Intiplah laju bumi yang berevolusi
Menyobek lembar hari berganti hari
Waktu telah menunggu
Saat yang mulanya tuna membalas lara
pada yang punya mata tapi tak maha melihat
pada yang punya telinga tapi tak maha mendengar
pada yang punya segala tapi tak sempurna
saat manakala alam ingin manusia tuk menyatu dengannya
Lihatlah bulan yang berotasi
Menggulung siang menjelma malam
Waktu telah menunggu
Menanti ikan menari didaratan
Menanti insan yang bangga akan kemiskinan
Menantikan azan yang hanya sebatas seruan
Gemelut kehidupan dibalut atmosfer kemunafikan
Akankah sudah dekat batas,
Dimana waktu menelan masa tertelan waktu mengahapus masa?
Menengok belantara terus memuntahkan magma perkara
Gelandangan berlakon bak raja di lautan
Kaya ingin jadi miskin, yang miskin ingin jadi kaya
Tiada kebaikan yang tak berbayang-bayang akan uang
Segerakah, tiba waktu?
Tunggulah waktu, karena waktu telah menunggu
Penulis
Nama : Fajar Andre Setiawan
NIM : 150212602804
Fakultas : Sastra
Jurusan : Sastra Indonesia
Prodi : Bahasa dan Sastra Indonesia