Membaca-menulis atau literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Minat baca-tulis di perpustakaan sekolah  saat ini sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai persoalan.Salah satunya yaitu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal seringkali belum memiliki program pengembangan literasi. Berangkat dari kondisi tersebut, Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan ‘’Seminar Nasional Gerakan Literasi Sekolah’’. Kegiatan tersebut berlangsung Sabtu (12/11) pukul 08.00-15.00 WIB. Bertempat di Aula lantai 2 Perpustakaan Pusat UM, seminar ini dihadiri oleh dua ratus peserta yang terdiri atas pustakawan, guru, kepala sekolah, dan penggiat literasi.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah lima belas menit membaca buku non-pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, yang berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Hal yang perlu ditekankan adalah penguatan perpustakaan sekolah yang harus mampu merespon dengan menyediakan layanan yang terbaik untuk siswa.Desy