Berbulan-bulan lamanya mahasiswa menanti pengumuman penerima beasiswa PPA-BBM. Seperti tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa diselimuti rasa penasaran luar biasa. Bagi yang mengajukan beasiswa, terlebih yang pernah menerima tentulah mematok ekspektasi tinggi pada beasiswa itu. Namun sayang, harapan tak selamanya sesuai dengan kenyataan.
Hari pengumuman tiba, tetapi dalam SK No. 238/UN32.III/KM/2013 tanggal 4 April 2013 cukup mengejutkan mahasiswa. Pasalnya, beasiswa yang harusnya bernama PPA-BBM berganti nama menjadi beasiswa MBKM dalam pengumuman itu. Beberapa mahasiswa tak percaya dan langsung mengirim komentar mereka di laman kemahasiswaan UM.
Ada yang komentarnya mengandung curiga. Ada yang puas. Ada yang bertanya-tanya. Ada yang pro dan kontra.  Sudah sewajarnya jika hal tersebut menuai banyak teka-teki dari mahasiswa. Sebab itulah, Komunikasi mencari tahu, bagaimana cerita di balik diubahnya beasiswa PPA-BBM menjadi beasiswa MBKM.
“Berawal dari putusan pihak keuangan UM yang mengganti beasiswa PPA-BBM menjadi MBKM, kami pun turut mengubah nama beasiswa ini,” terang Drs. Imam Khotib, M.AP., selaku Kasubag Kesejahteraan Mahasiswa UM. Ia pun melanjutkan bahwa diubahnya nama itu bukan tanpa tendensi apa-apa. Hal yang paling mendasari sebetulnya adalah surat (boleh dibilang surat perintah) dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirbelmawa) yang berada di bawah naungan Dirjen Dikti Kemendikbud.
Surat itu terdiri atas dua macam, dengan isi dan tanggal pengiriman yang berbeda. Surat pertama, tertanggal 22 April 2013 dengan nomor surat 0873/E3.1/2013 berisi pernyataan akan diberikannya beasiswa oleh pihak tersebut dari Jakarta. Beasiswa itu akan diberikan pada mahasiswa UM sejumlah 2.460 penerima sama dengan beasiswa PPA-BBM di tahun 2012 lalu.
Setelah semua dipersiapkan dan berkas telah dikirim, datanglah surat perintah kedua. Surat itu tertanggal 2 Mei 2013 dengan nomor surat 0959/E3.1/2013. Dalam surat kedua tersebut diterangkan bahwa penyaluran beasiswa untuk tahun 2013 ini akan berubah. Jika pada tahun 2012 proses penyalurannya adalah dari pusat (Jakarta) dikirim ke rekening rektor baru ke rekening mahasiswa, sekarang penyaluran itu dilakukan dari pusat (Jakarta) langsung ke rekening mahasiswa.
Meskipun penyalurannya berbeda, tetapi untuk seleksi penerima beasiswa tetap dilakukan oleh pihak kampus terkait. “Perubahan itulah yang menyebabkan pencairan dana menjadi lebih lama. Saya tahu, sudah banyak mahasiswa yang ingin segera cair, semua maunya juga begitu. Namun, kita harus ikut prosedur pusat,” papar Bapak Imam.
“Saat ini pusat sedang melakukan rekonsialisasi dari data rekening yang kami kirimkan ke sana. Jadi, saya harap mahasiswa bisa bersabar, semua berkas sudah kami kirim. Saat ini masih diproses,” imbuhnya. Rekonsialisasi merupakan proses pengecekan rekening. Proses itu tentu harus dilakukan agar mendapatkan nomor rekening yang betul-betul valid. Tujuan utamanya ialah supaya tidak salah kirim uang ke rekening lain. Sebab, jika itu terjadi maka prosedur akan makin susah dan berbelit. Bisa jadi dana yang akan dikucurkan itu menjadi tak tepat sasaran. Buruknya lagi, hal itu pun bisa dicurigai menjadi tindak korupsi oleh KPK. Untuk itu, pusat sangat berhati-hati dalam proses pencairan beasiswa kali ini.
Selain itu, yang membedakan antara PPA-BBM dengan MBKM adalah poin krusial dalam penyeleksian calon penerima beasiswa. Beasiswa PPA ditujukan untuk mahasiswa berprestasi, sedang beasiswa BBM untuk mahasiswa kurang mampu. Sedangkan di beasiswa MBKM keduanya dilebur jadi satu, tetapi titik pertimbangan utamanya adalah pada mahasiswa kurang mampu. Berdasarkan data yang didapat dari pihak Kemahasiswaan UM, mayoritas penerima beasiswa yang lolos seleksi adalah mahasiswa yang pendapatan orang tuanya minim.
Minim dalam artian tidak melulu sedikit. Drs. Taat Setyohadi, selaku Kabag Kemahasiswaan UM menjelaskan, “Misalnya ada mahasiswa dengan gaji orang tua sekian juta tiap bulan. Dia punya tanggungan anak hanya satu. Kemudian, ada mahasiswa dengan gaji orang tua sekian juta lebih besar sedikit dari mahasiswa pertama yang saya sebut, tetapi dia adalah lima bersaudara. Tentu kami akan lebih mempertimbangkan mahasiswa kedua dari pada yang pertama,” paparnya.
“Pada intinya kami tetap mem­pertimbangkan mahasiswa yang kurang mampu daripada yang berprestasi. Namun, baiknya lagi jika mahasiswa itu kurang mampu, IPK bagus, ikut ormawa, dan berprestasi,” imbuh Bapak Imam saat keduanya bertemu dan diwawancara
Ada pun kriteria yang harus dimiliki penerima beasiswa MBKM ialah kurang mampu, berprestasi, aktif ormawa, tanggungan orang tua banyak, dan dipertimbangkan pula pendapatan orang tuanya. Matrik penilaian itu pun terdiri atas pekerjaan ayah dan ibu, status (lengkap tidaknya orang tua), pendapatan orang tua, tanggungan, pendapatan perkapita, dan IPK. Dari sekian kriteria dan matrik itu kemudian diakumulasi, lalu dirapatkan.
Penetapan penerima beasiswa bukanlah keputusan mutlak oleh pihak Kemahasiswaan saja. Mereka yang menerima beasiswa adalah hasil rapat bersama pihak Kemahasiswaan, Wakil Dekan III, dan Kasubag Kemahasiswaan Fakultas. “Kedua pihak selain kami itu, tentu juga memiliki rekomendasi yang telah dipertimbangkan. Untuk itu, kami melakukan rapat untuk mempertimbangkan ulang. Jadi, keputusan yang kami umumkan itu bukanlah keputusan mutlak dari pihak Kemahasiswaan,” terang Bapak Taat, yang diiyakan oleh Bapak Imam.
Terkait perubahan nama beasiswa itu sebetulnya juga tidak berpengaruh pada kuota penerima beasiswa berikut jumlah beasiswa yang diterima. “Di fakultas saya jumlah penerimanya tidak sama dengan tahun lalu, apa jumlah PPA-BBM dan MBKM memang berbeda?” tanya Blima Oktaviastuti, mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan.
Jumlah keseluruhan sebetulnya tetap sama dengan tahun lalu, yakni sejumlah 2.460. Untuk jumlah tiap fakultas tentu dibuat berbeda. Itu dilakukan tiap tahun. “Jumlah penerima beasiswa tiap fakultas itu kami sesuaikan dengan jumlah rasio pendaftar. Jika pendaftar banyak, tentu banyak pula yang dapat. Tahun ini yang paling banyak pendaftarnya adalah dari FIP dan FE. Jadi, wajar kalau jumlah penerima di kedua fakultas itu lebih banyak dari yang lain,” tandas Bapak Imam.
Sebelum penyeleksian dilakukan, berkas memang terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan fakultas. Dari pengelompokkan akan diketahui animo peminat beasiswa. Dengan proses pencairan dana beasiswa itu, semua mahasiswa diimbau untuk bersabar. Mengingat proses di pusat begitu pelik. Untuk pencairan tahap satu, pihak Kesma memastikan bahwa dana akan diberikan tiga bulan langsung. Jadi, jumlahnya cukup lumayan. Sehubungan dengan hal tersebut, dimungkinkan tahun depan nama beasiswa akan berubah lagi menjadi PPA-BBM, agar lebih kentara tujuannya seperti semula. Namun, sekali lagi ditegaskan berubah atau tidaknya nanti juga akan bergantung pada keputusan pusat. Selamat untuk para penerima beasiswa.Wida