Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (FS UM), menggelar seminar wayang yang bertempat di Aula AVA Gedung E6 Lantai 2 FS UM, pada Sabtu (7/7). Seminar wayang kali ini mengangkat tema “Wayang dalam Buku, Tak Kenal maka Tak Wayang”. Acara ini diperuntukkan semua kalangan.

Sujiwo Tejo di Aula AVA FS UM

Sujiwo Tejo di Aula AVA FS UM

Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia (JSI) FS UM, Dr. Martutik, M.Pd., menyambut baik seminar wayang kali ini. Melalui kegiatan ini, ia juga berharap dapat mengajak semua kalangan khususnya generasi muda untuk mempertahankan budaya wayang yang mulai ditinggalkan generasi muda. Kegiatan ini direncanakan berkelanjutan, tetapi untuk waktu kegiatan belum ditentukan.

“Pengenalan budaya wayang perlu untuk generasi muda agar dapat lebih mengenal, mencintai, dan tergerak untuk melestarikan budaya wayang serta menjalankan hidup lebih baik lagi yang berguna untuk bangsa dan negara,” imbuh Dr. Martutik, M.Pd.

Foto bersama Sujiwo Tejo

Foto bersama Sujiwo Tejo

Seminar ini merupakan program kerja sama dengan stakeholder Paguyuban Bank Central Asia (BCA) Pecinta Wayang Indonesia. Acara tidak berhenti pada seminar ini saja, tetapi dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikutnya. Acara ini dimeriahkan oleh pemateri yang sangat kredibel di bidangnya yakni, Sumari S.Sn., M.M., Sekretaris Umum Sena Wangi, Sujiwo Tejo dari kalangan budayawan sekaligus artis, serta Pitoyo Amrih seorang novelis wayang.

Dalam konteks yang spesifik, pemateri seminar memaparkan bahwa budaya wayang merupakan budaya yang bernilai (adiluhung) yang harus dilestarikan. Mengingat wayang di zaman now sudah mulai luntur dalam kalangan generasi muda, maka perlu diadakannya kegiatan semacam ini guna membangun rasa cinta terhadap budaya Indonesia khususnya budaya wayang. Seperti kata mutiara oleh Sujiwo Tejo yang sangat menginspirasi yakni “Hidup itu seperti pagelaran wayang, di mana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhanmu”.

Karina Okta Bella