagian aurat. Sekadar pendapat dari ingatan, dari sisi modelnya jilbab zaman dulu cenderung simetris dan keindahannya lebih dimenangkan keunikan bros.
Revisi besar-besaran mengikuti mode dilakukan HC. Mereka berperan dalam memopulerkan gaya jilbab yang lebih modis. Paris mode, pasmina timur tengah, dan gaya jilbab yang lebih atraktif dikreasikan. Mix-match dilakukan dan hasilnya tampak nyata. Muncullah gaya hijab yang modern bergelung-gelung, berlapis warna, asi­metris-estetik, dan kombinasi lain tanpa henti terus tercipta.
Gerak-gerik HC ternyata tercium oleh pebisnis. Banyak merek ternama menggandeng mereka dalam berbagai kegiatan guna menyukseskan marketing produk. Dalam bisnis inovasi, keuntungan dan promosi membutuhkan rujukan (baca model).
Inovasi tersebut tentu saja membawa efek samping. Sisi ekonomis busana muslimah menggeliat dengan ramainya jenis kerudung yang membanjiri pasaran. Berbagai varian yang diinginkan remaja muslimah ditawar-tawarkan. Bahkan, strategi pemasaran ala perusahaan mode paris menggunakan media berupa katalog mulai ramai dan menjamah dunia maya dengan katalog online. Pelatihan, kompetisi, dan video/gambar tutorial cara berjilbab menjamur entah dari mana. Eksistensi HC mampu membuat urat nadi kehidupan Islam lebih berdetak.

Memperluas lingkar mata
Melihat dengan lingkar mata yang lebih luas di luar HC akan menampakkan fenomena lainnya. Hijab Hunt dan World Muslimah Beauty merupakan contoh kontes bernada keislaman yang bertujuan mencari muslimah cantik yang modis dan fashionable. Muslimah yang terpilih akan menjadi icon pada majalah-majalah, mengisi katalog perusahaan kosmetik, dan model busana muslimah ternama.
Jumlah pemeluk agama Islam yang semakin besar memicu potensi bisnis atributnya. Tatanan Islam yang telah dipertahankan berabad-abad sangat miris jika dijadikan lahan bisnis.
Diceritakan ketika Socrates bertemu dengan seorang perempuan yang berhias agak berlebihan. Ditanyalah oleh Socrates, kemudian perempuan itu menjawab akan melihat kota. Socrates menyangkal kalau tujuannya untuk melihat kota, melainkan agar kota melihat dirinya. Karya populer dalam bentuk kata bijak Socrates menunjukkan sifat perempuan yang kecenderungan (sadar atau tidak) ingin menunjukkan pesona fisiknya pada laki-laki. Ibnu Rusyd menyimpulkan sistem sosiallah yang menyebabkan tidak berfungsinya perempuan dalam masyarakat (Kartanegara, 2005: 54).
Baik dan buruk bukan hanya soal manusia beragama, tapi lebih pada bagaimana seseorang tersebut berperilaku.Membangun opini bukan saja menyudutkan pandangan, namun membuka fakta-fakta dan menilai dari yang nampak akan lebih mudah diterima. Dalam hal ini, HC diharapkan mampu menciptakan peran-peran baru yang lebih bermanfaat bagi perkembangan Islam.
Penulis adalah mahasiswa PGSD dan bergiat di UKM Penulis. Tulisan ini juara I kategori opini Kompetisi Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi 2012.