Seiring perkembangan zaman, anak-anak mulai ketergantungan pada penggunaan gawai. Hal ini tentunya mengurangi kualitas interaksi sosial anak-anak dengan sesamanya dan lingkungan sekitar. Hal inilah yang membuat tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang (KKN UM) mengadakan program kerja “Memperkenalkan Kembali Permainan Tradisional” di RA Miftahul Huda, Desa Ketawang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang sejak Senin (27/5). Hadirnya permainan tradisional memiliki banyak manfaat untuk dimainkan oleh anak-anak ketimbang gawai. Anak-anak dapat tetap berolahraga di tengah permainan mereka yang menghibur. Memainkan permainan tradisional menuntut anak-anak untuk terus bergerak, sehingga mereka tidak hanya memainkan jari jemarinya saja. Adanya program kerja ini juga bertujuan untuk melatih kepekaan sekaligus melatih keterampilan psikomotorik anak.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut. Antusiasme anak-anak cukup tinggi, terlihat dari partisipasi mereka mengikuti permainan tradisional yang sedang berlangsung. Ada 4 permainan tradisonal yang dimainkan dalam program ini diantaranya gubag sodor, lompat tali, engklek, dan boi-boian. Permainan-permainan tersebut cocok dimainkan oleh anak seusia mereka. Permainan ini dilaksanakan pada kelas A dan kelas B. Kelas B yang beranggotakan murid sebanyak 36 anak dibagi dalam dua kelompok. Permainan tersebut dilakukan secara bergiliran tiap regu. Sedangkan pada kelas A permainan diterapkan oleh seluruh anak. Ima, salah satu murid dari kelas A, mengaku sangat senang dengan adanya permainan tradisional ini karena sebelumnya mereka belum pernah memainkan permainan tradisional. Tidak hanya permainan tradisional yang diperkenalkan di sana, mahasiswa KKN UM juga membantu menghias seluruh kelas pada kelas A dan B. Kegiatan menghias kelas A dilaksanakan pada hari Senin, sedangkan pada kelas B dilaksanakan pada hari Rabu. Kegiatan menghias kelas ditujukan demi memperindah ruangan belajar sekaligus memberikan suasana baru bagi anak-anak. Keikutsertaan anak-anak dalam menghias kelas juga dimaksudkan meningkatkan kreatifitas anak-anak.

Kegiatan yang diikuti oleh murid-murid RA Miftahul Huda dapat dikatakan sukses. Mereka memperlihatkan raut wajah yang bersemangat, ceria, gembira, hingga berteriak kegirangan, dan dapat melupakan keberadaan gawai. Kegiatan tersebut membuat mereka merasakan jatuh bangun sampai berkeringat. Namun hal tersebut tidak mengurangi semangat mereka dalam mengikuti permainan tradisional yang memang seharusnya dimainkan oleh anak-anak usia mereka.

Pewarta: Neni Citra Dewi