Pencapaian membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Bagaimana tidak, kontingen kampus pendidikan menyapu bersih seluruh gelar jawara dalam kejuaraan nasional Astra Road Safety Challenge 2017. Pada ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh PT Astra International pada Rabu-Sabtu (22-25/2) tersebut, mahasiswa UM berhasil meraih juara satu, dua, dan tiga sekaligus.

Astra Road Safety Challenge mengajak kelompok komunitas, pelajar dan mahasiswa serta seluruh masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi dalam menyebarkan aksi-aksi positif dalam menjaga keselamatan di jalan raya.

Sang pemuncak jawara merupakan tim Edutech dari mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), disusul tim SDG dari jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan tim Tiger yang merupakan gabungan dari FIP dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menyandang peringkat ketiga.

Diakui oleh ketua tim FIP, Anton Agus Setiawan, persiapan yang dilakukan sangat mepet. “Kami mengetahui adanya lomba ini satu minggu sebelum deadline pengumpulan proposal,” ujarnya. Hal itu membuat timnya berusaha keras untuk mempersiapkan konsep dengan semaksimal mungkin. “Alhamdulillah, hasil karya kami berupa 3D and Augmented Reality Traffic Sign Program menjadi yang terbaik dalam kejuaraan ini,” ujar mahasiswa yang juga aktif di Forum Mahasiswa Bidikmisi UM ini.

“Dalam babak penyisihan kami berkompetisi dengan enam puluh kelompok peserta yang terdiri dari tiga puluh kelompok kategori mahasiswa, dan tiga puluh kelompok kategori komunitas. “Dari jumlah tersebut diambil sepuluh terbaik untuk melakukan presentasi karya di Jakarta,” lanjut Anton.

Tim yang juga beranggotakan Fitrah Izulfalaq dan Anggita Putri Ningrum ini melakukan implementasi produk mereka di salah satu sekolah dasar di kawasan Sawojajar Malang. “Kami membuat permainan ular tangga yang setiap petaknya disajikan augmented reality, seolah-olah siswa sedang berada di jalan raya,” papar Fitrah. Media yang dibuat dalam waktu sebulan tersebut, berhasil memikat para juri yang berasal dari Ikatan Motor Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Astra International, serta Hartono Sufi yang merupakan Chief Marketing Officer Modifikasi.com.

Sementara itu, tim FIK membuat monopoli yang bertajuk Safety Driving Games. Mereka yang beranggotakan Muhammad Ainurrohman, Muhammad Dwi Hidayatullah, dan Revo Adi Christianto menyatukan permainan monopoli dengan kampanye tentang keselamatan berkendara.

Lain halnya dengan tim Tiger, yang menginisiasi Gerakan Anti Diskriminasi bagi Penumpang Disabilitas. Tim ini digawangi oleh Rizal Fanany, Tsania Nur Diyana, Izzatun Navis, Nisa Yuniar, dan M. Ilham Nurhakim “Tergerak akan kondisi saat ini, bahwa hak-hak penyandang disabilitas dalam hal transportasi publik masih sangat minim impelemntasinya,” kata Rizal. Gerakan ini bermaksud untuk menyadarkan kembali masyarakat akan hak-hak penyandang disabilitas yang belum terpenuhi secara maksimal, dalam kaitannya dengan akses transportasi publik.

Salah satu wujud aksi nyata yang dilakukan oleh Tim Tiger ialah sosialisasi hak-hak penyandang disabilitas di Terminal Arjosari. “Sosialisasi berjalan lancar, semua sopir angkutan umum yang kami temui sepakat dengan gagasan yang kami angkat,” lanjut mahasiswa Biologi tersebut. “Bahkan hal yang membuat kami senang yakni mereka menunjukkan teman sesama supir angkot mereka yang belum kami temui sebelumnya”, lanjut Rizal.

Sebagai wujud komitmen akan kepedulian sopir angkutan umum, setelah kegiatan sosialisasi dilanjutkan dengan penempelan stiker anti diskriminasi di bagian badan angkot yang mudah terlihat oleh penumpang. Stiker berbentuk berbentuk persegi dengan tulisan besar Anti Diskriminasi berwarna kuning dengan latar belakang merah menegaskan bahwa angkot tersebut menjamin hak penyandang disabilitas. Stiker tersebut dibuat dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya, sehingga dapat menyala di malam hari. Arvendo