Mewujudkan hidup sehat dan bersih menjadi pusat perhatian warga dan pemerintah Desa Ngabab. Hal itu dilakukan untuk menunjang program “Desa Wisata Ngabab” serta menarik minat warga yang berasal dari luar desa. KKN UM turut berperan dalam aksi tersebut. Dengan beranggotakan 19 mahasiswa, mereka mengupayakan agar dapat mendapatkan solusi terbaik demi terciptanya Desa Wisata yang diinginkan warga dan pemerintah setempat. Wujud nyata dari upaya itu dengan melakuakan pemilahan sampah organik dan anorganik, pengolahan kompos, serta merintis bank sampah. Tidak serta merta, perencanaan serta pelaksanaan program dirancang melalui beberapa tahapan.
Tahap pertama, melakukan ekspedisi Desa. Ekspedisi ini dilakukan selama seminggu untuk menjelajahi setiap sudut yang ada di Desa Ngabab. Tujuannya untuk mencari bibit-bibit permasalahan mengenai sampah yang dialami oleh warga desa. Cara yang dilakukan dengan membentuk tim-tim kecil yang diterjunkan langsung ke rumah warga. Setelah didapatkan data mengenai masalah sampah, data tersebut ditampung dan dimasukkan dalam laporan sementara.
Tahap kedua, melakukan survei. Survei ini dilakukan selama seminggu untuk mencari atau menggali informasi lebih dalam mengenai permasalahan sampah yang ada di Desa Ngabab. Survei tersebut menghasilkan data berupa informasi mengenai permasalahan dan cara pemecahan masalah sampah yang dialami warga. Data yang diperoleh akan diproses melalui identifikasi dan analisis masalah.

Tahap Ketiga, identifikasi dan analisis masalah. Identifkasi dan analisis masalah digunakan untuk merancang data menjadi data konkret. Data tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur seberapa besar masalah sampah yang dihadapi Desa Ngabab. Tolok ukur tersebut dapat menjelaskan secara detail mengenai permasalahan sampah yang dihadapi warga.

Dari tahapan di atas, maka telah didapatkan data lengkap mengenai masalah sampah di Desa Ngabab. Tahapan tersebut dibentuk menjadi kajian mengenai sampah di Desa Ngabab. Kajian ini menghasilkan data bahwa Desa Ngabab perbulannya menghasilkan sampah seberat 141 Ton. Sedangkan, daya tampung TPST hanya sekitar 50 Ton.
Dapat dikatakan bahwa TPST tidak akan dapat menampung semua berat sampah selama satu bulan di Desa Ngabab. Hal ini akan berdampak negatif terhadap berlangsungnya kesehatan lingkungan di Desa Ngabab. Selain itu, juga akan menghambat berkembangnya program desa wisata.

Dikarenakan awal mula masalah sampah di Desa Ngabab adalah pembuangan sampah organik sembarangan dan kurangnya pemahaman warga mengenai pemilahan sampah, maka KKN UM melakukan sosialisasi dan pelatihan. Selain kegiatan sosialisasi dan pelatihan, KKN UM juga menerbitkan buku panduan pengolahan kompos dan bank sampah.

Kontributor: KKN Desa Ngabab