Fajar Sidik
: Sodom dan Gomora

sebelum menjadi buta
ditemukannya sidik jari malaikat
di antara kabut dini hari
dan debu di udara

daging anak lembu
yang dibakar di atas tungku
menjadi dingin sebelum dikecap
sebab mereka berkata-kata:
tak perlu istrimu menjamu kami
sebab kami hanya datang
untuk menggiringmu
sebelum hari memancar
dan kota ini menjadi garam

marilah kita pergi
tanpa berpaling pada masa lalu
bergegaslah sebelum tanah ini
dihujani batu api
sebelum kerikil bara
menguliti kenangan di kepala

berangkatlah ia dan kawan
dari pintu belakang
sebelum mereka sadar
dan merenggut tamu asing

tetapi istrinya telah lupa
diintipnya selembar potongan hidup
ia telah berziarah
dan memilih menjadi
orang mati di kota
yang kini sunyi

Malang, 2013

Riwayat Luka-Luka

kemarilah, luka-luka
agar kau datang lagi
tanpa ditutupi mantera pertobatan

sebab air mata
menodai riwayat daku
dan membunuh takdir paling nadir
yang kian memerih

datanglah, luka-luka
biar engkau menjadi kenangan
tanpa terhapus di kepala

supaya daku sanggup
memanggul sepotong cerita
yang menjelma hantu-hantu

Yogyakarta, 2013

Di Bukit Golgota

dan kebahagiaan orang-orang
tatkala ia menjadi korban suci tanpa domba
di antara kilat pedang abraham
dan ranum leher isak.

tuhan tak pernah mengganti
putra satu-satunya
dengan ternak paling tambun
dan pesta daging merah.

“lihatlah, awan menggumpal
seperti gelap kiamat.”
tak pernah ada berkas jubah malaikat
yang memancar di pucuk bukit moriah.

tetapi, di atas tanah golgota
ia mati dan memanggul ribuan sayap merpati
untuk menyapu dosa-dosa
dan membawa kutuk derita.

Malang, 2013

Inkubus

datanglah, iblis jantan
ketika janda-janda, gadis-gadis,
dan perawan tua kehausan
pada malam basah dan sepi.

tak ada doa sunyi
agar ia hampiri mimpi-mimpi.
di sanalah ia mengendus harum betina
dan sebuah perjamuan berahi.

menjelmalah mereka sukkubus,
mengundang memedi
atau mambang hutan.
merasakan kecap dan kerinduan
yang digenapi.

tetapi tak ada hantu malam
merasuki liang farji biarawati
dan wanita sufi.
sebab merekalah mempelai ilahi.

ya, datanglah, hanya datang.
iblis jantan pengabul mimpi jelalatan.

Yogyakarta, 2013

Di Kota Bukan Macondo
: menjelajah cerpen-cerpen
Tryanto Triwikromo

Di kota bukan Macondo,
Aku terjebak pada sebuah labirin busuk
Yang dihuni koala tersesat dan tikus harum.

Di sanalah aku mengembara
Seperti orang yang terusir dari negeri para junta
Dan semerana pria Nazaret
Yang terbentang di tiang salib.

Di rumah perempuan macho
Aku bercinta dengan ribuan satwa
Yang tergurat di sekujur tubuh Natasja Korolenko.
“Kau mesti bercumbu dengannya untuk
Mendengar aum singa dan desis dosa ular Eva,”
Dengus Virginia Grey sambil mencupang leherku
Serupa pangeran kelelawar.

Tetapi aku mesti mencari jalan keluar sebelum
Dua malaikat dari Sodom dan Gomorah tiba di kota Alas
Sebelum Abilawa menyembelih lembu paling tambun
Dan Gandari mati di sanatorium
Pada akhir Ramadan sarat debu.

Dalam cawis doa para padri di keheningan bulan
Kutemukan perahu kencana untuk berpulang
Tanpa sayap hantu Arthur Rimbaud
Atau kepak rajawali Sultan Ngamid.

Malang, 2013

Penulis adalah alumnus UM
dan tengah menempuh
studi S2 Ilmu Sastra
di Universitas Gadjah Mada.