Sebagai puncak acara sekaligus penutupan Conducting Masterclass bersama Nicolas Fink, 14 konduktor Indonesia memperlihatkan kemampuan mereka dalam dua konser bersama paduan suara universitas dan ansambel masing-masing di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu (29/9). Keempat belas konduktor yang telah terpilih bekerja sama dengan Paduan Suara Mahasiswa Satata Çakti (PSM SSÇ) UM dan PSM Brawijaya.

Konser pertama berlangsung pukul 15.00-17.00 WIB dan konser kedua pukul 19.00-21.00 WIB. Pada setiap konser, masing-masing konduktor membawakan dua lagu yang berbeda. Turut hadir Wakil Rektor III UM, Dr. Syamsul Hadi, M.Pd, M.Ed. dan Direktur Regional Goethe-Institut wilayah Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru, Dr. Heinrich Blömeke dalam perhelatan konser tersebut. Konser disajikan dengan gaya ala konser repertoar paduan suara Jerman, seperti karya-karya Schütz, Reger, Mahler, Johann Sebastian Bach, dan Brahms yang telah mereka pelajari di kelas master.
Ditemui saat siaran pers pada Jumat (28/9), Elizabeth Soegiharto, Koordinator Program Budaya Goethe-Institut Indonesien mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan karena pada sebelumnya Goethe-Institut Indonesien menyelenggarakan Jerman Fest pada 2015 bekerja sama Nicolas Fink. Saat Nicolas Fink melatih beberapa paduan suara di Jakarta, Bandung, dan Medan, Fink menemukan suatu fakta bahwa paduan suara Indonesia berkualitas bagus, namun masih harus dilatih. “Ide itu kemudian disampaikan kepada kami (Goethe-Institut Indonesien, red.) dan kami sebagai pusat kebudayaan Jerman, kita pikir itu ide yang menarik,” ulas wanita yang akrab disapa Caca Tersebut. Setelah adanya survei, Goethe-Institut Indonesien menilai PSM SSÇ UM sangat berbakat. Penilaian tersebut juga didasarkan pada video yang dikirim Goethe-Institut Indonesien.
Penonton yang hadir turut antusias menikmati alunan konser, terbukti gemuruh suara tepuk tangan penonton mengapresiasi pembawaan lagu Ich bin der Welt Abhanden Gekommen oleh Daniel Ekasaputra Ongkowijoyo, Konduktor asal Jakarta dan Anggota PSM SSÇ UM. Maura Salmaa Amalia, penyanyi alto PPSM SSÇ UM menuturkan bahwa dirinya sangat senang bisa menjadi bagian dari kegiatan ini. “Ya senengnya banyak banget pelajaran yang didapatkan, tapi ya gitu capek karena biasanya sampai 8 jam sehari nyanyi,” ulas wanita kelahiran Sidoarjo tersebut. Selain belajar bernyanyi dari konduktor, Maura juga mengatakan bahwa selama latihan ia diajari untuk selalu berpikir positif dan berkata positif kepada siapapun. “Selain belajar dari nyanyi-nyayi, kita juga selalu diajari buat selalu positive thinking dan berkata positif pada siapapun, jadi ga boleh ngomong negatif,” tutup Maura. Irkhamin