Dua mahasiswa UM terpilih menjadi peserta acara Future Leader Summit 2013 (FLS) pada Sabtu-Minggu (18-19/05) di Semarang, Jawa Tengah. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Choirun Nisa Ristanty (FS/2011) dan  Inda Mi’atul Qobah (FMIPA/2011) untuk membawa nama baik UM di kancah nasional. Setelah berhasil melewati tahapan seleksi yang ketat, mereka bersama-sama dengan peserta terpilih seluruh Indonesia lainnya menghadiri acara utama FLS. Acara tersebut berupa materi dari orang-orang hebat di Indonesia yang berpusat di Grand Candi Hotel. FLS membagi peserta ke dalam enam tema besar yang termasuk dalam Millennium Development Goals 2015 (MDG’s), yakni pendidikan, lingkungan, HAM, kesehatan, pengembangan bisnis, dan kebudayaan. Nisa mewakili Ruang Pendidikan, sedangkan Indah mewakili Ruang HAM.
Ruang Pendidikan berkesempatan me­ngunjungi SLB Negeri Semarang yang mencetak banyak prestasi. Beberapa anak difabel dan disabel mampu bersaing dengan anak-anak normal lainnya. Bahkan mereka berhasil meraih juara dalam bidang tarik suara, seni, dan bidang eksakta.
Di Ruang HAM, mereka berkunjung ke School of Life milik Priska, seorang tunanetra yang membuka sekolah bagi penyandang tunanetra pula.
Malam harinya, peserta menghadiri acara Grand Summit yang dihadiri pejabat Semarang dan United Nations Population Fund (UNFPA) . Grand Summit juga sebagai ajang networking antarpeserta untuk mem­bangun keakraban dan membina relasi satu sama lain.
Hari kedua (19/05) peserta bertemu dengan pemateri yang sudah ahli dalam bidangnya. Ibu Septi Peni Wulandari, penemu aritmatika dan Rudi Cahyono dari Indonesia Bercerita menjadi pemateri di Ruang Pendidikan. Ruang HAM diisi oleh Ryan Fajar Febrianto, penggagas Youth Right Festival dan Usman Hamid sebagai aktivis HAM.
“Setelah adanya acara ini saya ingin lebih peduli terhadap pendidikan. Khususnya terhadap kaum termarjinalkan, sehingga hak-hak  mereka bisa diakui pemerintah,” harap Indah pasca acara FLS 2013.Tanty