Liburan kuliah menjadi saat yang tepat untuk beristirahat dan melepas penat setelah rutinitas kuliah yang padat. Biasanya, para mahasiswa pulang ke rumah saat libur kuliah. Ada juga yang pergi piknik atau berwisata untuk sekadar refreshing. Sebenarnya ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi liburan agar lebih berkesan dan bermanfaat, seperti mengikuti kegiatan sosial yang diadakan oleh beberapa komunitas mahasiswa di sekitar Universitas Negeri Malang (UM).

Peduli Malang 5
Komunitas yang bergerak dalam kegiatan sosial di antaranya Indonesian Youth Opportunities International Networking (IYOIN), Katalis Pendidikan, dan Gerakan Dongeng Malang (Gendong). IYOIN chapter Malang berdiri karena adanya satu pemikiran yang sama mengenai dibutuhkannya wadah yang dapat menampung  sekaligus mewujudkan harapan bangsa Indonesia dalam dunia internasional. Pemikiran yang sama tersebut dituangkan dalam satu bentuk komunitas berisi mahasiswa Indonesia yang dikenal sebagai IYOIN. “IYOIN ingin memberi kontribusi positif bagi bangsa Indonesia melalui gerakan jaringan internasional, yang mana dalam penerapannya terfokus pada empat bidang, yakni pendidikan, sosial, kepemudaan, dan jaringan internasional itu sendiri,” ungkap Thufeil Abdul Qodir, Executive Director IYOIN. Mengikuti salah satu progam kerja IYOIN di saat liburan merupakan alternatif yang bagus. IYOIN mempunyai progam kerja Peduli Indonesia yang merupakan kegiatan bakti sosial serentak dengan skala nasional berupa gerakan mengajar satu hari. Bentuk bakti sosial lainnya dengan pemberian bantuan di sekolah terpencil dan serba kekurangan di suatu daerah dan Online/Offline Lecture (OLEC) yang diadakan bertepatan bulan Ramadan dengan tema “Pengalaman Menjalani Ramadhan di Negeri Jerman”.
Ada pula komunitas Katalis Pendidikan yang berdiri karena melihat kesenjangan pendidikan di desa dan di kota. Komunitas ini juga melihat kurangnya semangat melanjutkan sekolah yang dipengaruhi ekonomi dan pola pikir masyarakat desa. “Kami bertujuan mengurangi kesenjangan pendidikan antara di desa dan di kota dengan mengubah pola pikir masyarakat desa mengenai pendidikan dan semangat belajar maupun lanjut sekolah yang akan berdampak terhadap kemajuan desa tersebut,” tutur Mauludi Lutfi selaku anggota Katalis Pendidikan.Cara yang mereka tempuh dengan menanamkan nilai-nilai semangat belajar, berkreasi, sekolah adalah investasi terbaik, menebar kemanfaatan untuk sesama, dan berahklak mulia. Saat libur kuliah, Katalis Pendidikan memiliki program kerja Katalis Pendidikan Berbagi. “Kita memiliki progam Katalis Pendidikan Berbagi dengan menyumbangkan kebutuhan seperti alat tulis, buku, seragam, uang tunai, dan sembako. Harapannya, anak-anak di desa memiliki semangat sekolah yang tinggi sehingga mengurangi angka putus sekolah di Indonesia,” tambah Mauludi.
Komunitas lainnya, yaitu Gerakan Dongeng Indonesia (Gendong). Komunitas ini berusaha kembali mengeksiskan budaya mendongeng di kalangan anak-anak. Alasan lain terbentuknya Gendong ini karena mendongeng sejatinya berbagi cerita dan setiap orang bisa melakukannya. Bentuk kegiatatan yang dilakukan seperti Gendong Goes To Car Free Day/Park/ Library dan Gendong Collaborate untuk memperluas jaringan Gendong. Anak-anak dan para orang tua merasa senang dan terhibur dengan adanya kegiatan mendongeng ini. Tentunya dengan bergabung di komunitas ini menjadikan liburan lebih bermanfaat.Amey