IMG_3946

Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) adalah salah satu hal yang perlu dijauhi oleh kalangan pemuda, termasuk mahasiswa sebagai agent of change di masa yang akan datang. Bahaya Napza sangat mengancam pemuda Indonesia pada masa sekarang. Pentingnya melakukan pengawasan diri maupun lingkungan dari bahaya Napza sangat diperlukan. Seperti yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Anti Napza (UKM German) yang memiliki kebulatan tekad untuk memerangi penyalahgunaan Napza.
Senin (11/09), UKM German menyelenggarakan progam kerja dalam rangkaian German Transfering Knowledge, setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan German Goes to School (GGS), kemudian disusul kegiatan kedua yaitu Focus Group Discussion (FGD). FGD mengundang 48 organisasi mahasiswa (ormawa) yang meliputi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dengan perwakilan dua mahasiswa setiap ormawa. “FGD diselenggarakan dengan tujuan ingin menampung aspirasi mahasiswa dalam mewujudkan kampus bebas narkotika, dengan mengajak seluruh ormawa. Mereka berperan sebagai fasilitator yang kemudian aspirasinya dibawa ke rektorat,” tutur Wawan, ketua pelaksana.
Kegiatan yang bertema “Siapkah kita dengan kampus bebas narkotika?” ini diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya UM dengan dibuka oleh Wakil Rektor III. Memerlukan waktu satu bulan untuk mempersiakan kegiatan ini karena terdapat beberapa hambatan dari peserta. “Kami mengalami hambatan karena minimnya respon dari ormawa, padahal kami sudah mengirim undangan jauh-jauh hari dari pelaksanaan, kurangnya minat peserta juga mempengaruhi kegiatan FGD ini,” tambah Wawan. Panitia yang terdiri atas anggota UKM German telah bekerja dengan baik, mereka mengundang beberapa demisioner terdahulu dari UKM tersebut. “Kami berharap para mahasiswa mengetahui bahaya narkotika dan bebas dari napza. Dengan diadakannya FGD ini memberikan kesepakatan bahwa kampus memberikan aksi nyata untuk menolak narkotika dan mendukung kampus bebas dari narkotika,” tambahnya.
Dengan satu bulan persiapan, panitia berhasil mengemas forum diskusi yang terkesan membosankan menjadi menarik. Dengan penataan meja melingkar di beberapa sudut ruang menambah pengemasan kegiatan ini terlihat rapi. Diskusi berjalan dengan baik karena setiap meja terdapat beberapa perwakilan ormawa yang kemudian diberi bahan diskusi untuk dirundingkan. Setelah itu, perwakilan akan menjabarkan hasil diskusi. “Diskusi kali ini dipimpin oleh Uswatun Hasanah, anggota German sebagai moderator, dalam diskusi terdapat pro kontra dan forum perdebatan, setelah itu kembali ke forum diskusi kecil dengan bahasan diskusi aksi nyata dan dijabarkan kembali hasilnya,” ujar Tiwi, Sie acara FGD. Setelah mendapat kesepakatan diadakan petisi yang ditandatangani oleh seluruh ormawa kemudian diserahkan kepada Wakil Rektor III untuk kemudian diproses supaya menjadi aksi nyata yang bukan hanya sekadar aspirasi belaka.
Hasil akhir dari kegiatan tersebut adalah dilakukannya tes urine. Masing-masing ormawa bergerak sesuai bidang masing-masing dalam upaya sosialisasi bahaya narkotika terhadap mahasiswa UM yang dikomando oleh German. “Acaranya menarik dan bermanfaat bagi mahasiswa, diskusi yang terkesan membosankan jadi terlihat menarik mungkin karena temanya juga menarik,” ungkap Yoga, salah satu peserta FGD.Amey