oleh Nailul Insani

Masih ingat sosok Soe Hok Gie?? Di jamannya Soe Hok Gie merupakan simbol semangat perubahan dan perbaikan dari kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa yang berani menentang kediktatoran kepemimpinan di masa itu. Saat mendengar kata mahasiswa, yang terbayang di benak kita adalah sekelompok generasi muda berilmu dengan semangat perbaikan dan perubahan. Semangat dan energi positif yang dimiliki generasi muda, khususnya mahasiswa adalah modal sosial (social capital) yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas dan kesejahteraan sebuah bangsa.


Pada era modern seperti sekarang, energi positif dan semangat perjuangan mahasiswa tidak lagi begitu elegan jika hanya dilakukan dengan aksi turun ke jalan, tetapi perlu dengan inovasi gagasan dan karya nyata baik dalam ilmu pengetahuan maupun pengabdian masyarakat. Energi berlebih tersebut dapat menjadi social capital yang luar biasa jika digunakan untuk mengisi ruang-ruang pembangunan di negara ini. Kita tidak boleh lupa bahwa masyarakat Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang sama-sama memiliki kewajiban untuk menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan di dunia. Salah satu program pembangunan berkelanjutan yang ada di dunia dan melibatkan berbagai negara adalah SDGs.
Program Pembangunan Berkelanjutan atau yang biasa kita kenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda global lanjutan, menggantikan Millennium Development Goals (MDGs) yang sudah mengubah wajah dunia dalam 15 tahun terakhir, termasuk di Indonesia. Dalam SDGs memuat 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dengan tenggang waktu yang telah di tentukan. Tujuan tersebut diantaranya (1) No poverty, (2) Zero hunger, (3) Good health well-being, (4) Quality education, (5) Gender equality, (7) Affordable and clean energy, (8) Decent work and economic growth, (9) Industry, innovation and infrastructure, (10) Reduce inequality, (11) Sustainable cities and community, (12) Response, consumption and production, (13) Climate action, (14) Life below water, (15) Life on land, (16) Peace, justice, and strong institutions, (17) Partnership for the goals.
SDGs adalah agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia dan planet bumi. Disepakati 193 negara anggota, saat pertemuan dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) September 2015. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda for Sustainable Development or SDGs) mencakup skala universal, dengan kerangka kerja yang utuh dalam membantu negara-negara di dunia menuju pembangunan berkelanjutan, melalui tiga pendekatan, yaitu pembangunan ekonomi, keterbukaan dalam tatanan sosial, serta keberlangsungan lingkungan hidup. SDGs jangan dilihat sebagai wacana dunia internasional semata, melainkan juga suatu langkah sistematis guna menjaga eksistensi kehidupan manusia sebagai khalifah (kata khalifah bisa juga di ganti pemimpin) di muka bumi. Tujuan utama SDG adalah kemaslahatan semua umat manusia tanpa melihat latar belakang agama, suku, bangsa ataupun budaya.
Jika berbicara tentang kuantitas, mahasiswa hanya bagian kecil dari masyarakat dunia yang memiliki kewajiban mewujudkan tujuan SDGs. Walaupun secara kuantitas jumlahnya cukup kecil, tetapi secara kualitas, mahasiswa merupakan modal sosial yang dapat diperhitungkan dan dapat “diandalkan” untuk dapat mewujudkan percepatan tujuan SDGs di Indonesia. Mahasiswa harus mampu menjadi “agen percepatan” perwujudan SDGs yang dapat menyentuh langsung lingkungan disekitarnya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai agen percepatan perwujudan SDGs diantaranya dapat dimulai dari memberi pemahaman mengenai tujuan SDGs kepada orang-orang di sekitarnya. Dimulai dari lingkungan terkecil di kampus seperti kelas, kelompok belajar, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), maupun organisasi kepemudaan di lingkungan rumah seperti di Karang Taruna, remaja masjid dan lain-lain. Berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki dari bangku kuliah dengan berbagai latar belakang minat studi dan jurusan merupakan kekayaan ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat dan mempermudah perwujudan SDGs.
Kebiasaan membaca dan menulis yang dimiliki mahasiswa dapat dikembangkan dalam membuat karya dan ide-ide kreatif dalam mewarnai setiap tujuan SDGs, khususnya dalam hal riset dan tulisan. Semangat dan energy positif dapat yang dimiliki mahasiswa dapat menjadi langkah awal yang baik untuk memulai mensosialisasikan dan membangun kesadaran di lingkungan terdekatnya sampai pada akhirnya dapat mempengaruhi lingkungan yang lebih besar. Semakin banyak orang yang tahu dan paham tujuan SDGs, semakin mudah tujuan SDGs itu dapat terwujud.
Penulis adalah Dosen Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang