Malang kembali dihebohkan dengan euforia Malang Flower Carnival (MFC). MFC merupakan momen tahunan, yang sudah lekat di hati masyarakat Malang. MFC keempat itu digelar meriah di Jalan Ijen, Malang (30/06) lalu.

Semarak ditandai dengan mem­bludaknya peserta kontes hingga mencapai angka 191 peserta karnaval dan 22 peserta modelling dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat.Tak hanya itu, penonton yang penuh sesak di kiri-kanan Jalan Ijen, merupakan indikasi nyata betapa besar acara yang telah diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri UM (HIMTI-UM). Acara yang diselenggarakan HIMTI sebetulnya bukan MFC saja. Sebelumnya ada Parade 1000 Topeng, IT-FEST, BOSARIS (Kongres Nasional), Gelar Cipta Busana, Gelar Cipta Boga, dan lain-lain. Istimewanya, hampir semua acara yang diadakan oleh HIMTI merupakan event berskala nasional. Event-event itu pun mendulang sukses luar biasa.
Lalu, apa yang membuat HIMTI, yang pada dasarnya merupakan organisasi sekaliber jurusan belaka mampu eksis dalam kancah nasional? Berikut penuturan beberapa narasumber yang berpartisipasi aktif mengiringi HIMTI untuk berproses.

Pengaderan Pengurus dan Anggota
Pengaderan HIMTI sebetulnya tidak jauh berbeda dengan pengaderan di HMJ lainnya. Uniknya, di HIMTI semua mahasiswa yang mendaftar untuk menjadi anggota akan diterima. Hal itu bukan tanpa alasan. “Kami menerima semua mahasiswa yang berminat, karena kami melihat dari kemauan terlebih dahulu,” ungkap Bapak Agus Sunandar selaku pembina HIMTI.
Kemauan merupakan modal paling dasar untuk terjun pada suatu dunia. Selain itu, dalam berorganisasi pun dikenal yang namanya seleksi alam. “Seleksi alam itu pasti akan terjadi, jika awalnya kami sudah melakukan seleksi ketat yang akan memperkecil kuota pengurus dan anggota, takutnya yang sedikit itu makin sedikit karena terkena seleksi alam. Kalau banyak kan setidaknya lebih aman,” papar alumnus Jurusan Seni Rupa angkatan 1990 itu. Seleksi alamlah yang akan menguji loyalitas dan kualitas para pengurus dan anggota HIMTI.
Untuk kepengurusan, HIMTI tetap menyeting kepengurusannya secara ramping. Tidak semua anggota yang terdaftar bisa menjadi pengurus, lebih-lebih pengurus inti. Hal itu dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan pengondisian anggota HIMTI. Secara garis besar struktur organisasi HIMTI sama dengan HMJ lain. Terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi bidang.

Trik Membidik Acara
Sebagai penyelenggara acara-acara besar yang sudah dikenal di masyarakat, HIMTI tentu tak sembarangan dalam memilih suatu acara untuk dieksekusikan. Dalam menyelenggarakan satu event, banyak hal yang harus dipertimbangkan secara matang. Ada beberapa kriteria untuk membidik suatu acara, agar diminati masyarakat, bermanfaat, dan bisa menarik sponsor-sponsor besar.
Pertama, tidak terpaut dengan dana dari universitas. Yang terjadi di beberapa ormawa ialah bagaimana membuat acara sesuai dana. Namun, HIMTI membalik terminologi itu. Prinsipnya ialah bagaimana mengolah dana sesuai acara. Jadi, yang dipikirkan adalah acara dulu, baru setelah itu bagaimana dananya. Dengan mindset itulah HIMTI akan berproses dan berkreasi.
Kedua, membuat acara yang edutainment. “Edutainment adalah bagaimana kita mengadakan acara yang punya sisi edukasi dalam artian bernuansa pendidikan, tetapi juga menjual,” terang Bapak Agus Sunandar. “Misalnya, dalam Gelar Cipta Boga, HIMTI sering mengundang chef terkenal, tujuannya selain ke pelatihan Tata Boga, yaitu dari sisi edukasinya, kami pun mempertimbangkan sisi hiburan dan bagaimana menjual sebuah acara. Salah satunya dengan mendatangkan tokoh atau artis,” tambahnya. Dengan demikian, HIMTI akan dengan mudah mencuri perhatian masyarakat dan sponsor. “Program yang berkualitas akan punya nilai promo yang kuat,” tandasnya.
Ketiga, mendatangkan bintang tamu utamanya artis merupakan trik untuk memikat perhatian publik. Artis yang didatangkan itu bukan tanpa tendensi. Mereka dihadirkan untuk meningkatkan nilai jual acara yang digawangi oleh HIMTI.

Kinerja HIMTI dalam Kepanitiaan
Dalam kinerja kepanitiaan, HIMTI sangat menghindari dualisme kepemimpinan. Para anggota dan pengurus bahkan pembina pun sangat menjaga loyalitasnya. Dalam satu tahun, sedikitnya ada enam acara berskala nasional yang diselenggarakan oleh HIMTI. Namun, uniknya panitia-panitia bentukan HIMTI jarang mengadakan rapat. Seperti MFC, misalnya. MFC digarap satu bulan sebelum hari-H. Itu bukan hal yang tidak mungkin. Ditinjau dari pengalaman dan loyalitas tadi, kepanitian HIMTI seolah tinggal bergerak.
Trik saat rapat pun cukup nyeleneh. Satu contoh, jika mereka akan bicara tentang acara, yang dikumpulkan dan diajak rapat hanya sie acara saja. Sie konsumsi dan lainnya tidak akan dilibatkan. Hal itu ditujukan untuk efisiensi dan keefektifan. Mereka pun sangat jarang terlibat dalam konteks formal. “Selain itu, kami membagi panitia menjadi dua tubuh. Yang pertama untuk gerak ke luar dalam artian promosi dan mencari sponsor. Yang kedua untuk produksi. Produksi dalam makna mempersiapkan untuk ikut kompetisi yang kita gelar juga,” papar Meilina Indah saat diwawancara.

Pandangan Masyarakat
Melalui acara yang diselenggarakan HIMTI, masyarakat pun mengapresiasi positif. HIMTI telah mengibarkan nama UM hingga kancah nasional. Seperti Yoga, salah satu peserta MFC asal Tulungagung, yang mengaku sangat senang dengan adanya MFC. “Saya jadi punya wahana untuk berekspresi diri, menambah pengalaman, dan melatih mental,” katanya. Demikian juga dengan Ibu Grace yang mengikutkan putrinya dalam ajang modelling. “Ini sangat positif, kami orang tua dapat mengikutsertakan putri kami. Niat saya hanya untuk melatih mental, tetapi semoga menang, dan MFC bisa terus sukses,” harapnya saat ditemui di ruang make up.
Selain tanggapan dari peserta, masyarakat yang melihat pun mengurai komentar mereka. Bapak Chairil Anwar, Ketua Kader Lingkungan Karang Taruna Sukun, sedikit mengungkapkan kritik bahwa acara sudah berjalan baik, tetapi belum begitu greget. “Utamanya musiknya. Belum tertata dengan sempurna,” tambahnya. “Mungkin kalau lebih mengeksplorasi kearifan lokal, acara ini akan semakin bagus. Lebih-lebih kalau dilaksanakan malam hari. Lomba bisa ditambah dengan parade lampion. Saya rasa akan semakin bagus juga,” ungkapnya.Wida