Lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh peserta membuka kegiatan seminar nasional di Graha Cakrawa Universitas Negeri Malang (UM) pada Senin (8/4). Seminar yang diikuti oleh 1.700 mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) menghadirkan pemateri Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. selaku Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Prof. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.
Dekan FIP UM, Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd. mengatakan bahwa seminar nasional ini sangat penting untuk memberikan penguatan karakter bagi para mahasiwa yang berjiwa pancasila. Tidak hanya pada saat perkuliahan, tetapi juga pada seminar seperti ini. “Tentu saja dengan kegiatan tersebut akan menguatkan pendidikan karakter dengan lebih baik dan mengamalkannya dalam kehidupan berbangsa,” tandasnya. Hal tersebut diperkuat oleh Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. selaku Rektor UM. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa UM diamanahi sebagai pusat inovasi belajar. UM selalu mengembangkan dan memperbaharui sistem pembelajaran hingga sekarang, yaitu dengan adanya kurikulum berbasis kehidupan. “Adanya kurikulum kehidupan akan menjawab tantangan 4.0 dengan menerapkan pengetahuan wawasan kebangsaan dalam segala kiprah kita,” ujarnya.
Pancasila harus menjadi landasan epistemologi  pendidikan. Hal ini sangat diperlukan. Mengingat, sejak 1917 sejumlah anak muda yang tergabung dalam Trikoro Dharma (yang kemudian menjadi Jong Java, red.) sudah berprinsip sakti, bukti, bakti. “Apalagi hakikat pendidikan itu untuk hidup. Maka menjadikan pendidikan tersebut bersifat nasional sehingga basis keilmuan sesuai dengan visi dan misi kebangsaan tidak bisa lepas dari karakter,” ungkap Hariyono.
Penyampaian materi kedua dilanjutkan oleh Prof. Masdar Hilmy. Mahasiswa masih dengan khidmat menyimak. “Pancasila itu dengan agama dan negara. Di mana agama tidak boleh mendominasi negara, demikian pula sebaliknya. Sehingga pola yang harus dipahami pada revolusi industri 4.0, kita tidak anti globalisasi, tetapi global tidak boleh mendominasi kepentingan nasional. Apalagi di UM sejak tahun 2016 mengembangkan kurikulum berbasis kehidupan, maka basis kehidupannya itu nilai-nilai Pancasila,” jelas Masdar.
Pada akhir acara, moderator memimpin para peserta untuk menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. “Indonesia sedang rapuh, mari perkuat jati diri bangsa dengan karakter kebangsaan yang tertanam dalam diri,” tutup Masdar. Amey.