Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) melakukan aksi nyata dengan mendirikan Sekolah Bhinneka Tunggal Ika. Sekolah ini terinspirasi dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dirancang oleh Riski Aulia Z., Siti Marifah, Cindy Desi F. S., M. Khafid Febriyanto, dan Deny Adhka. Ide ini berangkat dari keprihatinan keempat mahasiwa tersebut terhadap pendidikan anak di Dusun Blendongan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Sekolah ini dinamakan Bhinneka Tunggal Ika karena masyarakatnya terdiri atas berbagai latar belakang agama dan latar belakang ekonomi yang diperbolehkan untuk datang ke sana.

IMG-20180505-WA0034

Selain itu, pembelajaran di sekolah ini juga menanamkan nilai-nilai pancasila dan bhinneka tunggal ika. Tujuan diadakannya program sekolah kebhinnekaan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak usia dini di Dusun Blendongan. Hal ini mengingat pentingnya pendidikan pradasar yang akan menjadi pengetahuan awal bagi anak-anak. Terlebih, di dusun ini tidak  terdapat pendidikan pradasar untuk anak usia dini, baik tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Taman Kanak-kanak (TK).
Orang tua dari anak-anak Dusun Blendongan lebih memilih tidak menyekolahkan anaknya disebabkan letak lembaga pendidikan pradasar yang terdekat dari pemukiman warga berada di Dusun Sidoluhur dengan jarak 3 km dari Dusun Blendongan. Selain jarak yang jauh, akses menuju sekolah TK dan PAUD juga sulit. Mereka harus melewati jalanan naik-turun karena Dusun Blendongan terletak di kaki Gunung Arjuno.
Pada bulan lalu (2/5), mahasiswa-mahasiwa tersebut telah melakukan sosialisasi kepada para orang tua dan perangkat desa mengenai program Sekolah Bhinneka Tunggal Ika yang mereka gagas. Satu minggu kemudian, Sabtu (12/5), mereka melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang pertama bersama anak-anak Dusun Blendongan. Sistem pengajaran yang digunakan  yaitu belajar sambil bermain. Sistem tersebut dirasa paling tepat untuk diterapkan pada anak usia dini. Anak-anak masih dalam tahap perkembangan aspek psikomotorik.
Selama tiga kali pertemuan, anak-anak diajari berhitung, mewarnai, dan belajar huruf abjad. Di samping itu, anak-anak juga ditanamkan sikap pancasilais dengan menggunakan media pembelajaran berbasis bhinneka tunggal ika. Program ini akan rutin dilaksanakan pada hari Rabu dan Sabtu
“Kami mempunyai motto untuk program ini, yaitu menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan. Mengingat masih banyak anak-anak di daerah perbatasan yang sangat minim memperoleh pendidikan,” ujar Siti Ma’rifah, salah satu anggota penggagas program Sekolah Bhinneka Tunggal Ika. Ma’rifah dan teman-temannya berharap dapat membantu anak-anak Dusun Blendongan untuk menjadi anak yang cerdas, berprestasi, dan mampu membawa nama harum bangsa Indonesia di kancah internasional.Cintya