oleh Maqhrisa Rusma

Beberapa waktu lalu, dunia perfilman mulai dibuat penasaran dengan diangkatnya sebuah kisah pendekar khas nusantara yang sempat melegenda pada era 80/90-an ke layar lebar. Hal ini dikarenakan sejak lebih dari satu dekade sudah, kisah superhero dari negara asing semakin menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak sedikit anak-anak zaman now yang tidak mengenal kisah pendekar-pedekar legendaris di negaranya sendiri. Tentu sangat miris ketika kisah superhero negara asing perlahan mulai memudarkan kisah pendekar yang sudah memasyarakat sejak dulu di Indonesia.
Bermula dari kisah saat sekumpulan penjahat mulai merampok serta membantai habis penduduk suatu kampung. Di antaranya terdapat sepasang suami isteri, Ranaweleng (Marcell) serta Suci (Happy) yang tak luput menjadi korban kejahatan perampok tersebut. Namun ketika sang perampok bermaksud memusnahkan putra Ranaweleng ke perapian, hal tersebut justru digagalkan oleh Sinto Gendeng (Ruth). Sinto yang merawat dan mendidik anak tersebut yang telah ia beri nama Wiro Sableng (Vino).
Hingga suatu hari, ketika dirasa sudah waktunya Sinto memberikan ijin kepada Wiro untuk berkelana mengetahui kehidupan yang sesungguhnya di luar sana. Ia ingin agar Wiro tidak seperti anak muridnya dahulu yang terlalu ambisius hingga saat ini menjadi penjahat yang terus meneror masyarakat di luar sana. Sinto memberikan kapak naga geni 212 dan batu hitam sebagai senjata Wiro. Sebelum ia pergi Wiro berjanji untuk membawa Mahesa Birawa (Yayan) ke hadapan Sinto. Kepergian Wiro di iringi harapan kebaikan dan doa agar ia terus berpegang pada ajaran yang telah diberikan Sinto.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan pendekar perempuan, Anggini (Sherina) yang akhirnya ikut bersamanya mencari Mahesa Birawa. Sementara itu, bermil-mil dari persembunyian Sinto terdapat kerajaan yang tengah bergejolak. Raja Kamandaka (Dwi) cemas karena Pangeran (Yusuf) dan Rara Murni (Aghniny) belum pulang dari penyamarannya. Tujuan penyamaran mereka agar rakyat tidak mengetahui kedatangan mereka sehingga tidak berpura-pura terhadap suatu kondisi yang selama ini terus disembunyikan apabila kedatangan raja atau kalangan istana untuk melihat kondisi rakyat. Mereka menyamar agar dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya. Namun raja tidak menyadari ada rencana pembunuhan pangeran serta kudeta untuk menggulingkan pemerintahan. Rencana tersebut ternyata melibatkan seseorang yang telah dicari oleh Wiro.
Selain menceritakan bagaimana perjuangan dan kerja sama para pendekar dalam mewujudkan janjinya kepada sang guru, film ini juga menggambarkan bahwa nilai terpenting pada saat kita membantu orang lain adalah dengan keikhlasan tanpa mengharap apa pun. Menggambarkan sosok pendekar yang kukuh pada ajaran yang diyakininnya serta pendiriannya untuk terus mengamalkan kebaikan dengan menolong sesama.
Film garapan sutrada Angga Dwimas Sasongko ini menggandeng sejumlah aktor dan aktris ternama Indonesia yang tidak diragukan lagi kemampuannya dalam beradu peran. Sejumlah artis tersebut ialah Yayan Ruhian, Vino G. Bastian, Sherina Munaf, Ruth Marini, Marcell Siahaan, Happy Salma, serta Marsha Timothy. Film yang diproduseri oleh Sheila Timothy ini telah rilis pada 30 Agustus 2018 lalu.
Film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 merupakan cerita laga atau bergenre aksi petualangan. Ditampilkan dengan alur cerita yang mengalir bersamaan dengan pengenalan para tokoh yang dibuat secara alami dan menyatu dengan alur cerita. Dilengkapi dengan adegan-adegan silat yang diiringi dengan musik serta faktor CGI (Computer Graphic Image) menambah kesan ciamik yang menjadikan filmi ini tidak kalah dengan film aksi garapan negara asing. Film ini patut diapresiasi karena semua bagian, termasuk kostum, artistik, faktor efek visual, dan musik dibuat sesuai dengan karakter dan situasi dengan alur cerita. Dengan ditayangkannya film ini diharapkan dapat mengangkat kembali kisah-kisah superhero yang ada di Indonesia sebagai bagian dari warisan kekayaan nusantara dan kebanggaan rakyat Indonesia. Karena penting bagi generasi muda mengenali lebih dalam keragaman dan kekayaan nusantara melalui cerita rakyat Indonesia, salah satunya melalui tayangan film.


Penulis adalah Juara III Kompetisi Penulisan Pustaka Majalah Komunikasi dan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UM.