Kala petang, mata-mata itu mulai menerawang jauh di biru muda pasir pesisir
Dengan kail yang meruncing, kehidupan digantung pada keberhasilan saat dayungan menepi
Kala itu ombak kembali meninggi
Mata kail tak kunjung menepi, sedang
Mata sendu tak henti menunggu
Busa sisa ombak melantunkan bait-bait malang sang raja laut
Dengan girangnya busa itu membasuh bibir pantai dan ujung jemari
Dengan meriahnya pula, busa itu seakan menuliskan kisah sang raja pantai yang menyelami laut tanpa kembali
Jika purnama datang,
Sesajen tangis dan harap lekas kembali di bibir pantai akan dikumandang dengan jenuhnya
Dan gemuruh laut adalah sapa terakhir purnama itu