Tepat pada 26 Juni lalu diperingati sebagai Hari Anti Narkotika Internasional. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Mahasiswa Anti Napza (German) Universitas Negeri Malang (UM) memperingatinya dengan mengadakan Seminar Nasional Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) pada Sabtu (15/9). Bertempat di aula Gedung A3 UM, seminar nasional (Semnas) ini mengambil tema “Prepare Yourself to Fight Indonesian Emergency Drugs”.

Pengambilan tema kegiatan dilatarbelakangi oleh isu yang berkembang sejak beberapa tahun terakhir bahwa Indonesia mengalami darurat narkoba, tetapi banyak mahasiswa masih belum mengetahui bahaya darurat narkoba yang sebenarnya. Penangananan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan aparatur penegak hukum dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba sudah maksimal, sekarang waktunya mahasiswa untuk ambil bagian agar barang berbahaya ini tidak sampai ke generasi muda. Semnas HANI ini memiliki tiga tujuan khusus, yaitu untuk memperingati HANI, memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait bahaya penyalahgunaan narkoba, dan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan perannya dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Mendatangkan pemateri dari berbagai kalangan yang bergerak di anti kenapzaan membuat Semnas ini disambut antusias oleh para peserta. AKBP Ria Damayanti, S.H,. M.M. selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jatim sebagai pemateri pertama menyampaikan, kampanye untuk upaya pencegahan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat sangat perlu digerakkan. Pada awalnya, seseorang bisa terjerumus ke narkoba dari coba-coba dan karena pengaruh teman yang memakai obat terlarang, tetapi lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan dan menjadi ketergantungan. “Jadikanlah BNN sebagai rumah kedua bagi kita yang peduli tentang masalah narkoba yang sedang terjadi,” pesannya. Materi kedua disampaikan oleh Drs. Subekhi Hadi Purnomo, M. Pd., Penggagas Kampus Bebas Napza Politeknik Negeri Malang (Polinema). Ia menyampaikan materi tentang “Mahasiswa dan Dinamika Tantangan Masa Depan”. Dalam setiap kegiatan mahasiswa perlu ada pengayom untuk mengawasi dan membimbing mahasiswa agar jauh dari pengaruh negatif pemakaian obat-obatan terlarang. “Act yourself! Mulailah bergerak melakukan pencegahan di masyarakat,” pesannya. Menurutnya, di kalangan mahasiswa, kampanye “No Smoking” juga perlu dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang bahaya rokok sebagai awal ketergantungan pada zat adiktif.
Donny Andreas, seorang Aktivis Pencegahan Napza Fasilitator Adiksi dan HIV/AIDS hadir sebagai pemateri ketiga. Hadir pula Adicahya Wisnu P., Duta Anti Narkoba dari Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) Jawa Timur 2018 sebagai moderator. “Diharapkan, setelah mengikuti semnas HANI mahasiswa turut berperan aktif dalam perjuangan bersama melawan penyalahgunaan narkoba,” ungkap Makin selaku Ketua Pelaksana Semnas HANI. Tanzilla