Setelah lama vakum, kini Radio Teknologi Pendidikan (TEP) akhirnya sudah mulai aktif kembali. Pada tahun 2011 silam, Radio TEP sempat mati suri dan tidak terurus lagi setelah pemancarnya tersambar petir.Mulai dari situlah radio ini sudah tidak bisa mengudara lagi. Hingga pada akhirnya, muncul gagasan baru untuk menghidupkan kembali Radio TEP pada tahun 2015. Meskipun lama menjadi wacana, namun pada awal bulan tahun 2016, radio ini sudah mulai aktif kembali setelah dibentuknya struktur organisasi, jadwal siaran, dan progam kerja. ”Berkat semangat dan kerja keras dari kru Radio TEP FM, khususnya dari mahasiswa angkatan 2014, yang juga dibantu oleh kakak tingkat yang memelopori berdirinya kembali Radio TEP agar berfungsi lagi sebagaimana mestinya,” pungkas Dicky Candra Kurniawan, Director Radio TEP.


Radio TEP ini adalah radio milik Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, yang kedudukannya di bawah naungan langsung Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan. Fasilitas yang ada dalam Radio TEP ini sebagian besar  dari Jurusan Teknologi Pendidikan itu sendiri. Tujuan dan manfaat radio ini didirikan adalah untuk memberikan informasi yang up to date di kalangan jurusan, fakultas, bahkan dalam lingkup Universitas Negeri Malang (UM). ”Apalagi dalam Jurusan Teknologi Pendidikan sendiri ada mata kuliah Audio Radio, jadi Radio TEP ini diharapkan bisa menjadi wadah dalam belajar dan menampung bakat minat serta aspirasi dari mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan di bidang radio,”ulas Dicky Candra Kurniawan.
Keanggotan  Radio TEP saat ini berasal dari mahasiswa angkatan tahun 2014 dan 2015. Akan tetapi, bagi mahasiswa baru angkatan tahun 2016 tidak usah berkecil hati, karena semester depan akan dibuka open recruitment bagi mahasiswa angkatan tahun 2016. ”Cuma karena kita di bawah jurusan, jadi untuk anggota baru yang kita ambil itu adalah khusus dari mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan,” pungkas Hayyu Desy Setiawati, Manager Financial Radio TEP.
Mengenai jadwal siarannya, saat ini radio TEP belum ada jadwal on air. Hal tersebut dikarenakan pemancarnya masih rusak, sehingga belum bisa mengudara lagi. Akan tetapi, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena pendengar masih bisa menikmati siaran off air, yaitu setiap hari Senin-Jumat. Jadi sebelum sampai ke pendengar, kru melakukan streaming terlebih dahulu. ”Jadi kita rekaman dulu, selanjutnya hasil rekaman tersebut akan di upload ke web streaming kita. Jadi yang didengar oleh pendengar itu bukan siaran langsung, melainkan siaran yang sebelumnya sudah kita rekam, ”  tutur Hayyu Desy Setiawati.
Progam kerja Radio TEP diantaranya adalah open recruitmen anggota baru, kunjungan radio, radio trip, dan masih banyak lagi. Selain aktif di radio, kru Radio TEP ini juga aktif dalam media sosial. Hal ini terbukti dengan eksisnya Radio TEP di Instagram @radiotepfm. Di sosial media tersebut, kru Radio TEP memberikan banyak sekali informasi yang mengedukasi mahasiswa seputar radio, seputar UM, serta informasi dalam lingkup yang lebih umum.
Keunggulan dari Radio TEP ini ialah menjadi salah satu alat teknologi yang akrab dengan pengguna atau pemiliknya. Pastinya banyak orang yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah duduk beramai-ramai dalam sebuah grup untuk mendengarkan radio bersama, karena biasanya radio ini sering didengarkan pada saat penikmat sedang sendiri, seperti di kamar tidur atau di mobil. Selain itu, radio juga dapat menyangkut aspek pribadi. Suara penyiar serasa lebih dekat dengan penikmat radio. Keunggulan lainnya, yaitu siaran radio yang dapat memberikan kehangatan. Banyak juga penikmat radio yang mengganggap bahwa penyiar radio adalah sosok teman, selain menyiarkan berita, juga menyiarkan kata-kata yang menginspirasi. Ada pula siaran musik untuk anak muda.
Selain keunggulan, Radio TEP ini juga memiliki sedikit kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu siaran pada Radio TEP yang sementara masih belum ada jadwal on air, jadi belum bisa mengudara. Namun kekurangan tersebut tidak membuat kru Radio TEP ini menjadi patah semangat.Dessy