IMG_2669Menjadi salah satu pelopor investasi muda, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FE UM berbagi pengetahuan kepada siswa-siswi di dua belas SMA/SMK/MA Kota Malang. Dengan berbekal pengetahuan seputar investasi dan perangkatnya, KSPM memulai sosialisasi yang bertajuk, “4S: Sit-Stand-Sprint-Success, to be Young Investor” sejak (05/08) lalu.
Sosialisasi pertama berlangsung di MAN 03 Malang, dengan total peserta 120 siswa-siswi kelas 11 IPS. Materi seputar investasi, pasar modal, dan pegalaman trading saham disampaikan oleh Lisa Rahayu Ningsih, mahasiswi jurusan Manajemen dan Betty Dian Rini, mahasiswi jurusan Pendidikan Akuntansi. Selain mendapatkan pengetahuan seputar saham, siswa-siswi juga mendapat kesempatan untuk simulasi trading saham dengan menggunakan beberapa kode perusahaan yang listing atau tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Pakuwon Jati Tbk. (PWON), Waskita Karya Persero Tbk. (WSKT), Nusantara Infrastructure (META), Adaro Energy Tbk. (ADRO).
Simulasi dilakukan dengan menganalisis perubahan harga saham yang terjadi di papan harga saham, kemudian dengan modal yang diberikan peserta harus melakukan jual beli saham dengan mempertimbangkan selisih harga yang ada untuk memeroleh keuntungan penjualan saham yang disebut capital gain. Tiga kelompok simulasi dengan capital gain terbanyaklah yang akan mendapatkan hadiah. Dengan semangat peserta meneliti papan harga saham yang tiap menitnya mengalami perubahan harga, kemudian mencatat transaksi dan menyerahkannya kepada broker atau pialang yang bertugas untuk mencocokkan harga (matching). Setelah itu transaksi yang telah disetujui broker akan dipindahkan ke kertas transaksi untuk penghitungan akhir.
“Memang bagian paling menyenangkan di simulasi trading, karena peserta sangat antusias dalam berkompetisi, panitia juga aktif dalam membimbing adik-adik yang bertanya”, jelas Bagus Wahyu Kurniawan, Ketua Pelaksana RTS.
Menurut mahasiswa yang biasa dengan panggilan Awan ini, kegiatan sosialisasi pasar modal bertujuan untuk menumbuhkan jiwa investasi pemuda saat ini, karena mengingat rendahnya angka sadar investasi masyarakat Indonesia. Padahal independensi pasar modal sangatlah penting bagi kekuatan ekonomi suatu negara. Selain itu, perspektif masyarakat mengenai pasar modal masih abu-abu, dalam artian, berinvestasi masih menjadi hal asing yang ditakuti karena dianggap berisiko tinggi.
“Jangan takut untuk berinvestasi, jangan takut untuk mengambil risiko, karena terlambat berinvestasi berarti terlambat menyelamatkan kesejahteraan negeri”, tutupnya. Catte