Oleh Healza Kurnia Hendiastutjik

Tak hanya generasi muda yang dituntut untuk menjadi tumpuan terdepan dari kemajuan suatu bangsa. Para tenaga profesional, pekerja, hingga tenaga pendidik juga diharuskan untuk terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Segala bidang, khususnya di bidang pendidikan yang setiap saat selalu berubah karena kemajuan teknologi dan infrastruktur membuat seluruh guru ataupun dosen harus mampu berpikir kritis terhadap beragam masalah pendidikan.
Berawal dari keinginan kuat untuk terus mengabdi di dunia pendidikan inilah yang menjadi motivasi tersendiri bagi para tenaga pendidik dan dosen-dosen untuk mengadakan workshop selama 3 hari, yakni 25 Juli-27 Juli 2016. Acara yang digagas oleh Jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan Divisi Publikasi TEFLIN (The Association for the Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia) dan bertempat di Aula Fakultas Sastra UM tersebut turut menghadirkan fasilitator sekaligus pembicara handal yang berasal dari National Institute of Education (NIE), Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Dr. Willy A. Renandya dan Dr. Ruanni Tupas.
“Keduanya adalah pakar di bidang pembelajaran bahasa Inggris dan Applied Linguistics yang telah memiliki pengalaman dan track record yang sangat mumpuni dalam penelitian dan publikasi ilmiah di jurnal internasional,” tutur ketua pelaksana “A 3-day Workshop on ELT Research and Publication”, Nur Hayati, M.Ed. Beliau juga mengungkapkan bahwa agenda workshop yang dihadiri oleh sekitar 24 universitas di seluruh Indonesia diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seluruh peserta dalam menghasilkan penelitian dan publikasi internasional yang memiliki kontribusi positif terhadap perkembangan ELT atau pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahan rujukan praktisi, peneliti dan pengamat di bidang tersebut.
Dalam workshop tersebut, kedua pembicara ahli menggembleng melalui pengenalan terhadap cara-cara ampuh dalam melakukan penulisan karya ilmiah, perencanaan terhadap penelitian jangka panjang, hingga perencanaan agenda publikasi di jurnal ilmiah internasional. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, seorang dosen harus mampu melakukan penelitian dan menghasilkan publikasi yang berpengaruh dan berkontribusi besar bagi lingkungan masyarakat. Tidak hanya di level lokal, namun juga di skala internasional dan hasil penelitiannya akan menjadi rujukan bagi banyak orang pula.
Di hari pertama ini, para peserta workshop diajak untuk mengenali “WRITE” way. Mulai dari bagaimana berpikir untuk menemukan topik permasalahan yang akan diangkat dalam sebuah penelitian dan menemukan sumber-sumber referensi yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Memasuki hari kedua, Willy dan Ruanni mengajak para peserta untuk mulai membuat abstrak. Selain itu, mereka juga diharuskan untuk mempresentasikan kajian pustaka dari penelitian masing-masing, mendeskripsikan metodologi penelitian yang digunakan, hingga menjelaskan hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penjelasannya, kedua pemateri mengingatkan untuk tidak keluar dari jalur atau langkah-langkah dalam penulisan jurnal. Karena selain untuk memudahkan peneliti menulis ide-ide yang akan ditulis, peneliti juga dapat memetakan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukannya selama penelitian.
Di hari ketiga, Willy dan Ruanni kembali memaparkan bagaimana cara membedakan antara jurnal pedagogi dan akademik. Para peserta juga diajak untuk mengenali rate atau standar yang diterima oleh jurnal tersebut. Selain rate, dalam publikasi jurnal seorang peneliti juga harus mengetahui seberapa besar dampak yang akan diterima dari paper yang telah dipubilkasikan dalam jurnal ilmiah. Setelah mengerti dan memahami keseluruhan faktor-faktor tersebut, barulah seorang peneliti memutuskan jurnal atau publisher mana yang dapat mempublikasikan paper peneliti dengan tepat.
Hari terakhir workshop, para peserta diharuskan mengumpulkan manuscript yang telah dikerjakan selama tiga hari ini. Setelah mendapat revisi dan komentar atas manuscript yang telah dikumpulkan, para peserta diharuskan mengumpulkan kembali manuscript mereka yang telah direvisi. Usai kegiatan tersebut, para peserta diajak berdiskusi mengenai isu-isu terbaru dan konsentrasi yang telah dipelajari oleh para dosen, khususnya di bidang English Language Teaching (ELT).
Penulis adalah mahasiswa Sastra Inggris
Universitas Negeri Malang.