Jika…

Jika hujan tak lagi datang membawa air

Masihkah ada doa disaat hujan, yang diutamakan

Kupastikan tanah  brantas kan mengeras

Tidak kan ku dengar lagi

Berisik gemericik ribuan titik air terjun,

jatuh memperkosa batu, bata, waktu, dan masa

Lantas gerojokan deras sektika tertebas, hilang tiada bekas

 

Jika waktu tak sediakan siang, tak sediakan malam

Dimana waktu siang untuk mencari nafkah

Dan waktu malam untuk mencari berkah

Pukul berapa harus ku kais upah

Pada jam berapa ku harus mengerjakan amalan sunnah

Sungguh ku yakin mercuar ibadah masih Ka’bah

Tapi bagaimana bisa jika sudut-sudut ruang kini tak lagi berarah

 

Jika sedih, tangis tak lagi butuh airmata

Masihkah sudi ancaman mati diperhitungkan?

Percuma saja meratapi apa yang tak perlu diratapi

Semestinya anggapan merajuk pada kenyataan

Apa mau dikata jika dunia tak lagi beri kehidupan

Tentu semua angan dan anggapan akan jadi sia berkelanjutan

 

Penulis

Nama               : Fajar Andre Setiawan

NIM                : 150212602804

Fakultas           : Sastra

Jurusan            : Sastra Indonesia

Prodi               : Bahasa dan Sastra Indonesia