Oleh Reza Amalia

Tenggelamnya-Kapal-Van-Der-Wijck-poster-crop-HJudul Film         : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Extended
Tanggal Rilis     : September 2014
Genre                 : Roman

Film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Extended” hadir memenuhi kehausan penikmat film dan sastra. Cinta adalah penggerak roda kehidupan, cinta selalu menggetarkan dunia, dari zaman nabi Adam, berdirinya Taj-Mahal, Romeo-Juliet hingga Habibie-Ainun. Berlatar tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya di Makassar, Zainuddin berlayar menuju kampung halaman ayahnya di Batipuh, Padang Panjang, Sumatra Barat. Di tanah kelahiran sang ayah, Zainuddin dipertemukan Tuhan dengan seorang gadis cantik, Hayati.
Keluarga Hayati yang sangat memegang teguh adat istiadat Minang Kabau risau akan hal ini. Mengenai latar belakang Zainuddin sebagai seorang perantau yatim-piatu dan status suku yang tidak jelas, hal ini menjadi jurang pemisah antara dirinya dengan lingkungan adat minang sekaligus dengan seorang Hayati. Melalui musyawarah antara keluarga Hayati dan kepala adat, akhirnya Zainuddin terpaksa diusir dari Batipuh dan disarankan untuk belajar ilmu agama di Padang Panjang.
Sebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin ditemui oleh Hayati. Hayati pun ber-ikrar dihadapan senja bahwa, nama Zainuddin tetap akan terukir disudut hatinya meski mereka tak bisa bersatu di dunia. Ia akan tetap setia menunggu kembalinya Zainuddin. Sungguh cinta ini menjadi api penggerak bagi Zainuddin meneruskan langkahnya sebagai seorang pengelana.
Hubungan keduanya tetap terjaga dengan terus berkirim surat. Suatu hari Hayati diperbolehkan mengunjungi Padang Panjang sekaligus bersilaturahmi ke rumah sahabatnya, Khadijah. Hayati hendak melepas rindu dengan Zainuddin di pacuan kuda. Namun, bukan pertemuan dan cengkrama hangat yang didapat, Zainuddin justru terkejut dengan penampilan Hayati yang didandani ala kota oleh sahabatnya dan sekaligus membuat Aziz, kakak dari Khadijah, tertarik.
Di sisi lain, Zainuddin mendapat kabar dari Makassar bahwa Ibundanya telah tiada dan meninggalkan warisan kepada Zainuddin. Berbekal hal ini, Zainuddin hendak melamar Hayati tanpa menyebutkan bahwa ia telah menjadi seorang yang kaya raya. Di sisi lain, Aziz pun melamar Hayati. Keluarga besar Hayati sepakat untuk memilih Aziz sebagai suami Hayati. Mendengar kabar ini, Zainuddin terbaring sakit selama dua bulan. Setelah itu Zainuddin memutuskan untuk berkarya dalam bidang penulisan dengan berlatar keagungan cintanya kepada Hayati. Berbekal bakat sastra yang dimilikinya, ia terjun ke dunia penulisan cerpen di surat kabar. Kemudian Ia berkelana menuju tanah jawa, tepatnya di Batavia, dan meneruskan tulisannya hingga cerpen-cerpen itu terkumpul menjadi sebuah novel berjudul “Teroesir”. Kesuksesan tampaknya semakin menghampiri Zainuddin saat novel “Teroesir” laris di pasaran dan ia dipercayakan untuk mengelola cabang perusahaan penerbitan di Surabaya.
Di sisi lain, rumah tangga Aziz dan Hayati tak seindah yang dibayangkan. Bepergian dan berjudi menjadi rutinitas Aziz dan sikap kasar tak jarang Hayati dapat. Aziz dipindah dinas ke Surabaya dan kebiasaan Aziz pun semakin menjadi. Di saat yang bersamaan novel “Teroesir” karya Zainuddin akan dioperakan, sebagai anggota anak rantau Sumatra, Aziz dan Hayati diundang dalam opera tersebut.
Tak disangka, rasa malu dan hutang yang begitu banyak membuat Aziz putus harapan dan bunuh diri. Ia sebelumnya telah menulis sepucuk surat untuk Hayati bahwa ia ingin menceraikan Hayati dan ingin Hayati kembali kepada Zainuddin. Namun, Zainuddin tak begitu menanggapi akan hal ini, ia sedang tenggelam dalam dendam. Penyesalan Hayati dan ungkapan cinta yang beberapa tahun lalu  masih disimpan rapat, tetap saja Hayati tak mampu mengetuk hati Zainuddin untuk menerima kembali dirinya. Zainuddin menyuruh Hayati pulang ke Batipuh, Ia membelikan Hayati tiket kapal Van Der Wijck.
Hayati berangkat ke pelabuhan keesokan harinya, ia merasakan firasat buruk, kaki Hayati seakan tertanam di tempat ia berpijak. Sebelum berangkat, Hayati memberikan surat kepada Zainuddin yang ia titipkan kepada seorang sahabat Zainuddin.
Seakan jantung hati Zainuddin tersayat pedang tajam, sesal ia dapat. Zainuddin berniat untuk menyusul Hayati ke Batipuh dan membangun impiannya yang terlewat beberapa saat. Namun, terdengar kabar Kapal Van Der Wijck yang ditumpangi Hayati tenggelam. Sungguh hati tergunjang, tertampar oleh kenyataan. Zainuddin  menemukan Hayati tebaring lemas. Tuhan tak berkenan akan hal itu, Hayati menghembuskan nafas terakhirnya di pelukan Zainuddin.
Raga Hayati tak lagi tersentuh oleh jemari, akan tetapi Hayati masih hidup dan bernafas di hati Zainuddin. Kelanjutan novel telah usai tentang kisah bunga persukuan Batipuh yang menempati tahta tertinggi hatinya. Ia membangun panti asuhan “Hayati” sebagai wujud bukti cintanya bahwa Hayati masih hidup.
Penulis adalah mahasiswa Hukum Kewarganegaraan FIS dan juara  2 dalam Kompetisi  Penulisan Rubrik Majalah Komunikasi Tahun 2014 Kategori Pustaka.