Beasiswa, salah satu hal yang banyak diburu oleh mahasiswa dari berbagai lapisan. Seleksi yang kian selektif pun menjadikan mahasiswa tak bisa asal dalam mengirimkan berkas pengajuan beasiswa. Namun, bukan berarti lantas harus menyerah. “Just trying your best. Optimis dan nggak perlu memikirkan ketrima atau nggak. Nggak selalu orang pintar yang dapet. Karena bisa aja faktor keberuntungan dan yang terpenting adalah usaha dulu,”  ungkap salah satu Beswan Djarum asal FIP UM, Avin Suchasari.Mahasiswa angkatan 2010 tersebut, bersama dengan keempat rekan Beswan Djarum 2012/2013, Mufrichin (FT), Nadia (FS), Nurul Akhyar, dan Fahrul Khakim (FIS) menyosialisasikan Djarum Beasiswa Plus yang singgah di Joglo Perpustakaan UM pada Rabu (01-03/05). Tidak hanya itu, dengan menggandeng sejumlah alumni beswan lain asal UB, UMM, dan Unmer, para alumni beswan Malang itu menyelenggarakan Beswan Road to Campus berseling tiap minggu yang berlanjut ke tiga kampus lain, yaitu UMM, kemudian Unmer, dan terakhir di UB. Sejumlah brosur dan beragam informasi terkait dengan Djarum Beasiswa Plus 2013/2014 pun telah disediakan baik melalui Beswan Road to Campus maupun media sosial.
Beasiswa yang telah diberikan dari tahun 1984 itu diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa S1 yang tengah menempuh pendidikan pada semester 4. Ada beberapa catatan, yakni IPK minimal 3,00, tidak sedang menerima beasiswa dari institusi lain, serta aktif mengikuti kegiatan organisasi baik di dalam maupun luar kampus. Para beswan tidak hanya menerima dana beasiswa sejumlah Rp750.000,00 tiap bulan selama satu tahun saja. Namun, terdapat nilai plus dari beasiswa itu yang berupa pembekalan soft skills.
Avin memaparkan, “Agenda pertama ada Nation Building. Selama delapan hari kami diberikan materi terkait wawasan kebangsaan, kami ditanamkan tentang menjadi generasi penerus bangsa. Tahun lalu acaranya di Semarang, berupa diskusi kemudian peserta menampilkan festival budaya. Di sinilah serunya, seluruh beswan se-Indonesia dikumpulkan menjadi satu karena ini memang skala nasional. Agenda selanjutnya, Character Building. Tahun lalu diadakan di Bandung. Nah, usai memperoleh wawasan kebangsaan, kami secara acak dari tingkat regional mengikuti agenda ini. Intinya adalah meningkatkan rasa tanggung jawab, kepedulian, kesetaraan, rasa hormat, kepekaan, dan team work. Kemudian Leadership Development. Di sini kami diajarkan bagaimana menghadapi banyak orang dengan beragam karakter, bagaimana presentasi yang baik, dan apa itu hakikat pemimpin. Ada pula Competition Challenges, kegiatannya berupa debate competition, blog competition, dan LKTI.
Selanjutnya adalah Community Em­powerment. Kalau yang ini skalanya lokal. Jadi, kami terjun ke masyarakat untuk melakukan pemberdayaan. Kemarin konsep yang di Malang, baksos. Kalau di kota lain ada yang memberdayakan cacing, kemudian ada juga yang melakukan pemanfaatan eceng gondok di Selorejo. Nah, yang terakhir ada International Exposure, yaitu kongres mahasiswa se-dunia. Agenda yang ini diadakan di Harvard University. Untuk yang satu ini, tidak semua beswan bisa berpartisipasi, karena masih diadakan seleksi, salah satu persyaratannya adalah memiliki nilai TOEFL 500.”
“Bagi saya, ini bukan sekadar scholarship. Djarum Beasiswa Plus membuat saya mampu mengembangkan diri dan menemukan lebih banyak teman dengan beragam kelebihan,” terang Avin. Untuk menjadi beswan angkatan selanjutnya, beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah melengkapi berkas, melakukan verifikasi data, mengikuti psikotest, tes potensi akademik, dan mempersiapkan diri untuk interview.Rima