DSC_0264

Senin (05/03), kru majalah Komunikasi adakan kunjungan ke PT Smart Media dan Redaksi Majalah Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS). Dari sana, kru Komunikasi bertemu dengan kru PT Smart Media yang awalnya adalah Lembaga Sosial Solo Peduli. Berawal dari lembaga tersebut, lahirlah majalah Hadila yang awalnya diberikan kepada donatur saja. Sejak awal berdiri, majalah keluarga ini dikhususkan untuk menyasar kaum muslim.


Pada tahun 2015, majalah Hadila melahirkan ‘anak baru’ bernama majalah Cilukba yang dikhususkan untuk anak-anak usia Sekolah Dasar (SD). Pada dasarnya, majalah ini ingin menerjang arus dan mengibarkan namanya saat minat baca majalah mulai turun karena tergeser oleh arus globalisasi. Tentunya dengan diimbangi ide dan cara yang kreatif.
Desain majalah Cilukba dibuat dengan warna yang menarik perhatian supaya anak-anak tertarik untuk membaca. Tentunya dengan sajian konten yang ceria untuk belajar sembari bermain. Majalah ini dipasarkan di kalangan ibu-ibu muslim untuk membantu memancing imajinasi anak sejak dini. Tak hanya itu, PT Smart Media juga menerbitkan majalah Cilukba junior yang dikhususkan untuk anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Majalah tersebut mengajak anak untuk mengenali abjad, mewarnai, dan meneladani cerita-cerita bernilai islami yang inspiratif.
PT Smart Media juga mengajak para remaja Islam menuju takwa dengan menerbitkan majalah Smart Teen. Majalah ini disajikan dengan rubrik materi Islam yang inspiratif dan kekinian. Untuk para lansia, perusahaan media ini juga menerbitkan majalah Golden. Majalah Komunikasi UM telah banyak belajar dari inovasi PT Smart Media untuk mengembangkan minat baca masyarakat dari berbagai kalangan.
Seusai dari PT Smart Media, kru majalah Komunikasi menuju ke FISIP UNS. Sampai sana, kru majalah Visi (UNS) menyambut  hangat kehadiran kru kami. Di sana kami berdiskusi untuk meningkatkan kreativitas dan daya tarik majalah. Kru majalah Visi sangat mengapresiasi kehadiran kami untuk belajar bersama.
“PT Smart Media memberi kita motivasi untuk terus berkembang pesat melalui kreativitas-kreativitasnya. Salah satu senior jajaran pembina majalah Visi juga memberikan pelajaran bahwa saat ini media cetak eranya sudah berakhir, karena saat ini merupakan era digital, tapi tidak berarti bahwa media cetak harus ditinggalkan. Saya berharap dengan adanya kunjungan kali ini bisa meningkatkan daya aktif kru majalah Komunikasi untuk berpikir dan menggarap sungguh-sungguh media online Komunikasi,” ujar  Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil.I. selaku penyunting majalah Komunikasi yang juga dosen Sastra Arab tersebut.Cintya